A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
RISIKO DAN STRATEGI INVESTASI SAHAM SECOND LINER DENGAN GLOBAL MINIMUM VARIANCE PORTFOLIO
Saham lapis kedua (second liner) menjadi perhatian investor karena mendorong kenaikan IHSG di masa resesi global akibat pandemi. Indeks Small Medium Cap (SMC) merupakan kumpulan saham kelompok emiten kecil dan menengah yang terdaftar di BEI dengan kinerja fundamental dan likuiditas yang baik. Penilaian saham, pemilihan kombinasi portofolio, dan ukuran risiko menjadi dasar strategi yang dilakukan investor. Komposisi saham pembentuk portofolio dilakukan dengan tujuan mendapatkan risiko minimal dengan return maksimal. Global Minimum Variance Portfolio mengoptimalkan tujuan ini dengan memanfaatkan fungsi Lagrange. Pada kondisi pandemi ini, 3 saham second liner yaitu TOWR, MIKA, dan PGAS menunjukkan outperform yang membantu menahan kejatuhan IHSG dan mendorong kenaikan IHSG secara signifikan. Proporsi saham yang terbentuk dengan komposisi 41,93% saham TOWR, 32,62% saham MIKA, dan 25,45% saham PGAS. Portofolio yang terbentuk berdasarkan proporsi ini menunjukkan sifat skewness dan kurtosis, sehingga pengukuran Value at Risk menggunakan Value at Risk dengan pengembangan Ekpansi Cornish-Fisher yang memperhatikan sifat skewness dan kurtosis dari data. Risiko investasi pada portfolio ini dengan tingkat keyakinan 95% untuk 1 periode ke depan cukup kecil, yaitu sebesar 3,60% dari investasi yang ditanamkan.
RISIKO DAN STRATEGI INVESTASI SAHAM SECOND LINER DENGAN GLOBAL MINIMUM VARIANCE PORTFOLIO
Saham lapis kedua (second liner) menjadi perhatian investor karena mendorong kenaikan IHSG di masa resesi global akibat pandemi. Indeks Small Medium Cap (SMC) merupakan kumpulan saham kelompok emiten kecil dan menengah yang terdaftar di BEI dengan kinerja fundamental dan likuiditas yang baik. Penilaian saham, pemilihan kombinasi portofolio, dan ukuran risiko menjadi dasar strategi yang dilakukan investor. Komposisi saham pembentuk portofolio dilakukan dengan tujuan mendapatkan risiko minimal dengan return maksimal. Global Minimum Variance Portfolio mengoptimalkan tujuan ini dengan memanfaatkan fungsi Lagrange. Pada kondisi pandemi ini, 3 saham second liner yaitu TOWR, MIKA, dan PGAS menunjukkan outperform yang membantu menahan kejatuhan IHSG dan mendorong kenaikan IHSG secara signifikan. Proporsi saham yang terbentuk dengan komposisi 41,93% saham TOWR, 32,62% saham MIKA, dan 25,45% saham PGAS. Portofolio yang terbentuk berdasarkan proporsi ini menunjukkan sifat skewness dan kurtosis, sehingga pengukuran Value at Risk menggunakan Value at Risk dengan pengembangan Ekpansi Cornish-Fisher yang memperhatikan sifat skewness dan kurtosis dari data. Risiko investasi pada portfolio ini dengan tingkat keyakinan 95% untuk 1 periode ke depan cukup kecil, yaitu sebesar 3,60% dari investasi yang ditanamkan.
RISIKO DAN STRATEGI INVESTASI SAHAM SECOND LINER DENGAN GLOBAL MINIMUM VARIANCE PORTFOLIO
Di Asih I Maruddani (author) / Tutut Dewi Astuti (author)
2021
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
DOAJ | 2017
|The KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN STRATEGI INVESTASI MOENTUM PADA INDEKS KOMPAS100
DOAJ | 2019
|KETERBATASAN INFORMASI KEBIJAKAN DIVIDEN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGAGALAN INVESTASI SAHAM
DOAJ | 2021
|