A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Strategi Pengembangan Wista Mangrove Di “Blok Bedul” Taman Nasional Alas Purwo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur
Ekowisata dapat dilihat sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya. Oleh karena itu diperlukan penelitian tentang strategi pengembangan ekowisata kawasan mangrove untuk mendukung pelestarian lingkungan pesisir yang berkelanjutan. Hasil penelitian menujukan Potensi mangrove yang terdapat di kawasan ini 4 species dari 2 famili yaitu : Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba dan Cariop tagal, selain itu dari hasil studi literatur diketahui bahwa terdapat 24 species dari 12 famili di sepanjang kawasan segara anakan Taman Nasional Alas Purwo. Untuk inventarisasi satwa, dari hasil studi literatur dan pengamatan dilapang terdapat jenis burung air, burung darat, burung pemangsa, mamalia, reptile, pisces dan crustacea. Untuk potensi budaya terdapat upacara petik laut dan sumber air randu telu yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit. Dari hasil analisa kuisioner 47% dari jumlah pengunjung mengetahui tentang ekosistem mangrove. Dan 47% dari responden yang memahami tentang fungsi ekosistem mangrove. Dari pengenalan tentang ekowisata mempunyai nilai-nilai konservasi atau perlindungan, 85% responden memahami hal tersebut. Untuk pemberdayaan masyarakat, 67% memahami ekowisata harus disertai dengan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat. Dan 50% responden menyetujui bahwa ekowisata harus memberikan nilai ekonomi kepada masyarakat. Dan untuk persepsi bahwa ekowisata harus dapat memberikan nilai pendidikan kepada pengunjung, 73% responden mengetahuinya. Dari hasil perhitungan menggunakan konsep surplus konsumen didapat total valuasi ekonomi kawasan ekowisata mangrove blok bedul adalah Rp. 88.606.183,00. Nilai ini untuk per 1000 orang dalam kunjungan pertahun. Arahan strategi kebijakan pengembangan antara lain: (a) Kelembagaan pengelola ekowisata harus dapat meningkatkan pelayanannya, (b) Pengembangan usaha berbasis ekowisata dengan melakukan kerjasama dibidang pemasaran dengan pengelola wisata lain. (c) Pengembangan wisata mangrove dengan mencari potensi wisata lain, (d) Dibuat perencanaan kerja lima tahun untuk pengembangan ekowisata berkelanjutan, (e) Menggunakan penelitian yang ada untuk kajian sehingga memiliki potensi wisata lainnya.
Kata Kunci: ekowisata, mangrove, valuasi skonomi (TEV), SWOT
Strategi Pengembangan Wista Mangrove Di “Blok Bedul” Taman Nasional Alas Purwo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur
Ekowisata dapat dilihat sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya. Oleh karena itu diperlukan penelitian tentang strategi pengembangan ekowisata kawasan mangrove untuk mendukung pelestarian lingkungan pesisir yang berkelanjutan. Hasil penelitian menujukan Potensi mangrove yang terdapat di kawasan ini 4 species dari 2 famili yaitu : Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba dan Cariop tagal, selain itu dari hasil studi literatur diketahui bahwa terdapat 24 species dari 12 famili di sepanjang kawasan segara anakan Taman Nasional Alas Purwo. Untuk inventarisasi satwa, dari hasil studi literatur dan pengamatan dilapang terdapat jenis burung air, burung darat, burung pemangsa, mamalia, reptile, pisces dan crustacea. Untuk potensi budaya terdapat upacara petik laut dan sumber air randu telu yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit. Dari hasil analisa kuisioner 47% dari jumlah pengunjung mengetahui tentang ekosistem mangrove. Dan 47% dari responden yang memahami tentang fungsi ekosistem mangrove. Dari pengenalan tentang ekowisata mempunyai nilai-nilai konservasi atau perlindungan, 85% responden memahami hal tersebut. Untuk pemberdayaan masyarakat, 67% memahami ekowisata harus disertai dengan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat. Dan 50% responden menyetujui bahwa ekowisata harus memberikan nilai ekonomi kepada masyarakat. Dan untuk persepsi bahwa ekowisata harus dapat memberikan nilai pendidikan kepada pengunjung, 73% responden mengetahuinya. Dari hasil perhitungan menggunakan konsep surplus konsumen didapat total valuasi ekonomi kawasan ekowisata mangrove blok bedul adalah Rp. 88.606.183,00. Nilai ini untuk per 1000 orang dalam kunjungan pertahun. Arahan strategi kebijakan pengembangan antara lain: (a) Kelembagaan pengelola ekowisata harus dapat meningkatkan pelayanannya, (b) Pengembangan usaha berbasis ekowisata dengan melakukan kerjasama dibidang pemasaran dengan pengelola wisata lain. (c) Pengembangan wisata mangrove dengan mencari potensi wisata lain, (d) Dibuat perencanaan kerja lima tahun untuk pengembangan ekowisata berkelanjutan, (e) Menggunakan penelitian yang ada untuk kajian sehingga memiliki potensi wisata lainnya.
Kata Kunci: ekowisata, mangrove, valuasi skonomi (TEV), SWOT
Strategi Pengembangan Wista Mangrove Di “Blok Bedul” Taman Nasional Alas Purwo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur
Saifullah Saifullah (author) / Nuddin Harahap (author)
2013
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA KLENIK TAMAN NASIONAL ALAS PURWO DI KABUPATEN BANYUWANGI
BASE | 2020
|PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA KLENIK TAMAN NASIONAL ALAS PURWO DI KABUPATEN BANYUWANGI
BASE | 2020
|KONSUMSI OKSIGEN IKAN PELAGIS DI MUARA SEGARA ANAK, TAMAN NASIONAL ALAS PURWO
DOAJ | 2016
|Peran Kader Konservasi Sebagai Mitra Taman Nasional Alas Purwo Dalam Upaya Pelestarian Alam
DOAJ | 2024
|