Eine Plattform für die Wissenschaft: Bauingenieurwesen, Architektur und Urbanistik
TINDAK TUTUR MEMINTA MAAF SECARA SAMUDANA TERSELUBUNG DALAM BAHASA JAWA
pology is typically done when someone made a mistidake. In Javanese speech community, apologized tend declared first even though it is spoken or done is not necessarily wrong. This research focus on form of apology speech acts in the Javanese community in the Beringin Village, District Lakarsantri, Surabaya. To explain the focus, the researcher used descriptive-qualitative with ethnopragmtic design. Data are collected from 46 subjects by observation and indepth interviews. Data are analizd using Miles and Huberman’s flow model covering three steps: reduction, display, and verivication/concluison. The results showed that the form says to apologize distinguished by mode and components. ABSTRAK Permintaan maaf lazimnya dilakukan seseorang jika melakukan kesalahan. Pada masyarakat tutur bahasa Jawa, meminta maaf cenderung dinyatidakan terlebih dahulu meskipun sebenarnya hal yang dituturkan atau dilakukannya belum tentu salah. Fokus penelitian ini adalah bentuk tindak tutur meminta maaf pada masyarakat Jawa di wilayah Kelurahan Beringin, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan rancangan etnopragmatik. Data penelitian diperoleh dari 46 subjek penelitian melalui observasi dan wawancara mendalam. Analisis data dilakukan dengan model alir yang di dalamnya terdapat reduksi, sajian, verifikasi, dan penyimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk tutur untuk meminta maaf dibedakan berdasarkan modus dan komponennya.
TINDAK TUTUR MEMINTA MAAF SECARA SAMUDANA TERSELUBUNG DALAM BAHASA JAWA
pology is typically done when someone made a mistidake. In Javanese speech community, apologized tend declared first even though it is spoken or done is not necessarily wrong. This research focus on form of apology speech acts in the Javanese community in the Beringin Village, District Lakarsantri, Surabaya. To explain the focus, the researcher used descriptive-qualitative with ethnopragmtic design. Data are collected from 46 subjects by observation and indepth interviews. Data are analizd using Miles and Huberman’s flow model covering three steps: reduction, display, and verivication/concluison. The results showed that the form says to apologize distinguished by mode and components. ABSTRAK Permintaan maaf lazimnya dilakukan seseorang jika melakukan kesalahan. Pada masyarakat tutur bahasa Jawa, meminta maaf cenderung dinyatidakan terlebih dahulu meskipun sebenarnya hal yang dituturkan atau dilakukannya belum tentu salah. Fokus penelitian ini adalah bentuk tindak tutur meminta maaf pada masyarakat Jawa di wilayah Kelurahan Beringin, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan rancangan etnopragmatik. Data penelitian diperoleh dari 46 subjek penelitian melalui observasi dan wawancara mendalam. Analisis data dilakukan dengan model alir yang di dalamnya terdapat reduksi, sajian, verifikasi, dan penyimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk tutur untuk meminta maaf dibedakan berdasarkan modus dan komponennya.
TINDAK TUTUR MEMINTA MAAF SECARA SAMUDANA TERSELUBUNG DALAM BAHASA JAWA
Endang Sri Maruti (Autor:in)
2016
Aufsatz (Zeitschrift)
Elektronische Ressource
Unbekannt
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
RAGAM BAHASA DAN STRATEGI TINDAK TUTUR PEDAGANG ASONGAN DI TERMINAL PURABAYA KOTA SURABAYA
DOAJ | 2017
|Analisis Tindak Tutur Menyatakan Pendapat dalam Drama Seri “1 Rittoru No Namida”
BASE | 2019
|DOAJ | 2019
|PEMERTAHANAN BAHASA JAWA DALAM PERTUNJUKAN KESENIAN TRADISONAL DI JAWA TENGAH
DOAJ | 2016
|