Eine Plattform für die Wissenschaft: Bauingenieurwesen, Architektur und Urbanistik
Jurnalisme Bencana di Indonesia, Setelah Sepuluh Tahun
Indonesia adalah salah satu negeri rentan bencana. Ketika sebuah bencana teijadi, masyarakat selalu ingin tahu tentang berbagai hal mengenai bencana tersebut, misalnya tentang penyebab, korban, kerugian, dampaknya secara luas, penanggulangan, dan lainnya. Dalam situasi ketidakpastian yang ditimbulkan bencana, kebutuhan masyarakat terhadap berita-berita bencana akan meningkat tajam. Kebutuhan informasi seputar bencana yang meningkat tajam ini menggerakkan liputan bencana yang intensif dari media mass a. Media- media di Indonesia masih menunjukkan euforia saat memberitakan bencana. Sebagian besar media hanya mengeksploitasi bencana sebagai ‘kisah satir yang menghibur’, dengan bjerbagai praktik dramatis asi, demi kepentingan akumulasi modal semata.
Jurnalisme Bencana di Indonesia, Setelah Sepuluh Tahun
Indonesia adalah salah satu negeri rentan bencana. Ketika sebuah bencana teijadi, masyarakat selalu ingin tahu tentang berbagai hal mengenai bencana tersebut, misalnya tentang penyebab, korban, kerugian, dampaknya secara luas, penanggulangan, dan lainnya. Dalam situasi ketidakpastian yang ditimbulkan bencana, kebutuhan masyarakat terhadap berita-berita bencana akan meningkat tajam. Kebutuhan informasi seputar bencana yang meningkat tajam ini menggerakkan liputan bencana yang intensif dari media mass a. Media- media di Indonesia masih menunjukkan euforia saat memberitakan bencana. Sebagian besar media hanya mengeksploitasi bencana sebagai ‘kisah satir yang menghibur’, dengan bjerbagai praktik dramatis asi, demi kepentingan akumulasi modal semata.
Jurnalisme Bencana di Indonesia, Setelah Sepuluh Tahun
Muzayin Nazaruddin (Autor:in)
2017
Aufsatz (Zeitschrift)
Elektronische Ressource
Unbekannt
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Etika Jurnalistik dan Jurnalisme Bencana pada Pemberitaan Gunung Agung di Portal Berita Balipost.com
DOAJ | 2018
|Struktur dan kinerja industri Indonesia setelah 50 tahun merdeka: Adakah peluang kecil?
DOAJ | 2016
|