A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
TINGKAT KEBERTERIMAAN TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA OSING: SEBUAH STUDI KASUS TERPANCANG
Artikel ini didasarkan pada penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan disain studi kasus terpancang dan berorientasi pada produk penerjemahan. Tujuannya adalah menilai tingkat keberterimaaan terjemahan istilah budaya Osing (Using) yang terdapat pada 3 publikasi pariwisata dwibahasa yang secara resmi diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi berdasarkan ideologi yang dianut serta strategi penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah. Parameter yang dipakai untuk menilai tingkat keberterimaan diadopsi dari Instrumen Pengukur Tingkat Keberterimaan Terjemahan milik Prof. Nababan. Hasil studi menunjukkan bahwa terjemahan istilah budaya Osing ke dalam Bahasa Inggris dalam sumber data primer memiliki tingkat keberterimaan yang tergolong tinggi karena keberpihakan penerjemah terhadap budaya dan bahasa sasaran (pembaca sasaran/turis asing) yang dibuktikan dengan pilihan ideologi domestikasi dan strategi penerjemahan yang sesuai, yaitu transposisi (90 kali), sinonim (69 kali), padanan deskriptif (26 kali), penambahan-semantik (23 kali), penambahan-struktural (13 kali), penyusutan (11 kali), perluasan (10 kali), penghilangan (6 kali), terjemahan resmi (5 kali), analisis komponensial (2 kali) dan padanan budaya (1 kali). Secara lebih rinci penerjemahan 381 data primer menghasilkan 261 data (94,75%) yang tergolong berterima, 3 data (0,79%) kurang berterima, dan 17 data (4,46%) tidak berterima.
TINGKAT KEBERTERIMAAN TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA OSING: SEBUAH STUDI KASUS TERPANCANG
Artikel ini didasarkan pada penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan disain studi kasus terpancang dan berorientasi pada produk penerjemahan. Tujuannya adalah menilai tingkat keberterimaaan terjemahan istilah budaya Osing (Using) yang terdapat pada 3 publikasi pariwisata dwibahasa yang secara resmi diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi berdasarkan ideologi yang dianut serta strategi penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah. Parameter yang dipakai untuk menilai tingkat keberterimaan diadopsi dari Instrumen Pengukur Tingkat Keberterimaan Terjemahan milik Prof. Nababan. Hasil studi menunjukkan bahwa terjemahan istilah budaya Osing ke dalam Bahasa Inggris dalam sumber data primer memiliki tingkat keberterimaan yang tergolong tinggi karena keberpihakan penerjemah terhadap budaya dan bahasa sasaran (pembaca sasaran/turis asing) yang dibuktikan dengan pilihan ideologi domestikasi dan strategi penerjemahan yang sesuai, yaitu transposisi (90 kali), sinonim (69 kali), padanan deskriptif (26 kali), penambahan-semantik (23 kali), penambahan-struktural (13 kali), penyusutan (11 kali), perluasan (10 kali), penghilangan (6 kali), terjemahan resmi (5 kali), analisis komponensial (2 kali) dan padanan budaya (1 kali). Secara lebih rinci penerjemahan 381 data primer menghasilkan 261 data (94,75%) yang tergolong berterima, 3 data (0,79%) kurang berterima, dan 17 data (4,46%) tidak berterima.
TINGKAT KEBERTERIMAAN TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA OSING: SEBUAH STUDI KASUS TERPANCANG
Wiwin Indiarti (author) / Wulan Wangi (author)
2015
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Budaya Cari Untung Sebagai Pemicu Terjadinya Fraud: Sebuah Studi Etnografi
DOAJ | 2017
|IDEOLOGI PENGASINGAN PADA KOSAKATA BUDAYA DALAM TERJEMAHAN NOVEL BREAKING DAWN
DOAJ | 2017
|DOAJ | 2021
|