A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Majunya teknologi dan informasi di jaman modern ini tidak hanya memberikan efek yang baik pada generasi muda. Akan tetapi juga memberikan dampak yang kurang baik. Kurang bijaknya dalam penggunaan teknologi mampu menjadikan media sebagai sarana kekerasan dan pembully-an, atau lebih dikenal dengan cyberbullying. Cyberbullying memberikan dampak yang lebih ekstrem di bandingkan dengan traditional bullying, karena dalam kasus ini, korban tidak dapat memberikan perlawanan dan lebih menekan psikis korban. Jadi perlu adanya penanganan khusus pada korban sehingga korban mampu berinteraksi kembali dengan lingkungannya atau yang lebih dikenal dengan resiliensi. Pada artikel ini diharapkan mampu memberikan beberapa alternative metode terapi baik secara umum maupun metode sufistik, serta memberikan pemahaman pada resiliensi korban cyberbullying dalam perspektif psikologis maupun keislaman.
Majunya teknologi dan informasi di jaman modern ini tidak hanya memberikan efek yang baik pada generasi muda. Akan tetapi juga memberikan dampak yang kurang baik. Kurang bijaknya dalam penggunaan teknologi mampu menjadikan media sebagai sarana kekerasan dan pembully-an, atau lebih dikenal dengan cyberbullying. Cyberbullying memberikan dampak yang lebih ekstrem di bandingkan dengan traditional bullying, karena dalam kasus ini, korban tidak dapat memberikan perlawanan dan lebih menekan psikis korban. Jadi perlu adanya penanganan khusus pada korban sehingga korban mampu berinteraksi kembali dengan lingkungannya atau yang lebih dikenal dengan resiliensi. Pada artikel ini diharapkan mampu memberikan beberapa alternative metode terapi baik secara umum maupun metode sufistik, serta memberikan pemahaman pada resiliensi korban cyberbullying dalam perspektif psikologis maupun keislaman.
Resiliensi Korban Cyberbullying
Faricha Andriani (author)
2018
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0