A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Melestarikan Batik Tradisional Rifa'iyah Sebagai Identitas Budaya Komunitas Rifa'iyah
Di Indonesia terdapat berbagai macam jenis batik. Salah satu di antaranya adalah batik Rifa’iyah yang dibuat oleh kaum perempuan Rifa’iyah di Desa Kalipucang Wetan, Batang, Jawa Tengah. Batik Rifa’iyah memperoleh pengaruh syariat Islam yang sangat kuat. Batik ini tergolong klasik karena motifnya dibuat sama dari satu generasi ke generasi berikutnya. Penelitian ini memfokuskan pada pelestarian batik Rifa’iyah sebagai identitas kultural komunitas. Dengan menggunakan paradigma konstruktivisme, teori identitas kultural, dan metode fenomenologi, peneliti bermaksud memahami upaya pelestarian batik yang dilakukan komunitas Rifa’iyah. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik pengembangan sistem koding, yaitu pengorganisasian data menurut tema konseptual yang dikenal peneliti. Kode berasal dari kisah informan, pertanyaan penelitian, dan kerangka teori. Peneliti menemukan bahwa anak-anak perempuan komunitas Rifa’iyah tidak lagi tertarik untuk membatik sehingga dikhawatirkan akan mengancam kelestarian batik Rifa’iyah. Berbagai strategi dilakukan untuk melestarikan batik ini, antara lain dengan membentuk Paguyuban Pembatik Rifa’iyah sebagai wadah para pembatik untuk saling bertukar informasi mengenai batik, mengadakan pelatihan membatik untuk meningkatkan kualitas mutu batik, mengikuti pameran batik, memberikan kursus membatik secara cuma-cuma kepada anak-anak, dan memotivasi para remaja untuk menekuni batik sebagai apresiasi pada warisan budaya.
Melestarikan Batik Tradisional Rifa'iyah Sebagai Identitas Budaya Komunitas Rifa'iyah
Di Indonesia terdapat berbagai macam jenis batik. Salah satu di antaranya adalah batik Rifa’iyah yang dibuat oleh kaum perempuan Rifa’iyah di Desa Kalipucang Wetan, Batang, Jawa Tengah. Batik Rifa’iyah memperoleh pengaruh syariat Islam yang sangat kuat. Batik ini tergolong klasik karena motifnya dibuat sama dari satu generasi ke generasi berikutnya. Penelitian ini memfokuskan pada pelestarian batik Rifa’iyah sebagai identitas kultural komunitas. Dengan menggunakan paradigma konstruktivisme, teori identitas kultural, dan metode fenomenologi, peneliti bermaksud memahami upaya pelestarian batik yang dilakukan komunitas Rifa’iyah. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik pengembangan sistem koding, yaitu pengorganisasian data menurut tema konseptual yang dikenal peneliti. Kode berasal dari kisah informan, pertanyaan penelitian, dan kerangka teori. Peneliti menemukan bahwa anak-anak perempuan komunitas Rifa’iyah tidak lagi tertarik untuk membatik sehingga dikhawatirkan akan mengancam kelestarian batik Rifa’iyah. Berbagai strategi dilakukan untuk melestarikan batik ini, antara lain dengan membentuk Paguyuban Pembatik Rifa’iyah sebagai wadah para pembatik untuk saling bertukar informasi mengenai batik, mengadakan pelatihan membatik untuk meningkatkan kualitas mutu batik, mengikuti pameran batik, memberikan kursus membatik secara cuma-cuma kepada anak-anak, dan memotivasi para remaja untuk menekuni batik sebagai apresiasi pada warisan budaya.
Melestarikan Batik Tradisional Rifa'iyah Sebagai Identitas Budaya Komunitas Rifa'iyah
Sri Mustika (author)
2018
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Model Perilaku Komunikasi Komunitas Hong dalam Melestarikan Permainan dan Mainan Tradisional Sunda
DOAJ | 2017
|Pengembangan Motif Batik Semarang untuk Penguatan Identitas Budaya Semarang
DOAJ | 2019
|ARSITEKTUR TRADISIONAL TIONGHOA: TINJAUAN TERHADAP IDENTITAS, KARAKTER BUDAYA DAN EKSISTENSINYA
BASE | 2014
|