Eine Plattform für die Wissenschaft: Bauingenieurwesen, Architektur und Urbanistik
Relasi Kuasa Etnis Melayu dan Tionghoa Pada Pilkada Kabupaten Bangka Barat 2020
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan memahami relasi kuasa yang terjadi antara etnis Melayu dan Tionghoa dalam kontestasi politik elektoral di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Lokasi penelitian di Kabupaten Bangka Barat. Fenomena keterpilihan pasangan Bupati dan Wakil Bupati dari etnis Melayu dan Tionghoa pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 di Kabupaten Bangka Barat menjadi dasar pentingnya penelitian ini dilakukan. Objek penelitian adalah elite Melayu dan Tionghoa yang terpilih, pengurus partai politik, dan tim pemenangan. Dengan menggunakan teori identitas politik dan modalitas dalam politik, metode penelitian deskriptif kualitatif dan teknik pengambilan data dengan wawancara, dokumentasi dan observasi. Sementara itu, untuk pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Tulisan ini menyimpulkan bahwa relasi kuasa Melayu - Tionghoa sebagaimana yang terdapat pada Sukirman dan Bong Ming-Ming) terjadi secara alamiah. Jejak historikal kedua etnis ini telah ada sejak awal daerah ini dibuka hingga berkembang seperti sekarang. Kedua etnis saling menguatkan di berbagai aspek, baik aspek politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Setiap kelompok etnis berupaya mengerahkan kekuatan dengan mengakumulasi dan mengerahkan berbagai bentuk modal yang dimilikinya untuk meraih dan mempertahankan posisi sosial. Dalam pertarungan Pilkada, para aktor (kelompok etnis) mengerahkan segala kekuatan modalnya untuk mempengaruhi, mendapatkan dukungan hingga memperoleh kemenangan.
Relasi Kuasa Etnis Melayu dan Tionghoa Pada Pilkada Kabupaten Bangka Barat 2020
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan memahami relasi kuasa yang terjadi antara etnis Melayu dan Tionghoa dalam kontestasi politik elektoral di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Lokasi penelitian di Kabupaten Bangka Barat. Fenomena keterpilihan pasangan Bupati dan Wakil Bupati dari etnis Melayu dan Tionghoa pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 di Kabupaten Bangka Barat menjadi dasar pentingnya penelitian ini dilakukan. Objek penelitian adalah elite Melayu dan Tionghoa yang terpilih, pengurus partai politik, dan tim pemenangan. Dengan menggunakan teori identitas politik dan modalitas dalam politik, metode penelitian deskriptif kualitatif dan teknik pengambilan data dengan wawancara, dokumentasi dan observasi. Sementara itu, untuk pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Tulisan ini menyimpulkan bahwa relasi kuasa Melayu - Tionghoa sebagaimana yang terdapat pada Sukirman dan Bong Ming-Ming) terjadi secara alamiah. Jejak historikal kedua etnis ini telah ada sejak awal daerah ini dibuka hingga berkembang seperti sekarang. Kedua etnis saling menguatkan di berbagai aspek, baik aspek politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Setiap kelompok etnis berupaya mengerahkan kekuatan dengan mengakumulasi dan mengerahkan berbagai bentuk modal yang dimilikinya untuk meraih dan mempertahankan posisi sosial. Dalam pertarungan Pilkada, para aktor (kelompok etnis) mengerahkan segala kekuatan modalnya untuk mempengaruhi, mendapatkan dukungan hingga memperoleh kemenangan.
Relasi Kuasa Etnis Melayu dan Tionghoa Pada Pilkada Kabupaten Bangka Barat 2020
Novendra Hidayat (Autor:in) / Abdul Fatah (Autor:in)
2023
Aufsatz (Zeitschrift)
Elektronische Ressource
Unbekannt
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
RELASI SOSIAL ETNIS TIONGHOA-MELAYU DI KOTA TANJUNGBALAI PASCA KONFLIK TAHUN 2016
DOAJ | 2023
|Relasi Kuasa dan Suara: Politik Patron Klien Pada Pilkada Langsung di Kabupaten Grobogan 2020
DOAJ | 2022
|DOAJ | 2015
|