A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Kajian Termis pada Beberapa Material Dinding untuk Ruang Bawah Tanah
Abstrak. Karena terbatasnya lahan yang tersedia di kodya Denpasar, pembangunan ruang bawah tanah khususnya pusat perbelanjaan dan perkantoran dewasa ini telah semakin meluas. Banyak bangunan komersial yang kini telah memiliki ruang bawah tanah, namun karena perencanaan pengkondisian udaranya yang kurang baik, menyebabkan kurang optimalnya penggunaan ruang bawah tanah tersebut untuk aktivitas dan egiatan manusia.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan besarnya pertukaran panas pada dinding bangunan di bawah tanah. Pertukaran panas tersebut selanjutnya dipergunakan untuk mengetahui tingkat kenyamanan termis dari penghuni dengan jalan menghitung laju metabolisme tubuh manusia. Material selubung bangunan yang baik adalah material yang mampu mempertukarkan kalor sekecil "“ kecilnya serta menghasilkan laju metabolisme tubuh yang serendah "“ rendahnya. Dalam penelitian ini akan diuji beberapa kombinasi material dinding bangunan agar mampu memenuhi kriteria tersebut. Kajian terhadap kombinasi material ini untuk mencari susunan terbaik dari material penyusun selubung bangunan. Ditemukan bahwa kombinasi semen dan pasir, batu bata dan batu palimanan memberikan pertukaran panas terkecil dan kenyamanan termis terbaik bagi metabolisme tubuh. Abstract. Due to the land limitation in Denpasar area, development of underground especially for shopping malls and offices was growth rapidly. Most commercial buildings have underground area, but the failure on the design of air conditioning system caused the un-optimize of underground area for activity and human living. This research aims to compare the heat transfer rate on the wall of underground buildings. The heat transfer rate is used to understand the thermal comfort level of occupants by taking into account the human metabolic rate. The best material of buildings envelope must be able to transfer the smallest heat between the room to its surrounding and produce the smallest metabolic rate of occupants. This research compares several kinds of material in order to find those criteria. It found that combination of cement, brick and palimanan stone have been able to produce the smallest heat transfer rate and metabolic rate of occupants.
Kajian Termis pada Beberapa Material Dinding untuk Ruang Bawah Tanah
Abstrak. Karena terbatasnya lahan yang tersedia di kodya Denpasar, pembangunan ruang bawah tanah khususnya pusat perbelanjaan dan perkantoran dewasa ini telah semakin meluas. Banyak bangunan komersial yang kini telah memiliki ruang bawah tanah, namun karena perencanaan pengkondisian udaranya yang kurang baik, menyebabkan kurang optimalnya penggunaan ruang bawah tanah tersebut untuk aktivitas dan egiatan manusia.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan besarnya pertukaran panas pada dinding bangunan di bawah tanah. Pertukaran panas tersebut selanjutnya dipergunakan untuk mengetahui tingkat kenyamanan termis dari penghuni dengan jalan menghitung laju metabolisme tubuh manusia. Material selubung bangunan yang baik adalah material yang mampu mempertukarkan kalor sekecil "“ kecilnya serta menghasilkan laju metabolisme tubuh yang serendah "“ rendahnya. Dalam penelitian ini akan diuji beberapa kombinasi material dinding bangunan agar mampu memenuhi kriteria tersebut. Kajian terhadap kombinasi material ini untuk mencari susunan terbaik dari material penyusun selubung bangunan. Ditemukan bahwa kombinasi semen dan pasir, batu bata dan batu palimanan memberikan pertukaran panas terkecil dan kenyamanan termis terbaik bagi metabolisme tubuh. Abstract. Due to the land limitation in Denpasar area, development of underground especially for shopping malls and offices was growth rapidly. Most commercial buildings have underground area, but the failure on the design of air conditioning system caused the un-optimize of underground area for activity and human living. This research aims to compare the heat transfer rate on the wall of underground buildings. The heat transfer rate is used to understand the thermal comfort level of occupants by taking into account the human metabolic rate. The best material of buildings envelope must be able to transfer the smallest heat between the room to its surrounding and produce the smallest metabolic rate of occupants. This research compares several kinds of material in order to find those criteria. It found that combination of cement, brick and palimanan stone have been able to produce the smallest heat transfer rate and metabolic rate of occupants.
Kajian Termis pada Beberapa Material Dinding untuk Ruang Bawah Tanah
I Gusti Bagus Wijaya Kusuma (author)
2010
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
BASE | 2021
|