Eine Plattform für die Wissenschaft: Bauingenieurwesen, Architektur und Urbanistik
DEKONSTRUKSI DALAM PUISI “SATU LORONG” KARYA REMY SYLADO
Penelitian ini bertujuan menganalisis dekonstruksi yang terdapat dalam puisi “Satu Lorong” karya Remy Sylado. Teori Dekonstruksi merupakan salah satu dari teori Pascastruktural. Teori ini menyatakan bahwa penanda tidak berkaitan langsung dengan petanda. Dekonstruksi menurut Derrida merupakan sebuah metode membaca teks secara sangat cermat hingga pembedaan konseptual hasil ciptaan penulis yang menjadi landasan teks tersebut tampak tidak konsisten dan paradoks dalam menggunakan konsep-konsepnya dalam teks secara keseluruhan. Dengan kata lain, teks tersebut gagal memenuhi kriterianya sendiri.
Hasil analisis menunjukkan oposisi-oposisi dalam diksi dari segi muatan semantik dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu oposisi yang mengimplikasikan nilai, seperti ‘surga dengan neraka’ dan oposisi yang mengimplikasikan entitas, seperti ‘nyanyian romantis dengan lagu sedih’. Selain itu, tipografi puisi ini menciptakan paralelisme antara pasangan-pasangan oposisinya, seperti ‘Kesedihan adalah nyanyian romantis…/ Selaksa kali dalam usia yang pendek…/ Di sengsara kita, kita madahkan lagu sedih…’.
DEKONSTRUKSI DALAM PUISI “SATU LORONG” KARYA REMY SYLADO
Penelitian ini bertujuan menganalisis dekonstruksi yang terdapat dalam puisi “Satu Lorong” karya Remy Sylado. Teori Dekonstruksi merupakan salah satu dari teori Pascastruktural. Teori ini menyatakan bahwa penanda tidak berkaitan langsung dengan petanda. Dekonstruksi menurut Derrida merupakan sebuah metode membaca teks secara sangat cermat hingga pembedaan konseptual hasil ciptaan penulis yang menjadi landasan teks tersebut tampak tidak konsisten dan paradoks dalam menggunakan konsep-konsepnya dalam teks secara keseluruhan. Dengan kata lain, teks tersebut gagal memenuhi kriterianya sendiri.
Hasil analisis menunjukkan oposisi-oposisi dalam diksi dari segi muatan semantik dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu oposisi yang mengimplikasikan nilai, seperti ‘surga dengan neraka’ dan oposisi yang mengimplikasikan entitas, seperti ‘nyanyian romantis dengan lagu sedih’. Selain itu, tipografi puisi ini menciptakan paralelisme antara pasangan-pasangan oposisinya, seperti ‘Kesedihan adalah nyanyian romantis…/ Selaksa kali dalam usia yang pendek…/ Di sengsara kita, kita madahkan lagu sedih…’.
DEKONSTRUKSI DALAM PUISI “SATU LORONG” KARYA REMY SYLADO
Fitri Merawati (Autor:in)
2015
Aufsatz (Zeitschrift)
Elektronische Ressource
Unbekannt
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Pledoi Si Anak Durhaka: Interteks dan Dekonstruksi Folklor Malin Kundang dalam Puisi Indrian Koto
DOAJ | 2022
|Kematian Di Atas Panggung Eksperimental: Dekonstruksi dalam Naskah Lakon RE Karya Akhudiat
DOAJ | 2022
|