A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Pengaruh Minyak Biji Nyamplung pada Bio-Flux Oil Sebagai Modifier Asbuton Butiran Terhadap Kinerja Asbuton Campuran Panas
Sampai saat ini, kebutuhan aspal di Indonesia masih tergantung dari impor karena produksi dalam negeri masih belum mencukupi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penggunaan asbuton perlu terus dikembangkan. Namun demikian, mortal aspal pada asbuton masih terperangkap pada mineralnya sehingga dibutuhkan bahan pelunak yang dapat meningkatkan kualitas asbuton. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh proporsi minyak biji nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) sebagai bagian dari bio-flux oil terhadap kinerja campuran aspal panas menggunakan asbuton. Bio-flux oil yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 5 komposisi dengan proporsi minyak biji nyamplung pada rentang 20-28%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja campuran yang terbaik diperoleh pada proporsi minyak biji nyamplung dalam bio-flux oil sebesar 28% pada kadar aspal optimum 5,1%. Pada campuran tersebut, nilai stabilitas Marshall adalah 1699,1 kg, flow3,3 mm, Marshall Quotient 516,1 kg/mm, VMA 15,10%, VIM 4,65%, VFB 69,24%, dan ITS 211,5 kPa. Menurut Departemen PU (2007), persyaratan stabilitas Marshall adalah minimal 1000 kg, flow minimal 3,0 mm, Marshall Quotient minimal 300 kg/mm, VMA minimal 15%, VIM 3,5 - 5,5% dan VFB minimal 65%. Proporsi minyak biji nyamplung dalam bio-flux oil tersebut menghasilkan campuran yang memenuhi persyaratan asphalt concrete-wearing course.
Pengaruh Minyak Biji Nyamplung pada Bio-Flux Oil Sebagai Modifier Asbuton Butiran Terhadap Kinerja Asbuton Campuran Panas
Sampai saat ini, kebutuhan aspal di Indonesia masih tergantung dari impor karena produksi dalam negeri masih belum mencukupi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penggunaan asbuton perlu terus dikembangkan. Namun demikian, mortal aspal pada asbuton masih terperangkap pada mineralnya sehingga dibutuhkan bahan pelunak yang dapat meningkatkan kualitas asbuton. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh proporsi minyak biji nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) sebagai bagian dari bio-flux oil terhadap kinerja campuran aspal panas menggunakan asbuton. Bio-flux oil yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 5 komposisi dengan proporsi minyak biji nyamplung pada rentang 20-28%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja campuran yang terbaik diperoleh pada proporsi minyak biji nyamplung dalam bio-flux oil sebesar 28% pada kadar aspal optimum 5,1%. Pada campuran tersebut, nilai stabilitas Marshall adalah 1699,1 kg, flow3,3 mm, Marshall Quotient 516,1 kg/mm, VMA 15,10%, VIM 4,65%, VFB 69,24%, dan ITS 211,5 kPa. Menurut Departemen PU (2007), persyaratan stabilitas Marshall adalah minimal 1000 kg, flow minimal 3,0 mm, Marshall Quotient minimal 300 kg/mm, VMA minimal 15%, VIM 3,5 - 5,5% dan VFB minimal 65%. Proporsi minyak biji nyamplung dalam bio-flux oil tersebut menghasilkan campuran yang memenuhi persyaratan asphalt concrete-wearing course.
Pengaruh Minyak Biji Nyamplung pada Bio-Flux Oil Sebagai Modifier Asbuton Butiran Terhadap Kinerja Asbuton Campuran Panas
Ratna Yuniarti (author)
2014
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Evaluasi Kinerja Campuran Beraspal dengan Bitumen Hasil Ekstraksi Penuh dari Asbuton
DOAJ | 2018
|Analisis Perbandingan Karakteristik antara AC-WC Asbuton dengan Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA)
DOAJ | 2022
|PENGARUH GEOMETRI PIPA KONDENSOR TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA DESTILASI MINYAK PLASTIK
DOAJ | 2017
|