A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
KARAKTERISTIK KIMIA DAN MINERALOGI PADA LAPUKAN BATUAN ULTRABASA SEKITAR DANAU TOWUTI KABUPATEN LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN
Daerah penelitian termasuk dalam mandala geologi sulawesi timur batuan tertua adalah batuan ophiolit yang terdiri dari ultrabasa termasuk dunit, harzburgit, lherzolit, piroksenit, webstrite, wehrilit dan serpentinite. Tujuan penelitian adalah menganalisis secara geokimia tipe dan jenis mineral yang terkandung pada tanah dari batuan dasar. Menentukan batuan dasar yang terlapukkan. Menganalisis indeks pelapukan pada tanah yang berada pada lokasi penelitian berdasarkan komposisi kimia. Metode yang digunakan, yakni pengambilan sampel (soil) dan pengambilan sampel batuan ultrabasa (badrock). Analisis Petrografi untuk menentukan ciri fisik batuan dan komposisi mineral, Analisis XRD (X- Ray Diffraction) untuk menentukan mineral hasil pelapukan batuan dan analisis XRF (X- Ray Fluorescence) menghasilkan konsentrasi elemen kimia pada soil dimana metode ini dapat menentukan tingkat pelapukan dengan mengunakan rumus CIW (Chemical Indekx Weathering). Hasil penelitian menunjukan bahwa pada daerah penelitian indeks pelapukan kimia (CIW) telah menunjukkan adanya pelapukan yang semakin besar dengan nilai tingkat pelapukan yang tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh kehadiran mineral yang mudah melapuk, seperti piroksin dan plagioklas. Batuan ultrabasa yang terserpentinkan lebih lama terlapukkan, dibandingkan batuan ultrabasa yang tidak terserpentinkan. Koefisien relatif senyawa SiO2 dan MgO sebagai fungsi Fe, adalah indikator proses pelapukan kimiawi dalam pembentukan tanah.
KARAKTERISTIK KIMIA DAN MINERALOGI PADA LAPUKAN BATUAN ULTRABASA SEKITAR DANAU TOWUTI KABUPATEN LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN
Daerah penelitian termasuk dalam mandala geologi sulawesi timur batuan tertua adalah batuan ophiolit yang terdiri dari ultrabasa termasuk dunit, harzburgit, lherzolit, piroksenit, webstrite, wehrilit dan serpentinite. Tujuan penelitian adalah menganalisis secara geokimia tipe dan jenis mineral yang terkandung pada tanah dari batuan dasar. Menentukan batuan dasar yang terlapukkan. Menganalisis indeks pelapukan pada tanah yang berada pada lokasi penelitian berdasarkan komposisi kimia. Metode yang digunakan, yakni pengambilan sampel (soil) dan pengambilan sampel batuan ultrabasa (badrock). Analisis Petrografi untuk menentukan ciri fisik batuan dan komposisi mineral, Analisis XRD (X- Ray Diffraction) untuk menentukan mineral hasil pelapukan batuan dan analisis XRF (X- Ray Fluorescence) menghasilkan konsentrasi elemen kimia pada soil dimana metode ini dapat menentukan tingkat pelapukan dengan mengunakan rumus CIW (Chemical Indekx Weathering). Hasil penelitian menunjukan bahwa pada daerah penelitian indeks pelapukan kimia (CIW) telah menunjukkan adanya pelapukan yang semakin besar dengan nilai tingkat pelapukan yang tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh kehadiran mineral yang mudah melapuk, seperti piroksin dan plagioklas. Batuan ultrabasa yang terserpentinkan lebih lama terlapukkan, dibandingkan batuan ultrabasa yang tidak terserpentinkan. Koefisien relatif senyawa SiO2 dan MgO sebagai fungsi Fe, adalah indikator proses pelapukan kimiawi dalam pembentukan tanah.
KARAKTERISTIK KIMIA DAN MINERALOGI PADA LAPUKAN BATUAN ULTRABASA SEKITAR DANAU TOWUTI KABUPATEN LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN
Villa Evadelvia Ginal Sambari (author)
2022
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
batuan ultrabasa , tanah , pelapukan kimia , Social Sciences , H , Technology , T
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Karakteristik Batuan Tuff Lapili Daerah Kecamatan Buawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo
DOAJ | 2022
|SIMULASI KERUNTUHAN BENDUNGAN BILI-BILI KABUPATEN GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BASE | 2019
|SKENARIO PENGELOLAAN KEPESISIRAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BUTON SELATAN, PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BASE | 2020
|