A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Potensi Pasar Rakyat di Surabaya Barat sebagai Contoh Pasar Bebas Kantong Plastik
ABSTRAK. Surabaya Barat memiliki pasar rakyat yaitu Pasar Lakarsantri, Asemrowo, Balongsari, Manukan Kulon, Banjarsugihan, Simo, dan Simo Mulyo yang berpotensi menyumbangkan timbulan sampah plastik berupa kantong plastik. Disisi lain, timbulan sampah plastik di pasar Kota Surabaya telah mencapai 20 ton/hari. Himbauan terkait pembatasan penggunaan kantong plastik sebenarnya telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 tahun 2019 namun belum diketahui oleh setiap pengelola, pembeli, dan pedagang di pasar rakyat Kota Surabaya sehingga perlu Program Pasar Rakyat Bebas Kantong Plastik. Namun, aspek bangunan dan keramaian pasar juga perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek bangunan dan keramaian pasar rakyat di area Surabaya Barat dalam mendukung Program Pasar Rakyat Bebas Kantong Plastik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode obeservasi lapangan kemudian dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasar rakyat di area Surabaya Barat dengan dominasi bangunan permanen serta tingkat keramaian pasar cukup ramai sampai ramai ditetapkan sebagai pasar rakyat yang berpotensi mendukung Program Pasar Rakyat Bebas Kantong Plastik karena mampu melindungi barang dagangan pedagang dan belanjaan pembeli ketika waktu hujan tiba, menciptakan kenyamanan terhadap pembeli pasar untuk berbelanja, serta memudahkan pengawasan dan penertiban. Pasar rakyat tersebut meliputi Pasar Balongsari, Banjarsugihan, dan Simo Mulyo. ABSTRACT. West Surabaya has folk markets, namely Lakarsantri, Asemrowo, Balongsari, Manukan Kulon, Banjarsugihan, Simo, and Simo Mulyo which have potential to contribute generation of plastic waste in the form of plastic bags. Plastic waste in the Surabaya market has reached 20 tons/day. The call for restrictions on the use of plastic bags has actually been regulated in Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2019 but has not been known by managers, buyers, and traders so that a Plastic Bag Free Traditional Market is needed. However, the market buildings and crowds also need to be considered. This study aims to determine the building and the crowds of the folk markets in the West Surabaya area in supporting the program. The Method used is field observation and qualitative descriptive analysis. The results indicate the dominance of permanent buildings and the level of market crowds from being quite busy to crowded is designated as a folk market that has the potential to support the program because it can protect the merchandise of traders and buyers’ purchases when it rains, create convenience for market buyers to shop, as well as facilitate supervision and control. Folk markets include Balongsari, Banjarsugihan, and Simo Mulyo.
Potensi Pasar Rakyat di Surabaya Barat sebagai Contoh Pasar Bebas Kantong Plastik
ABSTRAK. Surabaya Barat memiliki pasar rakyat yaitu Pasar Lakarsantri, Asemrowo, Balongsari, Manukan Kulon, Banjarsugihan, Simo, dan Simo Mulyo yang berpotensi menyumbangkan timbulan sampah plastik berupa kantong plastik. Disisi lain, timbulan sampah plastik di pasar Kota Surabaya telah mencapai 20 ton/hari. Himbauan terkait pembatasan penggunaan kantong plastik sebenarnya telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 tahun 2019 namun belum diketahui oleh setiap pengelola, pembeli, dan pedagang di pasar rakyat Kota Surabaya sehingga perlu Program Pasar Rakyat Bebas Kantong Plastik. Namun, aspek bangunan dan keramaian pasar juga perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek bangunan dan keramaian pasar rakyat di area Surabaya Barat dalam mendukung Program Pasar Rakyat Bebas Kantong Plastik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode obeservasi lapangan kemudian dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasar rakyat di area Surabaya Barat dengan dominasi bangunan permanen serta tingkat keramaian pasar cukup ramai sampai ramai ditetapkan sebagai pasar rakyat yang berpotensi mendukung Program Pasar Rakyat Bebas Kantong Plastik karena mampu melindungi barang dagangan pedagang dan belanjaan pembeli ketika waktu hujan tiba, menciptakan kenyamanan terhadap pembeli pasar untuk berbelanja, serta memudahkan pengawasan dan penertiban. Pasar rakyat tersebut meliputi Pasar Balongsari, Banjarsugihan, dan Simo Mulyo. ABSTRACT. West Surabaya has folk markets, namely Lakarsantri, Asemrowo, Balongsari, Manukan Kulon, Banjarsugihan, Simo, and Simo Mulyo which have potential to contribute generation of plastic waste in the form of plastic bags. Plastic waste in the Surabaya market has reached 20 tons/day. The call for restrictions on the use of plastic bags has actually been regulated in Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2019 but has not been known by managers, buyers, and traders so that a Plastic Bag Free Traditional Market is needed. However, the market buildings and crowds also need to be considered. This study aims to determine the building and the crowds of the folk markets in the West Surabaya area in supporting the program. The Method used is field observation and qualitative descriptive analysis. The results indicate the dominance of permanent buildings and the level of market crowds from being quite busy to crowded is designated as a folk market that has the potential to support the program because it can protect the merchandise of traders and buyers’ purchases when it rains, create convenience for market buyers to shop, as well as facilitate supervision and control. Folk markets include Balongsari, Banjarsugihan, and Simo Mulyo.
Potensi Pasar Rakyat di Surabaya Barat sebagai Contoh Pasar Bebas Kantong Plastik
Krisna Andrian Bimantara (author) / Nita Citrasari (author)
2022
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0