A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Kajian Kesesuaian Standar Cemaran Kimia (Logam Berat Dan PAH) Pada Produk Perikanan Di Indonesia Dengan Standar Negara Lain Dan Codex
Pangan dapat terkontaminasi oleh cemaran kimia karena penanganan dan pengolahan pangan yang tidak sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi mayoritas penyebab penolakan produk perikanan Indonesia, 2) menelaah standar cemaran kimia pada produk perikanan, khususnya logam berat yang ada di Indonesia, Codex Alimentariurs Commision (CAC) dan negara-negara lain, serta 3) memberikan rekomendasi bagi pemerintah selaku regulator dalam proses perumusan suatu standar. Dokumen standar cemaran kimia pada produk perikanan dikumpulkan dari dokumen/peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Badan Standardisasi Nasional (BSN), CAC, dan 11 negara lain yaitu Uni Eropa, Kanada, China, Korea Selatan, Vietnam, Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Australia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 164 notifikasi penolakan produk perikanan Indonesia di Uni Eropa, Kanada, dan Korea Selatan selama 10 tahun (2008-2017), penolakan produk perikanan tertinggi disebabkan oleh adanya cemaran kimia merkuri dan metilmerkuri pada ikan todak sebesar 27%, kadmium pada gurita sebesar 5% dan benzo[a]piren pada ikan asap sebesar 3%. Batas maksimum cemaran kimia untuk arsen, kadmium, dan timbal (pada ikan predator) di Indonesia yang terdapat pada Peraturan Kepala (Perka) BPOM Nomor 5 Tahun 2018 lebih rendah dibandingkan dengan yang terdapat di SNI 7387:2009 maupun yang ditetapkan oleh CAC serta negara lain. Indonesia telah menetapkan batas maksimum benzo[a]piren pada ikan asap, sementara itu CAC hanya menetapkan code of practice terhadap benzo[a]piren. Peraturan cemaran logam berat belum sepenuhnya dipedomani oleh para eksportir sehingga masih terdapat penolakan produk perikanan Indonesia. Hal ini menunjukkan masih perlu dilakukan pengawasan terkait kandungan logam berat yang terdapat pada produk perikanan di Indonesia. Code of practice terkait proses pengolahan pangan direkomendasikan untuk diterbitkan guna meminimalisir kandungan benzo[a]piren.
Kajian Kesesuaian Standar Cemaran Kimia (Logam Berat Dan PAH) Pada Produk Perikanan Di Indonesia Dengan Standar Negara Lain Dan Codex
Pangan dapat terkontaminasi oleh cemaran kimia karena penanganan dan pengolahan pangan yang tidak sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi mayoritas penyebab penolakan produk perikanan Indonesia, 2) menelaah standar cemaran kimia pada produk perikanan, khususnya logam berat yang ada di Indonesia, Codex Alimentariurs Commision (CAC) dan negara-negara lain, serta 3) memberikan rekomendasi bagi pemerintah selaku regulator dalam proses perumusan suatu standar. Dokumen standar cemaran kimia pada produk perikanan dikumpulkan dari dokumen/peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Badan Standardisasi Nasional (BSN), CAC, dan 11 negara lain yaitu Uni Eropa, Kanada, China, Korea Selatan, Vietnam, Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Australia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 164 notifikasi penolakan produk perikanan Indonesia di Uni Eropa, Kanada, dan Korea Selatan selama 10 tahun (2008-2017), penolakan produk perikanan tertinggi disebabkan oleh adanya cemaran kimia merkuri dan metilmerkuri pada ikan todak sebesar 27%, kadmium pada gurita sebesar 5% dan benzo[a]piren pada ikan asap sebesar 3%. Batas maksimum cemaran kimia untuk arsen, kadmium, dan timbal (pada ikan predator) di Indonesia yang terdapat pada Peraturan Kepala (Perka) BPOM Nomor 5 Tahun 2018 lebih rendah dibandingkan dengan yang terdapat di SNI 7387:2009 maupun yang ditetapkan oleh CAC serta negara lain. Indonesia telah menetapkan batas maksimum benzo[a]piren pada ikan asap, sementara itu CAC hanya menetapkan code of practice terhadap benzo[a]piren. Peraturan cemaran logam berat belum sepenuhnya dipedomani oleh para eksportir sehingga masih terdapat penolakan produk perikanan Indonesia. Hal ini menunjukkan masih perlu dilakukan pengawasan terkait kandungan logam berat yang terdapat pada produk perikanan di Indonesia. Code of practice terkait proses pengolahan pangan direkomendasikan untuk diterbitkan guna meminimalisir kandungan benzo[a]piren.
Kajian Kesesuaian Standar Cemaran Kimia (Logam Berat Dan PAH) Pada Produk Perikanan Di Indonesia Dengan Standar Negara Lain Dan Codex
Oryssa Sathalica Pradianti (author) / Winiati Pudji Rahayu (author) / Ratih Dewanti- Hariyadi (author)
2019
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
STUDI KESESUAIAN PENERAPAN STANDAR LINGKUNGAN PERUMAHAN SEDERHANA SEHAT DI KOTA SERANG
BASE | 2017
|Evaluasi Pelaksanaan Standar Produk Hasil Belajar pada Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
DOAJ | 2020
|Kesesuaian Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa terhadap Standar Perumahan Ideal di Sukoharjo
BASE | 2017
|