Eine Plattform für die Wissenschaft: Bauingenieurwesen, Architektur und Urbanistik
PEMANFAATAN CUKA KAYU UNTUK MENURUNKAN KADAR GAS H2S (HIDROGEN SULFIDA) LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU “X” DI TEJOKUSUMAN, NOTOPRAJAN, NGAMPILAN, KOTA YOGYAKARTA
Limbah cair dari industri tahu yang mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia dan hayati yang akan menimbulkan gangguan terhadap kesehatan karena menghasilkan zat beracun. Hasil uji pendahuluan di Industri tahu “X”, terukur kadar H2S pada limbah cair yang dihasilkan sebesar 0,394 mg/l, yang berarti melebihi baku mutu. Salah satu cara untuk menurunkan kadar H2S tersebut adalah menambahkan cuka kayu. Penelitian ini merupakan eksperimen dengan desain penelitian post-test only with control group. Banyaknya sampel limbah cair yang digunakan adalah 20 liter, sementara tiga variasi dosis cuka kayu yang diteliti adalah: 5 ml, 10 ml dan 15 ml untuk setiap 1000 ml limbah cair. Berdasarkan hasil uji One Way Anova pada derajat kepercayaan 95 %, diperoleh nilai p < 0,001 yang berarti bahwa variasi dosis cuka kayu yang digunakan memiliki pengaruh yang berbeda dalam menurunkan kadar H2S pada limbah cair tahu. Berdasarkan hasil uji LSD diketahui bahwa mean difference dengan kelompok kontrol yang tertinggi adalah dosis C, yaitu 15 ml cuka kayu untuk 1000 ml limbah cair. Namun demikian, dosis B (10 ml untuk 1000 ml limbah) sudah mampu penurunkan kadar H2S sesuai dengan baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 0,1 mg/l.
PEMANFAATAN CUKA KAYU UNTUK MENURUNKAN KADAR GAS H2S (HIDROGEN SULFIDA) LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU “X” DI TEJOKUSUMAN, NOTOPRAJAN, NGAMPILAN, KOTA YOGYAKARTA
Limbah cair dari industri tahu yang mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia dan hayati yang akan menimbulkan gangguan terhadap kesehatan karena menghasilkan zat beracun. Hasil uji pendahuluan di Industri tahu “X”, terukur kadar H2S pada limbah cair yang dihasilkan sebesar 0,394 mg/l, yang berarti melebihi baku mutu. Salah satu cara untuk menurunkan kadar H2S tersebut adalah menambahkan cuka kayu. Penelitian ini merupakan eksperimen dengan desain penelitian post-test only with control group. Banyaknya sampel limbah cair yang digunakan adalah 20 liter, sementara tiga variasi dosis cuka kayu yang diteliti adalah: 5 ml, 10 ml dan 15 ml untuk setiap 1000 ml limbah cair. Berdasarkan hasil uji One Way Anova pada derajat kepercayaan 95 %, diperoleh nilai p < 0,001 yang berarti bahwa variasi dosis cuka kayu yang digunakan memiliki pengaruh yang berbeda dalam menurunkan kadar H2S pada limbah cair tahu. Berdasarkan hasil uji LSD diketahui bahwa mean difference dengan kelompok kontrol yang tertinggi adalah dosis C, yaitu 15 ml cuka kayu untuk 1000 ml limbah cair. Namun demikian, dosis B (10 ml untuk 1000 ml limbah) sudah mampu penurunkan kadar H2S sesuai dengan baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 0,1 mg/l.
PEMANFAATAN CUKA KAYU UNTUK MENURUNKAN KADAR GAS H2S (HIDROGEN SULFIDA) LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU “X” DI TEJOKUSUMAN, NOTOPRAJAN, NGAMPILAN, KOTA YOGYAKARTA
Mardi Mardi (Autor:in) / Adib Suyanto (Autor:in) / Rizki Amalia (Autor:in)
2019
Aufsatz (Zeitschrift)
Elektronische Ressource
Unbekannt
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
DOAJ | 2023
|DOAJ | 2022
|Bioremediasi Limbah Cair Industri Tahu Menggunakan Larutan EM4 secara Anaerob-Aerob
DOAJ | 2020
|EFEKTIVITAS SEMANGGI AIR (Marsilea crenata) TERHADAP KADAR TSS PADA FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR TAHU
DOAJ | 2020
|