A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
PENDEKATAN SEL SEDIMEN MENGGUNAICAN CITRA PENGINDERAAN JAUH SEBAGAI DASAR PENATAAN RUANG WILAYAH PESISIR (STUDI KASUS DI PESISIR UTARA PROPINSI JAWA TENGAH)
ABSTRAK Wilayah pesisir adalah wilayah peralihan antara darat dan taut. Terdapat banyak sekali amberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, sehiagga perkernbangan wilayah pesisir emakin pesat dan kondisi ini menyebabkan konflik antara berbagai kepentingan manusia di ,ilayah tersebut. Diperlukan pengaturan ruang di wilayah pesisir untuk mengatasi konflik antar epentingan tersebut dengan menggunakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan hubungan etiap sumberdaya dalam ekosistem wilayah pesisir dan dengan tetap memperhatikan ekosistem ersebut secara menyeluruh. Pendekatan tersebut adalah pendekatan set sedimen (sediment cell). iel sedimen adalah satuan panjang pantai yang mempunyai keseragaman kondisi fisik dengan carakieristik dinamika sedimen detain wilayah pergerakannya tidak mengganggu keseimbangan iondisi pantai yang berdekatan. Pendekatan set sedimen untuk perencanaan tats ruang pada winsipnya adalah bahwa satu unit pengelolaan adalah panjang pantai dengan karakteristik tertentu yang berkaitan dengan proses alami dan penggunaan lahan pesisir. Tujuan dart penelitian ini edalah menentukan batas set sedimen di wilayah pesisir utara Propinsi Jawa Tengah sebagai dasar penataan ruang pesisir di wilayah tersebut. Metode yang digunakan untuk menentukan sel sedimen adalah dengan interpretasi citra Landsat ETM+ tahun 2002 dan pengukuran lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di wilayah pesisir utara Propinsi Jawa Tengah terdapat 6 sel sedimen, dimana dap sel sedimen tersebut mempunyai keseragaman kondisifisik dengan karalaeristik dinamika sedimen yang berbeda dengan sedimen set lainnya. Sel sedimen-sel sedimen tersebut meliputi : Sel sedimen 1 yang dimulai dari Muara Sungai Cisanggarung sampai sebelah timur Muara Sungai Pemali, Sel sedimen 2 yang dimulai dart sebelah Timur Sungai Pemali sampai Muara Sungai Bodri, Sel sedimen 3 yang dimulai dart Muara sungai Bodri sampai Muara Sungai Wulan, Sel Sedimen 4 yang dimulai dan muara Sungai Wulan sampai pesisir utara Kabupaten Jepara, Set sedimen 5 yang dimulai dart pesisir utara Kabupaten Pea sampai Muara Sungai Kalioso Rembang, dan Sel sedimen 6 yang dimulai dart muara Sungai Kalioso sampai pesisir utara Kabupaten Rembang, Tap-flap sel sedimen dapat digunakan sebagai dasar pengaturan peruntukan ruang kegiatan pembangunan dengan memperhatikan perilaku sedimen dengan menvusun matrik keserasian kegiatan pembangunan di wilayah pesisir.
PENDEKATAN SEL SEDIMEN MENGGUNAICAN CITRA PENGINDERAAN JAUH SEBAGAI DASAR PENATAAN RUANG WILAYAH PESISIR (STUDI KASUS DI PESISIR UTARA PROPINSI JAWA TENGAH)
ABSTRAK Wilayah pesisir adalah wilayah peralihan antara darat dan taut. Terdapat banyak sekali amberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, sehiagga perkernbangan wilayah pesisir emakin pesat dan kondisi ini menyebabkan konflik antara berbagai kepentingan manusia di ,ilayah tersebut. Diperlukan pengaturan ruang di wilayah pesisir untuk mengatasi konflik antar epentingan tersebut dengan menggunakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan hubungan etiap sumberdaya dalam ekosistem wilayah pesisir dan dengan tetap memperhatikan ekosistem ersebut secara menyeluruh. Pendekatan tersebut adalah pendekatan set sedimen (sediment cell). iel sedimen adalah satuan panjang pantai yang mempunyai keseragaman kondisi fisik dengan carakieristik dinamika sedimen detain wilayah pergerakannya tidak mengganggu keseimbangan iondisi pantai yang berdekatan. Pendekatan set sedimen untuk perencanaan tats ruang pada winsipnya adalah bahwa satu unit pengelolaan adalah panjang pantai dengan karakteristik tertentu yang berkaitan dengan proses alami dan penggunaan lahan pesisir. Tujuan dart penelitian ini edalah menentukan batas set sedimen di wilayah pesisir utara Propinsi Jawa Tengah sebagai dasar penataan ruang pesisir di wilayah tersebut. Metode yang digunakan untuk menentukan sel sedimen adalah dengan interpretasi citra Landsat ETM+ tahun 2002 dan pengukuran lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di wilayah pesisir utara Propinsi Jawa Tengah terdapat 6 sel sedimen, dimana dap sel sedimen tersebut mempunyai keseragaman kondisifisik dengan karalaeristik dinamika sedimen yang berbeda dengan sedimen set lainnya. Sel sedimen-sel sedimen tersebut meliputi : Sel sedimen 1 yang dimulai dari Muara Sungai Cisanggarung sampai sebelah timur Muara Sungai Pemali, Sel sedimen 2 yang dimulai dart sebelah Timur Sungai Pemali sampai Muara Sungai Bodri, Sel sedimen 3 yang dimulai dart Muara sungai Bodri sampai Muara Sungai Wulan, Sel Sedimen 4 yang dimulai dan muara Sungai Wulan sampai pesisir utara Kabupaten Jepara, Set sedimen 5 yang dimulai dart pesisir utara Kabupaten Pea sampai Muara Sungai Kalioso Rembang, dan Sel sedimen 6 yang dimulai dart muara Sungai Kalioso sampai pesisir utara Kabupaten Rembang, Tap-flap sel sedimen dapat digunakan sebagai dasar pengaturan peruntukan ruang kegiatan pembangunan dengan memperhatikan perilaku sedimen dengan menvusun matrik keserasian kegiatan pembangunan di wilayah pesisir.
PENDEKATAN SEL SEDIMEN MENGGUNAICAN CITRA PENGINDERAAN JAUH SEBAGAI DASAR PENATAAN RUANG WILAYAH PESISIR (STUDI KASUS DI PESISIR UTARA PROPINSI JAWA TENGAH)
Nurul Khakhim (author) / Dulbahri Dulbahri (author) / Djati Mardiatno (author) / Valentina Arminah (author)
2016
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
PENYELESAIAN SENGKETA TANAH WAKAF YANG TIDAK TERSERTIFIKASI DI WILAYAH PESISIR UTARA JAWA TENGAH
DOAJ | 2018
|Analisis Rencana Tata Ruang Wilayah Pada Pesisir Rawan Tsunami (Studi Pesisir Aceh, Banten dan Palu)
DOAJ | 2021
|IMPLEMENTASI UU WAKAF DALAM PENYELESAIAN SENGKETA WAKAF DI WILAYAH PESISIR JAWA TENGAH
DOAJ | 2019
|Analisis Banjir Rob di Wilayah Pesisir Bintan Utara Sebagai Upaya Mendukung Keamanan Maritim
DOAJ | 2023
|