A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Perilaku Masyarkat Permukim Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Kulon Progo
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu model pemikiran dasar tentang hubungan kausal antara manusia dengan alam lingkungan. Model yang digunakan adalah pendekatan perilaku (behavioural approaches) dengan dasar teori Persepsi Lingkungan dan Perilaku Masyarakat (enviroment perception and behaviour). Dalam konteks ini diaplikasikan pada perilaku masyarakat pemukim di kawasan hutan dataran rendah berfungsi lindung di dua desa yang berbeda aksesibilitasnya yaitu desa Hargowilis dan desa Sendangsari Kabupaten Kulon Progo. Metode yang dipergunakan adalah metode survei dengan menggunakan sampel responden yang dipilih secara acak sederhana pada masing-masing desa sebanyak 40 orang, atau jumlah total 80 orang sampel responden. Analisis data menggunakan Label frekuensi untuk hal-hal umum dan karakteristik responden, sedangkan pembuktian hipotesis menggunakan analisis korelasi parsial product moment dan koefisien korelasi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur dasar yaitu sistem natal sosio budaya yang didukung oleh unsur pendidikan dan unsur pendorong yang berupa informasi atau penerangan tentang sumberdaya hutan lestari (konservasi) berpengaruh terhadap variasi perilaku masyarakat pada sumberdaya hutan yang bermakna pelestarian atau konservasi di dua desa yang berbeda aksesibilitasnya. Perilaku masyarakat pada desa berakses rendah (Hargowilis) terhadap sumberdaya hutan bermakna pelestarian sangat dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik lingkungan yang sulit dan terisolir. Disamping itu juga faktor pendidikan yang rendah serta penerangan yang kurang menyebabkan daya penalaran masyarakat rendah. Sebagai akibatnya masyarakat berperilaku permisif negatif terhadap keselamatan sumbedaya hutan lestari karena nilai sosio budaya masyarakat secara lokal condong berorientasi pada kebersamaan dan solideritas dalam menghadapi keadaan. Sebaliknya di desa Sendangsari yang berakses tinggi karena daya penalarannya lebih balk yang disebabkan oleh faktor pendidikan, dan ditopang oleh peran adat dan religi lokal yang mona unsur keagamaan terdapat di dalamnya ternyata mampu berpengaruh pada masyarakat untuk bersikap don berperilaku positif terhadap sumberdaya hutan yang lestari.
Perilaku Masyarkat Permukim Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Kulon Progo
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu model pemikiran dasar tentang hubungan kausal antara manusia dengan alam lingkungan. Model yang digunakan adalah pendekatan perilaku (behavioural approaches) dengan dasar teori Persepsi Lingkungan dan Perilaku Masyarakat (enviroment perception and behaviour). Dalam konteks ini diaplikasikan pada perilaku masyarakat pemukim di kawasan hutan dataran rendah berfungsi lindung di dua desa yang berbeda aksesibilitasnya yaitu desa Hargowilis dan desa Sendangsari Kabupaten Kulon Progo. Metode yang dipergunakan adalah metode survei dengan menggunakan sampel responden yang dipilih secara acak sederhana pada masing-masing desa sebanyak 40 orang, atau jumlah total 80 orang sampel responden. Analisis data menggunakan Label frekuensi untuk hal-hal umum dan karakteristik responden, sedangkan pembuktian hipotesis menggunakan analisis korelasi parsial product moment dan koefisien korelasi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur dasar yaitu sistem natal sosio budaya yang didukung oleh unsur pendidikan dan unsur pendorong yang berupa informasi atau penerangan tentang sumberdaya hutan lestari (konservasi) berpengaruh terhadap variasi perilaku masyarakat pada sumberdaya hutan yang bermakna pelestarian atau konservasi di dua desa yang berbeda aksesibilitasnya. Perilaku masyarakat pada desa berakses rendah (Hargowilis) terhadap sumberdaya hutan bermakna pelestarian sangat dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik lingkungan yang sulit dan terisolir. Disamping itu juga faktor pendidikan yang rendah serta penerangan yang kurang menyebabkan daya penalaran masyarakat rendah. Sebagai akibatnya masyarakat berperilaku permisif negatif terhadap keselamatan sumbedaya hutan lestari karena nilai sosio budaya masyarakat secara lokal condong berorientasi pada kebersamaan dan solideritas dalam menghadapi keadaan. Sebaliknya di desa Sendangsari yang berakses tinggi karena daya penalarannya lebih balk yang disebabkan oleh faktor pendidikan, dan ditopang oleh peran adat dan religi lokal yang mona unsur keagamaan terdapat di dalamnya ternyata mampu berpengaruh pada masyarakat untuk bersikap don berperilaku positif terhadap sumberdaya hutan yang lestari.
Perilaku Masyarkat Permukim Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Kulon Progo
Soekadri . (author)
2015
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Valuasi Ekonomi Konversi Lahan Pertanian Di Kawasan Aerotropolis Kulon Progo
BASE | 2021
|Keanekaragaman dan potensi tumbuhan di kawasan Hutan Lindung Gunung Pesagi, Lampung Barat
DOAJ | 2017
|