A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
JALUR SEPEDA SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM TRANSPORTASI KOTA YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
Menciptakan kota berwawasan lingkungan dapat diupayakan dengan mengurangi volume kendaraan, misalnya melalui penggunaan angkutan umum massal atau penggunaan kendaraan ramah lingkungan. Penggunaan sepeda sebagai kendaraan ramah lingkungan di Jakarta, telah diinisiasi oleh komunitas yang menerapkan gaya hidup berwawasan lingkungan, misalnya komunitas B2W (Bike to Work). Sepeda menjadi pilihan menarik karena biaya operasionalnya yang murah, dan kesanggupan memperpendek waktu tempuh di jalanan yang macet, serta kemampuannya bermanuver di sela-sela kendaraan lain. Namun sekarang ini jalur khusus sepeda, maupun lahan parkir khusus sepeda di per-kotaan masih terbatas. Akibatnya, muncul ancaman terhadap keselamatan pengguna sepeda, karena harus berkendara pada kondisi jalan tanpa pemisah jalur kendaraan bermotor dan tidak bermotor. Akibatnya ada okupansi pedestrian menjadi jalur sepeda, yang akhirnya mengancam keselamatan pe-jalan kaki. Banyak hal patut dipertanyakan. Apa urgensi jalur sepeda pada pengembangan infratruktur jalan di perkotaan? Apakah kemudian upaya pengembangan jalur sepeda tidak akan menjadi hal yang kontra produktif dalam penataan ruang? Mengingat, penciptaan kota berkelanjutan melalui perenca-naan dan pengelolaan sistem transportasi baru efektif jika terintegrasi dengan strategi pengelolaan penggunaan lahan dan lingkungan. Alokasi jalur sepeda di perkotaan bukanlah upaya yang berdiri sendiri, namun harus menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian strategi pem-bangunan berkelanjutan yang dilakukan secara simultan.
JALUR SEPEDA SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM TRANSPORTASI KOTA YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
Menciptakan kota berwawasan lingkungan dapat diupayakan dengan mengurangi volume kendaraan, misalnya melalui penggunaan angkutan umum massal atau penggunaan kendaraan ramah lingkungan. Penggunaan sepeda sebagai kendaraan ramah lingkungan di Jakarta, telah diinisiasi oleh komunitas yang menerapkan gaya hidup berwawasan lingkungan, misalnya komunitas B2W (Bike to Work). Sepeda menjadi pilihan menarik karena biaya operasionalnya yang murah, dan kesanggupan memperpendek waktu tempuh di jalanan yang macet, serta kemampuannya bermanuver di sela-sela kendaraan lain. Namun sekarang ini jalur khusus sepeda, maupun lahan parkir khusus sepeda di per-kotaan masih terbatas. Akibatnya, muncul ancaman terhadap keselamatan pengguna sepeda, karena harus berkendara pada kondisi jalan tanpa pemisah jalur kendaraan bermotor dan tidak bermotor. Akibatnya ada okupansi pedestrian menjadi jalur sepeda, yang akhirnya mengancam keselamatan pe-jalan kaki. Banyak hal patut dipertanyakan. Apa urgensi jalur sepeda pada pengembangan infratruktur jalan di perkotaan? Apakah kemudian upaya pengembangan jalur sepeda tidak akan menjadi hal yang kontra produktif dalam penataan ruang? Mengingat, penciptaan kota berkelanjutan melalui perenca-naan dan pengelolaan sistem transportasi baru efektif jika terintegrasi dengan strategi pengelolaan penggunaan lahan dan lingkungan. Alokasi jalur sepeda di perkotaan bukanlah upaya yang berdiri sendiri, namun harus menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian strategi pem-bangunan berkelanjutan yang dilakukan secara simultan.
JALUR SEPEDA SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM TRANSPORTASI KOTA YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
A Artiningsih (author)
2016
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Penilaian Sistem Transportasi yang Mengarah Pada Green Transportasi di Kota Surakarta
DOAJ | 2013
|KAJIAN PEMBANGUNAN SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PERUMAHAN
DOAJ | 2021
|