A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Wali Dalam Perspektif Ulama Dan Masyarakat Kampung Dalam Pagar Martapura
Artikel ini membahas konsep kewalian (wali) dalam perspektif ulama dan masyarakat di Kampung Dalam Pagar, Martapura, Kalimantan Selatan. Dalam konteks tasawuf, kewalian menjadi topik menarik yang memerlukan pemahaman yang mendalam. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan fokus pada penelitian lapangan di Dalam Pagar, tempat fenomena ini terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan ulama dan masyarakat setempat sejalan dengan pemahaman umum dalam tasawuf. Mereka memandang kewalian sebagai hasil dari pengamalan syariat Islam dengan tekun, penguatan iman, dan ketakwaan yang mendalam. Lebih lanjut, perilaku sosial masyarakat Dalam Pagar mendukung pandangan ini. Masyarakat menerima dengan baik kehadiran wali atau individu yang dianggap memiliki potensi kewalian, terutama jika ada dukungan dan pengakuan dari ulama atau guru besar yang dihormati. Pengakuan ini tercermin dalam berbagai bentuk penghormatan, seperti ziarah, haul, serta penggunaan gambar atau foto wali di rumah-rumah mereka. Namun, perlu dicatat bahwa masyarakat juga bersikap hati-hati terhadap individu yang tidak memiliki legitimasi yang jelas sebagai wali. Hal ini menjadi lebih penting jika tidak ada dukungan resmi dari otoritas agama yang diakui oleh masyarakat. Kesimpulannya, konsep kewalian dalam tasawuf memiliki dampak yang signifikan dalam budaya masyarakat Dalam Pagar Martapura. Pandangan ulama dan perilaku masyarakat terhadap kewalian mencerminkan pemahaman tradisional yang didasarkan pada keimanan, ketakwaan, dan pengamalan syariat Islam. Selain itu, legitimasi dari otoritas agama memegang peran penting dalam mengukuhkan seseorang sebagai wali di mata masyarakat.
Wali Dalam Perspektif Ulama Dan Masyarakat Kampung Dalam Pagar Martapura
Artikel ini membahas konsep kewalian (wali) dalam perspektif ulama dan masyarakat di Kampung Dalam Pagar, Martapura, Kalimantan Selatan. Dalam konteks tasawuf, kewalian menjadi topik menarik yang memerlukan pemahaman yang mendalam. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan fokus pada penelitian lapangan di Dalam Pagar, tempat fenomena ini terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan ulama dan masyarakat setempat sejalan dengan pemahaman umum dalam tasawuf. Mereka memandang kewalian sebagai hasil dari pengamalan syariat Islam dengan tekun, penguatan iman, dan ketakwaan yang mendalam. Lebih lanjut, perilaku sosial masyarakat Dalam Pagar mendukung pandangan ini. Masyarakat menerima dengan baik kehadiran wali atau individu yang dianggap memiliki potensi kewalian, terutama jika ada dukungan dan pengakuan dari ulama atau guru besar yang dihormati. Pengakuan ini tercermin dalam berbagai bentuk penghormatan, seperti ziarah, haul, serta penggunaan gambar atau foto wali di rumah-rumah mereka. Namun, perlu dicatat bahwa masyarakat juga bersikap hati-hati terhadap individu yang tidak memiliki legitimasi yang jelas sebagai wali. Hal ini menjadi lebih penting jika tidak ada dukungan resmi dari otoritas agama yang diakui oleh masyarakat. Kesimpulannya, konsep kewalian dalam tasawuf memiliki dampak yang signifikan dalam budaya masyarakat Dalam Pagar Martapura. Pandangan ulama dan perilaku masyarakat terhadap kewalian mencerminkan pemahaman tradisional yang didasarkan pada keimanan, ketakwaan, dan pengamalan syariat Islam. Selain itu, legitimasi dari otoritas agama memegang peran penting dalam mengukuhkan seseorang sebagai wali di mata masyarakat.
Wali Dalam Perspektif Ulama Dan Masyarakat Kampung Dalam Pagar Martapura
Muhammad Rusydi (author) / Fakhrie Hanief (author) / Ahmad Zainal Anbiya (author)
2023
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
DOAJ | 2018
|