A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Hubungan Pelatihan Penggunaan Antropometri dengan Peningkatan Kapasitas Kader dalam Mendeteksi Stuntingdi Wilayah Kerja Puskesmas Wara, Kota Palopo
Latar belakang: Stunting adalah masalah kesehatan gizi pada anak, yang terjadi sejak janin atau dari 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan akan muncul saat anak berusia dua tahun. Tujuan: Menganalisis hubungan pelatihan penggunaan antropometri dengan peningkatan kapasitas kader dalam mendeteksi stunting. Metode: Penelitian ini adalah kuantitatif observasional dengan rancangan cross-sectional. Sampel penelitian sebanyak 65 orang dengan kriteria inklusi yaitu kader bersedia menjadi responden dan masih aktif menjalankan tugasnya sebagi kader posyandu. Teknik sampling purposive sampling. Data primer diperoleh dari hasil wawancara melalui kuesioner online dan wawancara secara langsung. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan dengan uji chi-square. Hasil: Terdapat hubungan pelatihan penggunaan antropometri terhadap keenam variabel yang diteliti yakni pengetahuan kader (p=0,001), keterampilan kader mengukur panjang badan bayi (p=0,001), keterampilan menggunakan mikrotoise (p=0,001), keterampilan kader menggunakan timbangan bayi (p=0,004), keterampilan kader menggunakan dacin (p<0,001), dan keterampilan kader menggunakan timbangan injak (p<0,001). Kesimpulan: Pelatihan penggunaan antropometri berhubungan signifikan dengan pengetahuan kader, keterampilan kader mengukur panjang badan bayi, keterampilan kader menggunakan mikrotoise, keterampilan kader menggunakan timbangan bayi, keterampilan kader menggunakan dacin, dan keterampilan kader menggunakan timbangan injak dalam mendeteksi stunting.
Hubungan Pelatihan Penggunaan Antropometri dengan Peningkatan Kapasitas Kader dalam Mendeteksi Stuntingdi Wilayah Kerja Puskesmas Wara, Kota Palopo
Latar belakang: Stunting adalah masalah kesehatan gizi pada anak, yang terjadi sejak janin atau dari 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan akan muncul saat anak berusia dua tahun. Tujuan: Menganalisis hubungan pelatihan penggunaan antropometri dengan peningkatan kapasitas kader dalam mendeteksi stunting. Metode: Penelitian ini adalah kuantitatif observasional dengan rancangan cross-sectional. Sampel penelitian sebanyak 65 orang dengan kriteria inklusi yaitu kader bersedia menjadi responden dan masih aktif menjalankan tugasnya sebagi kader posyandu. Teknik sampling purposive sampling. Data primer diperoleh dari hasil wawancara melalui kuesioner online dan wawancara secara langsung. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan dengan uji chi-square. Hasil: Terdapat hubungan pelatihan penggunaan antropometri terhadap keenam variabel yang diteliti yakni pengetahuan kader (p=0,001), keterampilan kader mengukur panjang badan bayi (p=0,001), keterampilan menggunakan mikrotoise (p=0,001), keterampilan kader menggunakan timbangan bayi (p=0,004), keterampilan kader menggunakan dacin (p<0,001), dan keterampilan kader menggunakan timbangan injak (p<0,001). Kesimpulan: Pelatihan penggunaan antropometri berhubungan signifikan dengan pengetahuan kader, keterampilan kader mengukur panjang badan bayi, keterampilan kader menggunakan mikrotoise, keterampilan kader menggunakan timbangan bayi, keterampilan kader menggunakan dacin, dan keterampilan kader menggunakan timbangan injak dalam mendeteksi stunting.
Hubungan Pelatihan Penggunaan Antropometri dengan Peningkatan Kapasitas Kader dalam Mendeteksi Stuntingdi Wilayah Kerja Puskesmas Wara, Kota Palopo
Eksanti Kadir (author) / Resty Ryadinency (author) / Nur Asphina R. Djano (author)
2023
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
BASE | 2018
|