A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
PERBANDINGAN MOTEDE KONVENSIONAL EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT BUAH PISANG DENGAN METODE ULTRASONIK
Pisang merupakan buah yang paling banyak diproduksi di Indonesia dengan limbah berupa kulit pisang sekitar 1/3 dari bagian buah. Jika kulit pisang tidak termanfaakan dalam jumlah besar maka akan menimbulkan masalah lingkungan dan merupakan pemborosan sumber daya karena limbah tersebut masih dapat dimanfaatkan. Kulit pisang mengandung berbagai macam senyawa diantaranya pektin sebanyak 10-21%. Berdasarkan kandungannya, kulit pisang berpotensi sebagai sumber pektin. Pektin dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri pembuatan jeli, selai, pembentuk gel, pengental, penstabil dan pengemulsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penggunaan ultrasonik dan massa terhadap rendemen pektin yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pelarut HCl 0,05 N sebanyak 400 mL dan suhu ekstraksi 60 oC serta paparan ultrasonik. Adapun variasi massa sebesar 5, 10, 20, 30 dan 40 gram. Diperoleh rendemen tertinggi pada metode ultrasonik yaitu 20,0008 gram dengan hasil rendemen 25,59 % sedangkan metode konvensional hanya mencapai rendemen 18,3 %.
PERBANDINGAN MOTEDE KONVENSIONAL EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT BUAH PISANG DENGAN METODE ULTRASONIK
Pisang merupakan buah yang paling banyak diproduksi di Indonesia dengan limbah berupa kulit pisang sekitar 1/3 dari bagian buah. Jika kulit pisang tidak termanfaakan dalam jumlah besar maka akan menimbulkan masalah lingkungan dan merupakan pemborosan sumber daya karena limbah tersebut masih dapat dimanfaatkan. Kulit pisang mengandung berbagai macam senyawa diantaranya pektin sebanyak 10-21%. Berdasarkan kandungannya, kulit pisang berpotensi sebagai sumber pektin. Pektin dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri pembuatan jeli, selai, pembentuk gel, pengental, penstabil dan pengemulsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penggunaan ultrasonik dan massa terhadap rendemen pektin yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pelarut HCl 0,05 N sebanyak 400 mL dan suhu ekstraksi 60 oC serta paparan ultrasonik. Adapun variasi massa sebesar 5, 10, 20, 30 dan 40 gram. Diperoleh rendemen tertinggi pada metode ultrasonik yaitu 20,0008 gram dengan hasil rendemen 25,59 % sedangkan metode konvensional hanya mencapai rendemen 18,3 %.
PERBANDINGAN MOTEDE KONVENSIONAL EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT BUAH PISANG DENGAN METODE ULTRASONIK
Arief Adhiksana (author)
2017
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI PEKTIN DARI KULIT BUAH KLUWIH (Artocarpus camansi Blanco)
DOAJ | 2018
|EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI PEKTIN DARI KULIT DAN DAMI BUAH CEMPEDAK (Artocarpus chempeden)
DOAJ | 2019
|DOAJ | 2016
|