Eine Plattform für die Wissenschaft: Bauingenieurwesen, Architektur und Urbanistik
ANALISIS PENGGUNAAN GULA PASIR SEBAGAI RETARDER PADA BETON
Retarder merupakan bahan kimia pembantu untuk memperlambat waktu pengikatan (setting time) sehingga campuran akan tetap mudah dikerjakan (workable) untuk waktu yang lebih lama. Penggunaan untuk menunda waktu pengikatan beton (setting time) misalnya dengan kondisi cuaca yang panas, atau memperpanjang waktu pemadatan untuk menghindari cold joint dan menghindari dampak penurunan saat beton segar pada saat pengecoran dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan perilaku beton terhadap penambahan kadar gula pasir sebagai retarder, dan untuk mengetahui perbandingan sifat-sifat beton yang menggunakan gula pasir dan tanpa menggunakan gula pasir. Persentase penambahan kadar gula pasir 0,15%, 0,30% dan 0,45 % dari berat semen. Setiap variasi dan persentase kadar gula pasir di buat benda uji sebanyak 3 benda uji untuk pengujian tes Vicat, yaitu semen bila dicampur dengan air akan menghasilkan pasta yang plastis dan lecak. Namun setelah selang beberapa waktu, pasta akan mulai menjadi kaku dan sukar dikerjakan, inilah yang disebut pengikatan awal (initial set). Selanjutnya pasta akan meningkat kekuatannya sehingga didapatkan padatan yang utuh, ini disebut pengikatan akhir (final set). Proses berlanjut hingga pasta mempunyai kekuatan, disebut pengerasan (hardening). Hasil uji Vicat menunjukkan perlambatan pengerasan penundaan yang maksimum terjadi pada kadar gula pasir 0,45%, sedangkan pada kadar gula pasir 0,00% terjadi penundaan pengerasan secara normal. Jadi penambahan kadar gula pasir 0,15% sampai 0,45% dapat dianggap sebagai Retarder. Kata Kunci : retarder, gula pasir, tes vicat, initial set, final set.
ANALISIS PENGGUNAAN GULA PASIR SEBAGAI RETARDER PADA BETON
Retarder merupakan bahan kimia pembantu untuk memperlambat waktu pengikatan (setting time) sehingga campuran akan tetap mudah dikerjakan (workable) untuk waktu yang lebih lama. Penggunaan untuk menunda waktu pengikatan beton (setting time) misalnya dengan kondisi cuaca yang panas, atau memperpanjang waktu pemadatan untuk menghindari cold joint dan menghindari dampak penurunan saat beton segar pada saat pengecoran dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan perilaku beton terhadap penambahan kadar gula pasir sebagai retarder, dan untuk mengetahui perbandingan sifat-sifat beton yang menggunakan gula pasir dan tanpa menggunakan gula pasir. Persentase penambahan kadar gula pasir 0,15%, 0,30% dan 0,45 % dari berat semen. Setiap variasi dan persentase kadar gula pasir di buat benda uji sebanyak 3 benda uji untuk pengujian tes Vicat, yaitu semen bila dicampur dengan air akan menghasilkan pasta yang plastis dan lecak. Namun setelah selang beberapa waktu, pasta akan mulai menjadi kaku dan sukar dikerjakan, inilah yang disebut pengikatan awal (initial set). Selanjutnya pasta akan meningkat kekuatannya sehingga didapatkan padatan yang utuh, ini disebut pengikatan akhir (final set). Proses berlanjut hingga pasta mempunyai kekuatan, disebut pengerasan (hardening). Hasil uji Vicat menunjukkan perlambatan pengerasan penundaan yang maksimum terjadi pada kadar gula pasir 0,45%, sedangkan pada kadar gula pasir 0,00% terjadi penundaan pengerasan secara normal. Jadi penambahan kadar gula pasir 0,15% sampai 0,45% dapat dianggap sebagai Retarder. Kata Kunci : retarder, gula pasir, tes vicat, initial set, final set.
ANALISIS PENGGUNAAN GULA PASIR SEBAGAI RETARDER PADA BETON
Adzuha Desmi (Autor:in)
2017
Aufsatz (Zeitschrift)
Elektronische Ressource
Unbekannt
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
PENGGUNAAN GULA PASIR LOKAL SEBAGAI PLASTICIZER PADA ADUKAN MORTAR UNTUK PEMBUATAN CONBLOCK
BASE | 2009
|ANALISIS PENGGUNAAN PASIR LAUT PADA CAMPURAN BETON TERHADAP RUMAH TAHAN GEMPA
BASE | 2019
|DOAJ | 2020
|PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL
BASE | 2017
|Potensi Penggunaan Pasir Lahar Dingin Gunung Sinabung Sebagai Campuran Beton
DOAJ | 2022
|