A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
POLITIK KEKUASAAN GIRISAWARDHANA DALAM NOVEL SABDO PALON PUDARNYA SURYA MAJAPAHIT KARYA DAMAR SHASHANGKA
Kajian ini membicarakan tentang politik kekuasaan di Majapahit yang terjadi pada tahun 1373-1380 Saka atau sekitar tahun 1451-1457 Masehi. Dalam hal ini, politik kekuasaan merujuk pada penyalahgunaan wewenang dan konspirasi politik yang dilakukan oleh Girisawardhana (raja Majapahit yang baru) untuk meperluas wilayah kekuasaannya. Politik kekuasaan dalam Novel Sabdo Palon Pudarnya Surya Majapahit Karya Damar Shashangka juga dapat ditemukan melalui memanasnya situasi politik di Majapahit pasca Girisawardhana membuat dan menerbitkan aturan baru yang menimbulkan reaksi/penentangan dari berbagai pihak, salah satunya adalah Bhre Kertabhumi (Raja Kerajaan Keling). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk menafsirkan politik kekuasaan Girisawardhana dalam Novel Sabdo Palon Pudarnya Surya Majapahit. Adapun teori yang digunakan mengacu pada pandangan Max Weber tentang kekuasaan. Kesimpulan dari penelitian ini mengindikasikan bahwa politik kekuasaan mempengaruhi suatu masa atau peradaban, karena kekuasaan (penguasa) akan berupaya menguasai dan menakhlukkan kelompok atau golongan yang bertentangan dengan kebijakan dan ideologi sang penguasa. Namun, dalam politik kekuasaan terdapat sebuah wacana ataupun konspirasi dengan tujuan tertentu untuk mengusai suatu kaum dan juga bisa membungkam kelompok atau golongan tertentu yang dianggap separatis/kaum pemberontak. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar pengaruh politik kekuasaan, maka akan semakin besar pula keinginan untuk menundukkan dan mempengaruhi orang lain.
POLITIK KEKUASAAN GIRISAWARDHANA DALAM NOVEL SABDO PALON PUDARNYA SURYA MAJAPAHIT KARYA DAMAR SHASHANGKA
Kajian ini membicarakan tentang politik kekuasaan di Majapahit yang terjadi pada tahun 1373-1380 Saka atau sekitar tahun 1451-1457 Masehi. Dalam hal ini, politik kekuasaan merujuk pada penyalahgunaan wewenang dan konspirasi politik yang dilakukan oleh Girisawardhana (raja Majapahit yang baru) untuk meperluas wilayah kekuasaannya. Politik kekuasaan dalam Novel Sabdo Palon Pudarnya Surya Majapahit Karya Damar Shashangka juga dapat ditemukan melalui memanasnya situasi politik di Majapahit pasca Girisawardhana membuat dan menerbitkan aturan baru yang menimbulkan reaksi/penentangan dari berbagai pihak, salah satunya adalah Bhre Kertabhumi (Raja Kerajaan Keling). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk menafsirkan politik kekuasaan Girisawardhana dalam Novel Sabdo Palon Pudarnya Surya Majapahit. Adapun teori yang digunakan mengacu pada pandangan Max Weber tentang kekuasaan. Kesimpulan dari penelitian ini mengindikasikan bahwa politik kekuasaan mempengaruhi suatu masa atau peradaban, karena kekuasaan (penguasa) akan berupaya menguasai dan menakhlukkan kelompok atau golongan yang bertentangan dengan kebijakan dan ideologi sang penguasa. Namun, dalam politik kekuasaan terdapat sebuah wacana ataupun konspirasi dengan tujuan tertentu untuk mengusai suatu kaum dan juga bisa membungkam kelompok atau golongan tertentu yang dianggap separatis/kaum pemberontak. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar pengaruh politik kekuasaan, maka akan semakin besar pula keinginan untuk menundukkan dan mempengaruhi orang lain.
POLITIK KEKUASAAN GIRISAWARDHANA DALAM NOVEL SABDO PALON PUDARNYA SURYA MAJAPAHIT KARYA DAMAR SHASHANGKA
Suria Dewi Fatma (author)
2019
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
HEGEMONI KEKUASAAN ANTONIO GRAMSCI DALAM CERPEN “SHARAHKH AL-QUBUR” KARYA KAHLIL GIBRAN
DOAJ | 2021
|