A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Pengembangan Agrowisata Apel Berbasis Kearifan Lokal Di Poncokusumo
Budaya merupakan akar dari sebuah bangsa. Wujud budaya dapat berupa aktivitas danmata pencaharian sehari-hari. Bertani adalah salah satu contoh aktivitas sekaligus matapencaharian dari masyarakat agraris Indonesia. Poncokusumo, merupakan salah satudaerah di Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya hidup dari pertanian, khususnyakomoditas Apel. Sehingga, buah apel yang ada di Malang salah satunya dipasok dariPoncokusumo. Namun, penggunaan lahan dan mata pencaharian masyarakat berubahseiring dengan waktu. Apabila dibiarkan, Apel beserta budaya bertani yang telah adadapat tergerus. Oleh karena itu perlu upaya yang dapat mempertahankan Apel Malangbersamaan dengan budaya bertani masyarakat Poncokusumo. Hal ini tentu tidak dapatdilakukan tanpa acuan yang jelas. Sesuai dengan SDG’s poin ke delapan, upaya yangharus dilakukan harus memperhatikan komunitas berkelanjutan dan ekonomi yanglayak. Kabupaten Malang sendiri telah menunjuk Poncokusumo sebagai daerahAgropolitan. Namun, hal ini perlu dikaji kembali. Kajian ini menggunakan analisis SWOTuntuk mengevaluasi hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan mengenai pengelolaanlahan pertanian Apel di Poncokusumo. Sehingga, kajian ini dapat menghasilkan solusiberupa pengembangan agrowisata berbasis kearifan lokal yang diharapkan mampumenjadi pendorong kegiatan ekonomi yang lebih baik sekaligus melestarikan budayabertani di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Pengembangan Agrowisata Apel Berbasis Kearifan Lokal Di Poncokusumo
Budaya merupakan akar dari sebuah bangsa. Wujud budaya dapat berupa aktivitas danmata pencaharian sehari-hari. Bertani adalah salah satu contoh aktivitas sekaligus matapencaharian dari masyarakat agraris Indonesia. Poncokusumo, merupakan salah satudaerah di Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya hidup dari pertanian, khususnyakomoditas Apel. Sehingga, buah apel yang ada di Malang salah satunya dipasok dariPoncokusumo. Namun, penggunaan lahan dan mata pencaharian masyarakat berubahseiring dengan waktu. Apabila dibiarkan, Apel beserta budaya bertani yang telah adadapat tergerus. Oleh karena itu perlu upaya yang dapat mempertahankan Apel Malangbersamaan dengan budaya bertani masyarakat Poncokusumo. Hal ini tentu tidak dapatdilakukan tanpa acuan yang jelas. Sesuai dengan SDG’s poin ke delapan, upaya yangharus dilakukan harus memperhatikan komunitas berkelanjutan dan ekonomi yanglayak. Kabupaten Malang sendiri telah menunjuk Poncokusumo sebagai daerahAgropolitan. Namun, hal ini perlu dikaji kembali. Kajian ini menggunakan analisis SWOTuntuk mengevaluasi hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan mengenai pengelolaanlahan pertanian Apel di Poncokusumo. Sehingga, kajian ini dapat menghasilkan solusiberupa pengembangan agrowisata berbasis kearifan lokal yang diharapkan mampumenjadi pendorong kegiatan ekonomi yang lebih baik sekaligus melestarikan budayabertani di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Pengembangan Agrowisata Apel Berbasis Kearifan Lokal Di Poncokusumo
Dian Kartika Santoso (author) / Respati Wikantiyoso (author)
2018
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Digital Berbasis Kearifan Lokal Kabupaten Indramayu
DOAJ | 2022
|PERAN GENERASI MILENIAL DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS KEARIFAN LOKAL
DOAJ | 2021
|Pengembangan aplikasi kesenian rengkong pada pembelajaran sastra berbasis kearifan lokal
BASE | 2019
|Pengembangan Model Komunikasi Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal di Kawasan Geopark Pangandaran
DOAJ | 2018
|