Eine Plattform für die Wissenschaft: Bauingenieurwesen, Architektur und Urbanistik
SISTEM PENGELOLAAN WILAYAH PANTAI BERDASARKAN TINGKAT KERAWANAN BENCANA MARIN DI PANTAI UTARA JAWA TENGAH
ABSTRAK Penelitian yang dilaksanakan di wilayah pantai utara Tawa Tengah bertujuan (1) menemutunjukkan dan memetakan wilayah-wilayah pantai yang mengalami erosi, abrasi, sedimentasi, intrusi air asin, dan tsunami, (2) menaksir tingkat kerawanan bencana marin, dan (3) menyusun cara-cara pengelolaan wilayah pantai. Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan bentuklahan dan posisinya terhadap garis pantai. Hasil yang diperoleh menunjukkan, bahwa erosi pantai terjadi pada satuan bentuklahan M3 (kompleks beting gisik dan swale), M4 (teras pantai terumbu), dan M6 (rataan pasut dan mangrove); abrasi terjadi pada DI (lerengkaki perbukitan); sedimentasi dan intrusi air asin terjadi pada MI (delta cuspate), M2 (delta kakiburung), M3, dan M6. Tingkat kerawanan I (sangat rawan) terjadi bada satuan bentuklahan M3, M4, M6, dan Dl; tingkat kerawanan (rowan) terjadi pada MI, M3, dan M6; tingkat kerawanan III (agak rawan) terjadi pada DI, M6, F2 (daiaran aluvial) dan M2; serta tingle-at kerawanan N (tidak rawan) terjadi pada M2, M3, M5 (gisik saku), V3 (kipas aluvial gunungapi), dan V4 (lerengkaki gunungapi). Cara pengelolaan wilayah pantai Ml, M2, dan M6 dilakukan dengan penanaman jenis api-api dan bakau, pada M3 dengan penanaman jenis tapak kaki kambing, pada F2 dilakukan pembuatan imbuhan buatan, pada M2 dilakukan pembuatan tambak sistem surjan dengan tanaman melati pada punggungan dan ikan pada ledokan, pada M4 dengan pembiakan terumbu karang, terutama karang cabang, serta pada D1 dengan peletakan bongkah-bongkah batu dan pembiakan terumbu karang.
SISTEM PENGELOLAAN WILAYAH PANTAI BERDASARKAN TINGKAT KERAWANAN BENCANA MARIN DI PANTAI UTARA JAWA TENGAH
ABSTRAK Penelitian yang dilaksanakan di wilayah pantai utara Tawa Tengah bertujuan (1) menemutunjukkan dan memetakan wilayah-wilayah pantai yang mengalami erosi, abrasi, sedimentasi, intrusi air asin, dan tsunami, (2) menaksir tingkat kerawanan bencana marin, dan (3) menyusun cara-cara pengelolaan wilayah pantai. Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan bentuklahan dan posisinya terhadap garis pantai. Hasil yang diperoleh menunjukkan, bahwa erosi pantai terjadi pada satuan bentuklahan M3 (kompleks beting gisik dan swale), M4 (teras pantai terumbu), dan M6 (rataan pasut dan mangrove); abrasi terjadi pada DI (lerengkaki perbukitan); sedimentasi dan intrusi air asin terjadi pada MI (delta cuspate), M2 (delta kakiburung), M3, dan M6. Tingkat kerawanan I (sangat rawan) terjadi bada satuan bentuklahan M3, M4, M6, dan Dl; tingkat kerawanan (rowan) terjadi pada MI, M3, dan M6; tingkat kerawanan III (agak rawan) terjadi pada DI, M6, F2 (daiaran aluvial) dan M2; serta tingle-at kerawanan N (tidak rawan) terjadi pada M2, M3, M5 (gisik saku), V3 (kipas aluvial gunungapi), dan V4 (lerengkaki gunungapi). Cara pengelolaan wilayah pantai Ml, M2, dan M6 dilakukan dengan penanaman jenis api-api dan bakau, pada M3 dengan penanaman jenis tapak kaki kambing, pada F2 dilakukan pembuatan imbuhan buatan, pada M2 dilakukan pembuatan tambak sistem surjan dengan tanaman melati pada punggungan dan ikan pada ledokan, pada M4 dengan pembiakan terumbu karang, terutama karang cabang, serta pada D1 dengan peletakan bongkah-bongkah batu dan pembiakan terumbu karang.
SISTEM PENGELOLAAN WILAYAH PANTAI BERDASARKAN TINGKAT KERAWANAN BENCANA MARIN DI PANTAI UTARA JAWA TENGAH
Sunarto Sunarto (Autor:in)
2016
Aufsatz (Zeitschrift)
Elektronische Ressource
Unbekannt
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
DOAJ | 2022
|PEMBINAAN PENGELOLAAN LAHAN TEPI PANTAI BERDASARKAN ASPEK HUKUM DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
BASE | 2020
|Analisis Perubahan Garis Pantai Menggunakan Metode Empiris di Pantai Palik, Bengkulu Utara
DOAJ | 2023
|