Eine Plattform für die Wissenschaft: Bauingenieurwesen, Architektur und Urbanistik
Pengaruh Pariwisata pada adaptasi fungsi, bentuk dan ruang arsitektur puri, Studi kasus: Puri Saren Agung Ubud
Arsitektur Tradisional Bali adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakatnya. Upaya menjaga budaya Bali (termasuk arsitekturnya) sebagai daya tarik (magnet) pariwisata telah dilakukan sejak masa pemerintahan Kolonial Belanda dengan sebutan “Baliseering”, dilanjutkan oleh Pemerintahan Orde Baru melalui “Pariwisata-Budaya” dan yang terakhir memasuki abad ke-21 dengan slogan “Ajeg Bali. Pada saat kini tidak dapat dipungkiri lagi bahwasannya pariwisata menjadi sector komoditas utama Bali dalam upaya pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat (termasuk keluarga Puri). Puri merupakan istana sekaligus pusat pemerintahan pada era kerajaan di Bali. Puri memiliki esensi dan peran penting pada masyarakatnya sampai saat kini. Beberapa kegiatan wisatawan di dalam puri diantaranya royal wedding, royal dinner, art performance & exhibition, guest house dan lain sebagainya. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya suatu adaptasi arsitektur baik pada fungsi, tata ruang maupun bentuk bangunan sesuai dengan kebutuhan wisatawan, sedangkan pada sisi yang lain adanya suatu upaya dari keluarga puri untuk tetap mempertahankan eksistensi arsitektur Bali. Penelitian ini dirancang menggunakan metoda kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan obyek Puri Saren Agung Ubud. Puri sebagai obyek arsitektur di masa lampau dan upaya untuk mempertahankan eksistensinya baik pada masa kini maupun waktu yang akan datang dipandang dapat menjadi topik yang faktual dan menarik bagi pengembangan ilmu pengetahuan arsitektur lokal (tradisional), khususnya terkait dengan perkembangan sosial dan budaya masyarakat Bali. © 2019 Rachmat Budihardjo
Pengaruh Pariwisata pada adaptasi fungsi, bentuk dan ruang arsitektur puri, Studi kasus: Puri Saren Agung Ubud
Arsitektur Tradisional Bali adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakatnya. Upaya menjaga budaya Bali (termasuk arsitekturnya) sebagai daya tarik (magnet) pariwisata telah dilakukan sejak masa pemerintahan Kolonial Belanda dengan sebutan “Baliseering”, dilanjutkan oleh Pemerintahan Orde Baru melalui “Pariwisata-Budaya” dan yang terakhir memasuki abad ke-21 dengan slogan “Ajeg Bali. Pada saat kini tidak dapat dipungkiri lagi bahwasannya pariwisata menjadi sector komoditas utama Bali dalam upaya pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat (termasuk keluarga Puri). Puri merupakan istana sekaligus pusat pemerintahan pada era kerajaan di Bali. Puri memiliki esensi dan peran penting pada masyarakatnya sampai saat kini. Beberapa kegiatan wisatawan di dalam puri diantaranya royal wedding, royal dinner, art performance & exhibition, guest house dan lain sebagainya. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya suatu adaptasi arsitektur baik pada fungsi, tata ruang maupun bentuk bangunan sesuai dengan kebutuhan wisatawan, sedangkan pada sisi yang lain adanya suatu upaya dari keluarga puri untuk tetap mempertahankan eksistensi arsitektur Bali. Penelitian ini dirancang menggunakan metoda kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan obyek Puri Saren Agung Ubud. Puri sebagai obyek arsitektur di masa lampau dan upaya untuk mempertahankan eksistensinya baik pada masa kini maupun waktu yang akan datang dipandang dapat menjadi topik yang faktual dan menarik bagi pengembangan ilmu pengetahuan arsitektur lokal (tradisional), khususnya terkait dengan perkembangan sosial dan budaya masyarakat Bali. © 2019 Rachmat Budihardjo
Pengaruh Pariwisata pada adaptasi fungsi, bentuk dan ruang arsitektur puri, Studi kasus: Puri Saren Agung Ubud
Rachmat Budihardjo (Autor:in)
2019
Aufsatz (Zeitschrift)
Elektronische Ressource
Unbekannt
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
ON TOURISM DEVELOPMENT IN BALI - Case Study: Puri Anyar Kerambitan and Puri Saren Agung Ubud
BASE | 2016
|Identifikasi pola ruang dan perubahan fungsi ruang Puri Pemecutan Denpasar
BASE | 2018
|Transformasi Bentuk Griya Joglo pada Akomodasi Wisata – Studi Kasus pada Cocoa Ubud
DOAJ | 2021
|