A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Individu Komunikatif Menurut Jurgen Habermas Dalam Perspektif Filsafat Manusia
Manusia adalah makhluk yang unik, yang selalu menampilkan eksistensinya melalui pemikiran dan rasional. Keunikan manusia yang seperti itu telah lama dinyatakan oleh Aristoteles, filsuf klasik, bahwa manusia adalah animal rationale. Rumusan yang seperti itu muncul dalam filsafat manusia. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, filsafat manusia saat ini mengalami pergeseran dan lebih tertarik dalam upaya merumuskan manusia sebagai animal loquens (makhluk yang berbicara). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptis-analitis. Metode yang digunakan adalah Hermeneutika untuk menafsirkan konsepsi pemikiran Jurgen Habermas tentang manusia sebagai objek materialnya. Sedangkan objek formalnya adalah filsafat manusia. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ternyata manusia tidak hanya berkutat pada wilayah refleksi diri atau makhluk yang berpikir saja. Namun manusia dapat berkomunikasi dengan yang lain. Individu manusia menemukan keunikan dan kepribadian jika mampu bersikap komunikatif, sikap komunikatif ini terlahir dari rasionalitas yang digagas oleh Jurgen Habermas. Keberadaan Individu komunikatif inilah yang menjadi hakekat manusia dalam kajian filsafat manusia. Eksistensi manusia menjadi ada, jika manusia itu mampu bersikap komunikatif. Komunikatif dalam artian untuk melakukan kritik-kritik atas keberadaan masyarakat modern. Dalam konteks manusia modern, adanya identitas ego memiliki peran yang sangat siginifikant sebagai upaya melakukan komunikasi antar pribadi dan dengan manusia yang lain. Individu komunikatif inilah yang menjadi bagian dari individu diskursif dalam menuju masyarakat komunikatif.
Individu Komunikatif Menurut Jurgen Habermas Dalam Perspektif Filsafat Manusia
Manusia adalah makhluk yang unik, yang selalu menampilkan eksistensinya melalui pemikiran dan rasional. Keunikan manusia yang seperti itu telah lama dinyatakan oleh Aristoteles, filsuf klasik, bahwa manusia adalah animal rationale. Rumusan yang seperti itu muncul dalam filsafat manusia. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, filsafat manusia saat ini mengalami pergeseran dan lebih tertarik dalam upaya merumuskan manusia sebagai animal loquens (makhluk yang berbicara). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptis-analitis. Metode yang digunakan adalah Hermeneutika untuk menafsirkan konsepsi pemikiran Jurgen Habermas tentang manusia sebagai objek materialnya. Sedangkan objek formalnya adalah filsafat manusia. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ternyata manusia tidak hanya berkutat pada wilayah refleksi diri atau makhluk yang berpikir saja. Namun manusia dapat berkomunikasi dengan yang lain. Individu manusia menemukan keunikan dan kepribadian jika mampu bersikap komunikatif, sikap komunikatif ini terlahir dari rasionalitas yang digagas oleh Jurgen Habermas. Keberadaan Individu komunikatif inilah yang menjadi hakekat manusia dalam kajian filsafat manusia. Eksistensi manusia menjadi ada, jika manusia itu mampu bersikap komunikatif. Komunikatif dalam artian untuk melakukan kritik-kritik atas keberadaan masyarakat modern. Dalam konteks manusia modern, adanya identitas ego memiliki peran yang sangat siginifikant sebagai upaya melakukan komunikasi antar pribadi dan dengan manusia yang lain. Individu komunikatif inilah yang menjadi bagian dari individu diskursif dalam menuju masyarakat komunikatif.
Individu Komunikatif Menurut Jurgen Habermas Dalam Perspektif Filsafat Manusia
Syahrul Kirom (author)
2020
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Fenomena Pola Asuh Ibu Bekerja Dalam Mendidik Anak Menurut Perspektif Filsafat Pendidikan Islam
DOAJ | 2021
|Penetapan Tersangka Menurut Hukum Acara Pidana dalam Perspektif Hak Asasi Manusia
DOAJ | 2018
|