Eine Plattform für die Wissenschaft: Bauingenieurwesen, Architektur und Urbanistik
Poligami Nabi Muhammad Menjadi Alasan Legitimasi Bagi Umatnya serta Tanggapan Kaum Orientalis
Persoalan poligami masih ramai diperbincangkan oleh masyarakat yang tak akan pernah ada habisnya. Sejatinya tidak ada perempuan yang ingin untuk dimadu. Melihat sebagian dari sisi sejarah Nabi Muhammad tanpa melihat latar belakang mengapa Nabi melakukan hal demikian menjadi alasan mereka menjadikan hal tersebut sebagai legimitasi poligami. Padahal bila ditelisik lebih jauh lagi terdapat tujuan mulia di dalamnya. Pada masa sahabat, Nabi membatasi memiliki istri hanya berjumlah empat, bisa jadi pada masa sahabat tidak lagi marak adanya peperangan akan tetapi Nabi juga mengisyaratkan mampu berlaku adil terhadap para istri. Kemudian adanya tanggapan kaum orientalis mengenai konsep poligami Nabi telah menuai banyak kritikan, ada yang pro dan kontra. Pada masa dewasa ini, bila ingin mengikuti pernikahan Nabi maka yang ideal menuju keluarga sakinah bersama Khadijah dengan penuh perjuangan. Pun dilakukan, hal itu ditunjukkan kepada para duda untuk mengentaskan janda dan yatim sebagai problem sosial. Nabi muhammad sebenarnya lebih mengarahkan kepada konsep monogami, karena beliau tidak ingin menyakiti hati perempuan. Dengan melihat sisi sejarah penulis mencoba mengeksplor konsep Nabi berpoligami yang dilandasi antar dasar tujuan tertentu kemudian bagaimana tanggapan orientalis terhadap poligami serta peran istri terhadap suami yang dianggap sebagai kelompok yang lemah.
Poligami Nabi Muhammad Menjadi Alasan Legitimasi Bagi Umatnya serta Tanggapan Kaum Orientalis
Persoalan poligami masih ramai diperbincangkan oleh masyarakat yang tak akan pernah ada habisnya. Sejatinya tidak ada perempuan yang ingin untuk dimadu. Melihat sebagian dari sisi sejarah Nabi Muhammad tanpa melihat latar belakang mengapa Nabi melakukan hal demikian menjadi alasan mereka menjadikan hal tersebut sebagai legimitasi poligami. Padahal bila ditelisik lebih jauh lagi terdapat tujuan mulia di dalamnya. Pada masa sahabat, Nabi membatasi memiliki istri hanya berjumlah empat, bisa jadi pada masa sahabat tidak lagi marak adanya peperangan akan tetapi Nabi juga mengisyaratkan mampu berlaku adil terhadap para istri. Kemudian adanya tanggapan kaum orientalis mengenai konsep poligami Nabi telah menuai banyak kritikan, ada yang pro dan kontra. Pada masa dewasa ini, bila ingin mengikuti pernikahan Nabi maka yang ideal menuju keluarga sakinah bersama Khadijah dengan penuh perjuangan. Pun dilakukan, hal itu ditunjukkan kepada para duda untuk mengentaskan janda dan yatim sebagai problem sosial. Nabi muhammad sebenarnya lebih mengarahkan kepada konsep monogami, karena beliau tidak ingin menyakiti hati perempuan. Dengan melihat sisi sejarah penulis mencoba mengeksplor konsep Nabi berpoligami yang dilandasi antar dasar tujuan tertentu kemudian bagaimana tanggapan orientalis terhadap poligami serta peran istri terhadap suami yang dianggap sebagai kelompok yang lemah.
Poligami Nabi Muhammad Menjadi Alasan Legitimasi Bagi Umatnya serta Tanggapan Kaum Orientalis
Rike Luluk Khoiriah (Autor:in)
2018
Aufsatz (Zeitschrift)
Elektronische Ressource
Unbekannt
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
DOAJ | 2016
|