Eine Plattform für die Wissenschaft: Bauingenieurwesen, Architektur und Urbanistik
KEANEKARAGAMAN KEPITING BIOLA DI KAWASAN MANGROVE KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH
Mangrove merupakan ekosistem yang khas dan memiliki fungsi penting secara ekologi, sosial-ekonomi, dan pendidikan. Luas kawasan mangrove di Kabupaten Purworejo semakin berkurang akibat adanya penebangan, permukiman, tambak, dan pertanian. Berkurangnya tegakan mangrove akan mempengaruhi keberadaan berbagai fauna yang berasosiasi dengannya. Oleh karena itu dilakukan pada bulan Agustus-September 2016 untuk mengetahui keanekaragaman kepiting biola di kawasan mangrove Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Ada tiga stasiun, yaitu mangrove lebat (Desa Gedangan), mangrove sedang (Desa Jatikontal), dan mangrove jarang (Desa Ngentak). Dari penelitian didapatkan 7 jenis kepiting biola, yaitu Uca annulipes, U.crassipes, U.paradussumieri, U.rosea, U.tetragonon, U.vocans, dan U.vomeris. Indeks keanekaragaman kepiting biola di kawasan mangrove Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada stasiun 1 (1,67) dan stasiun 2 (1,90) tergolong sedang. Adapun indeks keanekaragaman kepiting biola di stasiun 3 (0,64) tergolong rendah. Kondisi lingkungan di seluruh stasiun relatif baik untuk kehidupan mangrove dan kepiting biola, yaitu suhu 26-30°C, pH 6-8, oksigen terlarut 3,5-6,6 mg/L, salinitas 3-9 ppt, dan substrat lumpur berpasir. Vegetasi mangrove pada stasiun I adalah Rhizophora mucronata, Nypa fruticans, Sonneratia alba, dan Hibiscus tiliaceus. Vegetasi mangrove pada stasiun II adalah Sonneratia caseolaris, Rhizophora stylosa, N.fruticans, H.tiliaceus, dan Morinda citrifolia.Vegetasi mangrove pada stasiun III adalah S.alba, S.caseolaris, N.fruticans, dan R.mucronata. Kerapatan vegetasi mangrove berkaitan dengan kelimpahan jenis (kepadatan) kepiting biola.
KEANEKARAGAMAN KEPITING BIOLA DI KAWASAN MANGROVE KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH
Mangrove merupakan ekosistem yang khas dan memiliki fungsi penting secara ekologi, sosial-ekonomi, dan pendidikan. Luas kawasan mangrove di Kabupaten Purworejo semakin berkurang akibat adanya penebangan, permukiman, tambak, dan pertanian. Berkurangnya tegakan mangrove akan mempengaruhi keberadaan berbagai fauna yang berasosiasi dengannya. Oleh karena itu dilakukan pada bulan Agustus-September 2016 untuk mengetahui keanekaragaman kepiting biola di kawasan mangrove Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Ada tiga stasiun, yaitu mangrove lebat (Desa Gedangan), mangrove sedang (Desa Jatikontal), dan mangrove jarang (Desa Ngentak). Dari penelitian didapatkan 7 jenis kepiting biola, yaitu Uca annulipes, U.crassipes, U.paradussumieri, U.rosea, U.tetragonon, U.vocans, dan U.vomeris. Indeks keanekaragaman kepiting biola di kawasan mangrove Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada stasiun 1 (1,67) dan stasiun 2 (1,90) tergolong sedang. Adapun indeks keanekaragaman kepiting biola di stasiun 3 (0,64) tergolong rendah. Kondisi lingkungan di seluruh stasiun relatif baik untuk kehidupan mangrove dan kepiting biola, yaitu suhu 26-30°C, pH 6-8, oksigen terlarut 3,5-6,6 mg/L, salinitas 3-9 ppt, dan substrat lumpur berpasir. Vegetasi mangrove pada stasiun I adalah Rhizophora mucronata, Nypa fruticans, Sonneratia alba, dan Hibiscus tiliaceus. Vegetasi mangrove pada stasiun II adalah Sonneratia caseolaris, Rhizophora stylosa, N.fruticans, H.tiliaceus, dan Morinda citrifolia.Vegetasi mangrove pada stasiun III adalah S.alba, S.caseolaris, N.fruticans, dan R.mucronata. Kerapatan vegetasi mangrove berkaitan dengan kelimpahan jenis (kepadatan) kepiting biola.
KEANEKARAGAMAN KEPITING BIOLA DI KAWASAN MANGROVE KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH
Slamet Mardiyanto Rahayu (Autor:in) / Wiryanto Wiryanto (Autor:in) / Sunarto Sunarto (Autor:in)
2018
Aufsatz (Zeitschrift)
Elektronische Ressource
Unbekannt
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Keanekaragaman Lichen Sebagai Bioindikator Kualitas Udara Di Kawasan Kota Surakarta, Jawa Tengah
DOAJ | 2021
|Perencanaan kawasan karst sebagai kawasan geowisata di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah
BASE | 2020
|DOAJ | 2012
|BASE | 2021
|