A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
LAJU SEDIMENTASI DI HULU DANAU TEMPE
DAS Walanae hulu termasuk kawasan yang mempengaruhi sistem danau Tempe. Sekitar 37% luas lahan di daerah tangkapan Danau Tempe memiliki kemiringan lereng lebih dari 45%, dan sekitar 70% lahan peka terhadap erosi tanah. Sedimentasi yang terjadi berdasarkan data debit sedimen selama 20 tahun (1976-1995) adalah 519.000m3 per tahun, dengan 74% berasal dari Sungai Walanae. Penelitian laju sedimentasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat laju sedimentasi saat ini dan Sub DAS mana yang menjadi sumber sedimentasi terbesar. Pendekatan metode dalam penelitian ini adalah dengan melaksanakan analisis lengkung sedimen dan analisis data debit runtut waktu. Hasil analisis data debit runtut waktu menunjukkan kualitas data debit banyak yang meragukan dan tidak realistis, sedangkan validasi lengkung debit tidak dapat dilakukan. Hasil analisis lengkung sedimen menunjukkan bahwa angkutan sedimen terbesar adalah Sub DAS Walanae-Sempajeruk. Laju erosi yang terjadi di DAS Walanae dari analisis sedimentasi sungai di Walanae-Ujung Lamuru sebesar 1.189.143 m3/tahun. Laju erosi ini mengalami peningkatan hampir 309% dari hasil kajian tahun 1976-1995 dari 384.060 m3/tahun menjadi 1.189.143 m3/tahun. Mengingat DAS Walanae ini masuk dalam DAS Super Prioritas dan hasil analisis laju sedimentasi menunjukkan kecenderungan naik maka konservasi lahan sudah harus menjadi prioritas utama.
LAJU SEDIMENTASI DI HULU DANAU TEMPE
DAS Walanae hulu termasuk kawasan yang mempengaruhi sistem danau Tempe. Sekitar 37% luas lahan di daerah tangkapan Danau Tempe memiliki kemiringan lereng lebih dari 45%, dan sekitar 70% lahan peka terhadap erosi tanah. Sedimentasi yang terjadi berdasarkan data debit sedimen selama 20 tahun (1976-1995) adalah 519.000m3 per tahun, dengan 74% berasal dari Sungai Walanae. Penelitian laju sedimentasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat laju sedimentasi saat ini dan Sub DAS mana yang menjadi sumber sedimentasi terbesar. Pendekatan metode dalam penelitian ini adalah dengan melaksanakan analisis lengkung sedimen dan analisis data debit runtut waktu. Hasil analisis data debit runtut waktu menunjukkan kualitas data debit banyak yang meragukan dan tidak realistis, sedangkan validasi lengkung debit tidak dapat dilakukan. Hasil analisis lengkung sedimen menunjukkan bahwa angkutan sedimen terbesar adalah Sub DAS Walanae-Sempajeruk. Laju erosi yang terjadi di DAS Walanae dari analisis sedimentasi sungai di Walanae-Ujung Lamuru sebesar 1.189.143 m3/tahun. Laju erosi ini mengalami peningkatan hampir 309% dari hasil kajian tahun 1976-1995 dari 384.060 m3/tahun menjadi 1.189.143 m3/tahun. Mengingat DAS Walanae ini masuk dalam DAS Super Prioritas dan hasil analisis laju sedimentasi menunjukkan kecenderungan naik maka konservasi lahan sudah harus menjadi prioritas utama.
LAJU SEDIMENTASI DI HULU DANAU TEMPE
Adang S. Soewaeli (author)
2017
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Penerapan Teknologi Sabo sebagai Penahan Laju Sedimentasi Pada Muara Danau Limboto
DOAJ | 2020
|PEMODELAN POTENSI EROSI DAN SEDIMENTASI HULU DANAU LIMBOTO DENGAN WATEM/SEDEM
DOAJ | 2020
|DOAJ | 2016
|Asimetri Kekuasaan : Paradoks Manajemen Kolaborasi Pengelolaan Danau Tempe Sulawesi Selatan
DOAJ | 2021
|