A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
PENGGUNAAN PASIR GALIAN (MATERIAL LOKAL) DI KABUPATEN MERAUKE – PAPUA SEBAGAI KOMPONEN PENYUSUN MORTAR
Pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah Indonesia dilakukan salah satunya di Kabupaten Merauke. Namun, ketersediaan material dengan mutu tinggi harus didatangkan dari luar Merauke yang mengakibatkan harganya mahal dan waktu pengiriman yang lama. Bahan konstruksi alternatif terus dicari dan dikembangkan seperti penggunaan material lokal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pasir manakah yang terbaik sebagai bahan campuran mortar. Penelitian mortar ini menggunakan 3 (tiga) pasir dari quarry di Merauke yaitu Onggari-1, Bupul-5, dan Senayu tanpa koreksi. Perbandingan penyusun mortar antara semen dan pasir adalah 1:2 dengan FAS 0,4, dengan benda uji berupa kubus 5x5x5 cm. Properties dari masing-masing pasir saat kondisi asli diuji sedangkan pengujian kuat tekan mortar dilakukan pada umur 8 hari, 14 hari dan 28 hari. Mortar juga diuji berat volume, berat jenis, dan penyerapan air nya. Hasil analisis menunjukkan bahwa Onggari-1 memenuhi sebagian besar spesifikasi properties untuk pasir beton dengan kadar lumpur kurang dari 5%, kotoran organisnya rendah dan gradasi well-graded. Kuat tekan yang dicapai Onggari-1 merupakan kuat tekan tertinggi sebesar 38,45 MPa, diikuti Senayu sebesar 26,01 MPa dan Bupul-5 sebesar 19,44 MPa pada umur 28 hari. Pasir galian dari quarry Senayu dan Bupul-5 perlu dilakukan treatment berupa pencucian pasir dan perbaikan gradasi pasir. Secara keseluruhan, semua pasir dapat digunakan untuk pekerjaan pasangan struktur yang memikul beban besar seperti dinding eksterior maupun interior. ; One of the infrastructure developments by the Indonesian government is in Merauke Regency. However, the availability of high-quality materials must be imported from outside, which results in high prices and long delivery times. Alternative construction materials continue to be sought and developed, such as the use of local materials. The aim of this research is to determine which sand is the best as mortar mixture. This mortar study used 3 (three) sands from quarries in Merauke, namely Onggari-1, Bupul-5, and Senayu. The ratio of mortar constituent between cement and sand is 1:2 with FAS 0.4, with 5x5x5 cm test object. The properties of each sand tested in original condition while the mortar compressive strength test was carried out at the age of 8 days, 14 days and 28 days. The mortar also will be tested for volume weight, specific gravity, and water absorption. The analysis results showed Onggari-1 met most of all the properties specifications for concrete with clay particles less than 5%, low organic impurities, and well-graded. The compressive strength achieved by Onggari-1 was the highest at 38,45 MPa, followed by Senayu at 26,01 MPa and Bupul-5 at 19,44 MPa at the age of 28 days. The highest increase in quality of each sand occurred at the age of 14 days. Sand from Senayu and Bupul-5 need maintenance in the form of washing the sand and repairing the gradation. Overall, all sands can be used as masonry work that bear large loads such as exterior and interior walls.
PENGGUNAAN PASIR GALIAN (MATERIAL LOKAL) DI KABUPATEN MERAUKE – PAPUA SEBAGAI KOMPONEN PENYUSUN MORTAR
Pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah Indonesia dilakukan salah satunya di Kabupaten Merauke. Namun, ketersediaan material dengan mutu tinggi harus didatangkan dari luar Merauke yang mengakibatkan harganya mahal dan waktu pengiriman yang lama. Bahan konstruksi alternatif terus dicari dan dikembangkan seperti penggunaan material lokal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pasir manakah yang terbaik sebagai bahan campuran mortar. Penelitian mortar ini menggunakan 3 (tiga) pasir dari quarry di Merauke yaitu Onggari-1, Bupul-5, dan Senayu tanpa koreksi. Perbandingan penyusun mortar antara semen dan pasir adalah 1:2 dengan FAS 0,4, dengan benda uji berupa kubus 5x5x5 cm. Properties dari masing-masing pasir saat kondisi asli diuji sedangkan pengujian kuat tekan mortar dilakukan pada umur 8 hari, 14 hari dan 28 hari. Mortar juga diuji berat volume, berat jenis, dan penyerapan air nya. Hasil analisis menunjukkan bahwa Onggari-1 memenuhi sebagian besar spesifikasi properties untuk pasir beton dengan kadar lumpur kurang dari 5%, kotoran organisnya rendah dan gradasi well-graded. Kuat tekan yang dicapai Onggari-1 merupakan kuat tekan tertinggi sebesar 38,45 MPa, diikuti Senayu sebesar 26,01 MPa dan Bupul-5 sebesar 19,44 MPa pada umur 28 hari. Pasir galian dari quarry Senayu dan Bupul-5 perlu dilakukan treatment berupa pencucian pasir dan perbaikan gradasi pasir. Secara keseluruhan, semua pasir dapat digunakan untuk pekerjaan pasangan struktur yang memikul beban besar seperti dinding eksterior maupun interior. ; One of the infrastructure developments by the Indonesian government is in Merauke Regency. However, the availability of high-quality materials must be imported from outside, which results in high prices and long delivery times. Alternative construction materials continue to be sought and developed, such as the use of local materials. The aim of this research is to determine which sand is the best as mortar mixture. This mortar study used 3 (three) sands from quarries in Merauke, namely Onggari-1, Bupul-5, and Senayu. The ratio of mortar constituent between cement and sand is 1:2 with FAS 0.4, with 5x5x5 cm test object. The properties of each sand tested in original condition while the mortar compressive strength test was carried out at the age of 8 days, 14 days and 28 days. The mortar also will be tested for volume weight, specific gravity, and water absorption. The analysis results showed Onggari-1 met most of all the properties specifications for concrete with clay particles less than 5%, low organic impurities, and well-graded. The compressive strength achieved by Onggari-1 was the highest at 38,45 MPa, followed by Senayu at 26,01 MPa and Bupul-5 at 19,44 MPa at the age of 28 days. The highest increase in quality of each sand occurred at the age of 14 days. Sand from Senayu and Bupul-5 need maintenance in the form of washing the sand and repairing the gradation. Overall, all sands can be used as masonry work that bear large loads such as exterior and interior walls.
PENGGUNAAN PASIR GALIAN (MATERIAL LOKAL) DI KABUPATEN MERAUKE – PAPUA SEBAGAI KOMPONEN PENYUSUN MORTAR
Larson, Stanley (author)
2021-01-29
doi:10.24843/JITS.2021.v25.i01.p07
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil; Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 25, No. 1, Januari 2021; 57-64 ; 2541-5484 ; 1411-1292 ; 10.24843/JITS.2021.v25.i01
Article (Journal)
Electronic Resource
English
DDC:
690
DOAJ | 2021
|PENGGUNAAN GULA PASIR LOKAL SEBAGAI PLASTICIZER PADA ADUKAN MORTAR UNTUK PEMBUATAN CONBLOCK
BASE | 2009
|STUDI PENGGUNAAN CATALYST, MONOMER, DAN KAPUR SEBAGAI MATERIAL PENYUSUN BETON RINGAN SELULER
BASE | 2016
|Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di Sungai Kumbe Kabupaten Merauke Provinsi Papua
DOAJ | 2019
|