A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Manajemen Risiko Lingkungan Bendungan Wadaslintang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko lingkungan apa saja yang terjadi pada Bendungan Wadaslintang, penilaian terhadap risiko tersebut dan mitigasi risiko yang dapat dilakukan. Pengambilan data dilakukan dengan cara pembagian kuesioner. Kusioner tahap pertama yang ditujukan kepada pakar untuk memvalidasi variabel yang ada. Tahap kedua pembagian kuesioner ditujukan kepada seluruh pegawai bendungan untuk melihat pengaruh frekuensi dan dampak masing-masing variabel. Selanjutnya dilakukan analisis data dengan beberapa tahap yaitu uji validitas dan reliabilitas, analisis deksriptif, analisis AHP (Analytical Hierarchy Process) serta penentuan faktor dan kategori risiko. Pada tahap terakhir dilakukan mitigasi risiko. Berdasarkan analisis AHP, untuk dampak positif seluruh variabel memiliki kategori tinggi kecuali untuk V8 (membentuk ekosistem baru untuk daerah sekitar) dan V11 (mengurangi jumlah polutan air dari aliran sungai di atas bendungan) yang masuk dalam kategori sedang. Sedangkan untuk dampak negatif, berdasarkan analisa yang dilakukan, seluruh variabel masuk ke dalam kategori sedang dan rendah. Variabel dengan nilai risiko tertinggi pada dampak negatif adalah V16 (emisi gas metana), V25 (penguapan air akibat luasnya reservoir), dan V27 (perubahan morfologi sungai). Mitigasi risiko dilakukan dengan cara penjagaan ekosistem di sekitar bendungan, pemasangan saringan dan pemantauan kualitas air, mengurangi material organik yang masuk ke bendungan, pemasangan pemecah angin dan pengaturan aliran air yang keluar dari bendungan.
Manajemen Risiko Lingkungan Bendungan Wadaslintang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko lingkungan apa saja yang terjadi pada Bendungan Wadaslintang, penilaian terhadap risiko tersebut dan mitigasi risiko yang dapat dilakukan. Pengambilan data dilakukan dengan cara pembagian kuesioner. Kusioner tahap pertama yang ditujukan kepada pakar untuk memvalidasi variabel yang ada. Tahap kedua pembagian kuesioner ditujukan kepada seluruh pegawai bendungan untuk melihat pengaruh frekuensi dan dampak masing-masing variabel. Selanjutnya dilakukan analisis data dengan beberapa tahap yaitu uji validitas dan reliabilitas, analisis deksriptif, analisis AHP (Analytical Hierarchy Process) serta penentuan faktor dan kategori risiko. Pada tahap terakhir dilakukan mitigasi risiko. Berdasarkan analisis AHP, untuk dampak positif seluruh variabel memiliki kategori tinggi kecuali untuk V8 (membentuk ekosistem baru untuk daerah sekitar) dan V11 (mengurangi jumlah polutan air dari aliran sungai di atas bendungan) yang masuk dalam kategori sedang. Sedangkan untuk dampak negatif, berdasarkan analisa yang dilakukan, seluruh variabel masuk ke dalam kategori sedang dan rendah. Variabel dengan nilai risiko tertinggi pada dampak negatif adalah V16 (emisi gas metana), V25 (penguapan air akibat luasnya reservoir), dan V27 (perubahan morfologi sungai). Mitigasi risiko dilakukan dengan cara penjagaan ekosistem di sekitar bendungan, pemasangan saringan dan pemantauan kualitas air, mengurangi material organik yang masuk ke bendungan, pemasangan pemecah angin dan pengaturan aliran air yang keluar dari bendungan.
Manajemen Risiko Lingkungan Bendungan Wadaslintang
Alma Hastari Salsabila (author) / Ida Ayu Ari Anggraeni (author)
2023
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Penilaian Risiko Bendungan Pelaparado Berbasis Metode Modifikasi ICOLD dan Metode Indeks Risiko
DOAJ | 2021
|IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO Implementasi Manajemen Risiko Kebakaran Berdasarkan (IS) ISO 31000
BASE | 2017
|Java-Wadaslintang multipurpose project
Online Contents | 1994