A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Pola Aglomerasi dan Keterhubungan Spasial UMKM di Kabupaten Temanggung
Pemanfaatan sumber daya alam sebagai komoditas, menuntut masyarakat di Kabupaten Temanggung untuk mengolah produknya agar memberikan nilai tambah yang lebih baik. Proses produksi masyarakat diidentifikasi dari Usaha Menegah Kecil dan Mikro dari produk unggulan Makanan Ringan, Batik & Kerajinan, Kayu, Kopi, Pariwisata dan Tembakau. Persebaran UMKM di 289 desa terikat dengan asal bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran produk tersebut. Desa sebagai bagian dari perkembangan wilayah mendapatkan pengaruh dari pola aglomerasi pertumbuhan wilayah. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat keterkaitan spasial atau keruangan antara pola aglomerasi dengan perkembangan UMKM di Kabupaten Temanggung. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari sensus UMKM produk unggulan Kabupaten Temanggung dengan pendekatan lokasi usaha atau desa. Data yang diperoleh diolah dengan metode pengamatan secara spasial dari persebaran para UMKM di Kabupaten Temanggung menggunakan metode LISA (Local Indicator of Spatial Association). Hasil menunjukkan bahwa persebaran UMKM memiliki pola keterhubungan dan karakteristik yang dapat mengindikasikan potensi kerjasama yang dapat terjalin. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan UMKM Batik dan kerajinan, kopi, kayu dan tembakau membentuk pengelompokan/terklaster dan interaksi antar UMKM didalam produk unggulan. Hal ini menunjukkan bahwa persebaran UMKM tersebut akan menjadi preferensi penting untuk dijadikan pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan pengembangan UMKM.
Pola Aglomerasi dan Keterhubungan Spasial UMKM di Kabupaten Temanggung
Pemanfaatan sumber daya alam sebagai komoditas, menuntut masyarakat di Kabupaten Temanggung untuk mengolah produknya agar memberikan nilai tambah yang lebih baik. Proses produksi masyarakat diidentifikasi dari Usaha Menegah Kecil dan Mikro dari produk unggulan Makanan Ringan, Batik & Kerajinan, Kayu, Kopi, Pariwisata dan Tembakau. Persebaran UMKM di 289 desa terikat dengan asal bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran produk tersebut. Desa sebagai bagian dari perkembangan wilayah mendapatkan pengaruh dari pola aglomerasi pertumbuhan wilayah. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat keterkaitan spasial atau keruangan antara pola aglomerasi dengan perkembangan UMKM di Kabupaten Temanggung. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari sensus UMKM produk unggulan Kabupaten Temanggung dengan pendekatan lokasi usaha atau desa. Data yang diperoleh diolah dengan metode pengamatan secara spasial dari persebaran para UMKM di Kabupaten Temanggung menggunakan metode LISA (Local Indicator of Spatial Association). Hasil menunjukkan bahwa persebaran UMKM memiliki pola keterhubungan dan karakteristik yang dapat mengindikasikan potensi kerjasama yang dapat terjalin. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan UMKM Batik dan kerajinan, kopi, kayu dan tembakau membentuk pengelompokan/terklaster dan interaksi antar UMKM didalam produk unggulan. Hal ini menunjukkan bahwa persebaran UMKM tersebut akan menjadi preferensi penting untuk dijadikan pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan pengembangan UMKM.
Pola Aglomerasi dan Keterhubungan Spasial UMKM di Kabupaten Temanggung
Surya Tri Esthi Wira Hutama (author) / Holi Bina Wijaya (author) / Muhammad Indra Hadi Wijaya (author)
2022
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Analisis Pola Spasial dan Sebaran Penduduk Miskin di Kabupaten Mandailing Natal
DOAJ | 2023
|Pola Spasial Daya Dukung Sumber Daya Air Di Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik
BASE | 2021
|Pola Spasial Daya Dukung Sumber Daya Air Di Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik
BASE | 2021
|ANALISIS POLA SPASIAL PERSEBARAN KAWASAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DI KABUPATEN KARAWANG
DOAJ | 2020
|