Eine Plattform für die Wissenschaft: Bauingenieurwesen, Architektur und Urbanistik
THE EFFECT OF THE WORK-FAMILY CONFLICT AND EMPLOYEE’S JOB SATISFACTION TOWARDS THE ORGANIZATION COMMITMENT
Perusahaan-perusahaan di Indonesia sedang menghadapi tantangan bisnis yang lebih dan tingginya intensitas kompetitif di antara pelaku bisnis. Untuk mengatasi kompetisi tersebut, perusahaan dipandang perlu untuk menyiapkan sumberdaya yang dimiliki dengan baik. Tingginya permintaan dan sengitnya kompetisi di seluruh industri telah membuat perusahaan kesulitan untuk menemukan kandidat karyawan yang tepat/baik. Kelangkaan sumberdaya ini mengharuskan perusahaan untuk menjaga dan memelihara karyawan yang ada dan telah berkontribusi untuk perusahaan. Di sisi lain, perusahaan menginginkan karyawan mereka berkomitmen kuat terhadap pekerjaan dan organisasi/perusahaan. Penelitian ini mengidentifikasi kepuasan kerja dan konflik kerja-keluarga yang dialami karyawan dan menganalisa apakah kedua variabel tersebut berpengaruh pada komitmen organisasi. Kami mendistribusikan kuesioner dengan metode daring selama dua minggu dan memperoleh 79 responden dari beberapa industri. Analisis deskriptif dan regresi berganda digunakan untuk menganalisa temuan. Hasil menunjukkan bahwa level konflik kerja-keluarga yang dialami karyawan adalah rata-rata, level kepuasan kerjanya tinggi, dan komitmen organisasi pada level rendah. Kami juga menemukan hubungan antara konflik kerjakeluarga dan kepuasan kerja dengan komitmen karyawan relatif lemah (R = 0,412). Demikian pula, kontribusi kedua variabel independen hanya sebesar 0,169 (16,9%). Secara simultan, komitmen organisasi dipengaruhi oleh konflik kerja-keluarga dan kepuasan kerja. Namun, secara parsial, hanya kepuasan kerja yang berpengaruh secara signifikan pada komitmen organisasi.
Kata kunci: konflik kerja-keluarga, kepuasan kerja, komitmen karyawan, regresi berganda
THE EFFECT OF THE WORK-FAMILY CONFLICT AND EMPLOYEE’S JOB SATISFACTION TOWARDS THE ORGANIZATION COMMITMENT
Perusahaan-perusahaan di Indonesia sedang menghadapi tantangan bisnis yang lebih dan tingginya intensitas kompetitif di antara pelaku bisnis. Untuk mengatasi kompetisi tersebut, perusahaan dipandang perlu untuk menyiapkan sumberdaya yang dimiliki dengan baik. Tingginya permintaan dan sengitnya kompetisi di seluruh industri telah membuat perusahaan kesulitan untuk menemukan kandidat karyawan yang tepat/baik. Kelangkaan sumberdaya ini mengharuskan perusahaan untuk menjaga dan memelihara karyawan yang ada dan telah berkontribusi untuk perusahaan. Di sisi lain, perusahaan menginginkan karyawan mereka berkomitmen kuat terhadap pekerjaan dan organisasi/perusahaan. Penelitian ini mengidentifikasi kepuasan kerja dan konflik kerja-keluarga yang dialami karyawan dan menganalisa apakah kedua variabel tersebut berpengaruh pada komitmen organisasi. Kami mendistribusikan kuesioner dengan metode daring selama dua minggu dan memperoleh 79 responden dari beberapa industri. Analisis deskriptif dan regresi berganda digunakan untuk menganalisa temuan. Hasil menunjukkan bahwa level konflik kerja-keluarga yang dialami karyawan adalah rata-rata, level kepuasan kerjanya tinggi, dan komitmen organisasi pada level rendah. Kami juga menemukan hubungan antara konflik kerjakeluarga dan kepuasan kerja dengan komitmen karyawan relatif lemah (R = 0,412). Demikian pula, kontribusi kedua variabel independen hanya sebesar 0,169 (16,9%). Secara simultan, komitmen organisasi dipengaruhi oleh konflik kerja-keluarga dan kepuasan kerja. Namun, secara parsial, hanya kepuasan kerja yang berpengaruh secara signifikan pada komitmen organisasi.
Kata kunci: konflik kerja-keluarga, kepuasan kerja, komitmen karyawan, regresi berganda
THE EFFECT OF THE WORK-FAMILY CONFLICT AND EMPLOYEE’S JOB SATISFACTION TOWARDS THE ORGANIZATION COMMITMENT
Harrie Lutfie (Autor:in) / Arif Partono Prasetio (Autor:in) / Dini Turipanam Alamanda (Autor:in)
2016
Aufsatz (Zeitschrift)
Elektronische Ressource
Unbekannt
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
DOAJ | 2016
|DOAJ | 2016
|DOAJ | 2016
|DOAJ | 2016
|Building Learning Culture Towards A Learning Organization to Empower Employee’s Knowledge
DOAJ | 2010
|