A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
PERUBAHAN BANJIR SUNGAI BENGAWAN SOLO AKIBAT PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DAN PERUBAHAN IKLIM SERTA TEKNIK UNTUK MENEKAN PENINGKATAN BANJIR
Peningkatan besaran banjir mulai dirasakan dan bencana yang diakibatkannya telah melanda banyak wilayah di Indonesia akhir-akhir ini. Perubahan Tata Guna Lahan (TGL) dan iklim merupakan penyebab utama kejadian banjir. Kombinasi dari kedua faktor tersebut menambah kerentanan suatu wilayah terhadap banjir yang dibuktikan melalui berbagai skenario TGL dan skenario proyeksi curah hujan akibat perubahan iklim di tahun-tahun mendatang yang disimulasikan oleh Model HEC-HMS dengan bantuan HEC Geo-HMS. Lokasi yang dipilih untuk kajian ini adalah DAS Bengawan Solo, dengan 31 pos hujan dan 5 pos duga air, yang berhasil mencatat kejadian banjir besar tanggal 26-29 Desember 2007 dan 30 Januari-1 Februari 2009, yang digunakan sebagai dasar pengkalibrasian parameter model. Upaya menurunkan banjir dilakukan melalui pendekatan non-struktur yaitu dengan menerapkan teknik Low Impact Development di semua lahan dengan cara meningkatkan fungsi hutan, cara pengelolaan lahan pertanian, menahan air hujan di pemukiman selama mungkin di kawasan perumahan sebelum dibuang ke saluran drainase. Hasil simulasi model menunjukkan bahwa dengan menerapkan cara ini besaran banjir akan turun secara signifikan yang pada akhirnya akan mengurangi kerentanan yang diakibatkan oleh perubahan iklim dan tata guna lahan.
PERUBAHAN BANJIR SUNGAI BENGAWAN SOLO AKIBAT PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DAN PERUBAHAN IKLIM SERTA TEKNIK UNTUK MENEKAN PENINGKATAN BANJIR
Peningkatan besaran banjir mulai dirasakan dan bencana yang diakibatkannya telah melanda banyak wilayah di Indonesia akhir-akhir ini. Perubahan Tata Guna Lahan (TGL) dan iklim merupakan penyebab utama kejadian banjir. Kombinasi dari kedua faktor tersebut menambah kerentanan suatu wilayah terhadap banjir yang dibuktikan melalui berbagai skenario TGL dan skenario proyeksi curah hujan akibat perubahan iklim di tahun-tahun mendatang yang disimulasikan oleh Model HEC-HMS dengan bantuan HEC Geo-HMS. Lokasi yang dipilih untuk kajian ini adalah DAS Bengawan Solo, dengan 31 pos hujan dan 5 pos duga air, yang berhasil mencatat kejadian banjir besar tanggal 26-29 Desember 2007 dan 30 Januari-1 Februari 2009, yang digunakan sebagai dasar pengkalibrasian parameter model. Upaya menurunkan banjir dilakukan melalui pendekatan non-struktur yaitu dengan menerapkan teknik Low Impact Development di semua lahan dengan cara meningkatkan fungsi hutan, cara pengelolaan lahan pertanian, menahan air hujan di pemukiman selama mungkin di kawasan perumahan sebelum dibuang ke saluran drainase. Hasil simulasi model menunjukkan bahwa dengan menerapkan cara ini besaran banjir akan turun secara signifikan yang pada akhirnya akan mengurangi kerentanan yang diakibatkan oleh perubahan iklim dan tata guna lahan.
PERUBAHAN BANJIR SUNGAI BENGAWAN SOLO AKIBAT PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DAN PERUBAHAN IKLIM SERTA TEKNIK UNTUK MENEKAN PENINGKATAN BANJIR
Wanny Kristyanti Adidarma (author)
2017
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Evaluasi Dimensi Saluran Primer Daerah Irigasi Akibat Perubahan Tata Guna Lahan
DOAJ | 2022
|Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan terhadap Debit Banjir di Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu
DOAJ | 2022
|