A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
PERILAKU MEMILIH DALAM MASYARAKAT MULTIKULTUR: STUDI KASUS PEMILIHAN WALIKOTA MEDAN 2020
Artikel ini menjelaskan tentang bagaimana perilaku memilih masyarakat dalam Pemilihan Wali Kota Medan Tahun 2020. Studi ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, sumber data utama dari hasil survei perilaku memilih dan wawancara mendalam. Artikel ini menunjukkan bahwa perilaku memilih yang paling dominan pada masyarakat Medan ialah model sosiologis, yakni perilaku pemilih yang didasarkan pada preferensi sosiologis masyarakat. Faktor utamanya ialah disumbang oleh preferensi agama, etnis, maupun gender. Pemilih sosiologis tercatat dalam angka survey adalah sebesar 43,1%. Sedangkan pemilih rasional juga muncul, namun tidak sebesar pemilih sosiologis, yaitu pada persentase sebesar 36,8%. Demikian juga dengan pemilih psikologis yang jumlahnya hanya sekitar 10,8%. Kuatnya perilaku memilih sosiologis ini, kami menilai dipengaruhi salah satunya oleh narasi politik identitas yang sudah muncul dalam momen pemilihan sebelumnya, yakni Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2018, dan Pemilihan Presiden 2019. Narasi politik identias ini ikut menyumbang terhadap menguatnya pertimbangan agama dalam perilaku pemilih di Kota Medan.
PERILAKU MEMILIH DALAM MASYARAKAT MULTIKULTUR: STUDI KASUS PEMILIHAN WALIKOTA MEDAN 2020
Artikel ini menjelaskan tentang bagaimana perilaku memilih masyarakat dalam Pemilihan Wali Kota Medan Tahun 2020. Studi ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, sumber data utama dari hasil survei perilaku memilih dan wawancara mendalam. Artikel ini menunjukkan bahwa perilaku memilih yang paling dominan pada masyarakat Medan ialah model sosiologis, yakni perilaku pemilih yang didasarkan pada preferensi sosiologis masyarakat. Faktor utamanya ialah disumbang oleh preferensi agama, etnis, maupun gender. Pemilih sosiologis tercatat dalam angka survey adalah sebesar 43,1%. Sedangkan pemilih rasional juga muncul, namun tidak sebesar pemilih sosiologis, yaitu pada persentase sebesar 36,8%. Demikian juga dengan pemilih psikologis yang jumlahnya hanya sekitar 10,8%. Kuatnya perilaku memilih sosiologis ini, kami menilai dipengaruhi salah satunya oleh narasi politik identitas yang sudah muncul dalam momen pemilihan sebelumnya, yakni Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2018, dan Pemilihan Presiden 2019. Narasi politik identias ini ikut menyumbang terhadap menguatnya pertimbangan agama dalam perilaku pemilih di Kota Medan.
PERILAKU MEMILIH DALAM MASYARAKAT MULTIKULTUR: STUDI KASUS PEMILIHAN WALIKOTA MEDAN 2020
Ahmad Hasan Ubaid (author) / H.B. Habibi Subandi (author)
2022
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0