A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Rencana Pengembangan Kawasan Wisata Berbasis Kearifan Lokal Pada Area Pasca Tambang Timah di Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka
Kerusakan lingkungan akibat penambangan timah di Kabupaten Bangka, khususnya di Kabupaten Merawang semakin meningkat. Dampak negatif dari penambangan ini adalah menghilangkan komposisi atau struktur vegetasi, mengubah fungsi habitat satwa liar, mengubah bentuk lanskap, menghasilkan limbah, dan menguras air tanah dan air permukaan. Salah satu bentuk yang dapat dikembangkan dalam pengembangan kawasan penambangan pasca timah yang ramah lingkungan adalah pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal dengan tetap memperhatikan sumber daya alam, terutama kawasan konservasi seperti hutan lindung dan sempadan. Pengembangan pariwisata dilakukan untuk memulihkan kawasan tersebut dengan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat. Hasil analisis spasial kesesuaian pariwisata di Kabupaten Merawang memiliki kriteria sangat sesuai (S1) dengan indeks kesesuaian pariwisata (IKW) 67,29% dan sesuai (S2) dengan nilai IKW 19,82% dan tidak sesuai (S4) dengan nilai IKW 12,89%. Kearifan lokal di Kabupaten Merawang didasarkan pada analisis AHP dalam aspek ekologis yaitu "hutan adat", aspek sosial yaitu "nganggung", aspek ekonomi yaitu "kuliner khas", dan aspek sejarah yaitu "becampak". Sementara itu, kearifan lokal yang paling prioritas berdasarkan semua aspek diperoleh "kuliner khas".
Rencana Pengembangan Kawasan Wisata Berbasis Kearifan Lokal Pada Area Pasca Tambang Timah di Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka
Kerusakan lingkungan akibat penambangan timah di Kabupaten Bangka, khususnya di Kabupaten Merawang semakin meningkat. Dampak negatif dari penambangan ini adalah menghilangkan komposisi atau struktur vegetasi, mengubah fungsi habitat satwa liar, mengubah bentuk lanskap, menghasilkan limbah, dan menguras air tanah dan air permukaan. Salah satu bentuk yang dapat dikembangkan dalam pengembangan kawasan penambangan pasca timah yang ramah lingkungan adalah pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal dengan tetap memperhatikan sumber daya alam, terutama kawasan konservasi seperti hutan lindung dan sempadan. Pengembangan pariwisata dilakukan untuk memulihkan kawasan tersebut dengan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat. Hasil analisis spasial kesesuaian pariwisata di Kabupaten Merawang memiliki kriteria sangat sesuai (S1) dengan indeks kesesuaian pariwisata (IKW) 67,29% dan sesuai (S2) dengan nilai IKW 19,82% dan tidak sesuai (S4) dengan nilai IKW 12,89%. Kearifan lokal di Kabupaten Merawang didasarkan pada analisis AHP dalam aspek ekologis yaitu "hutan adat", aspek sosial yaitu "nganggung", aspek ekonomi yaitu "kuliner khas", dan aspek sejarah yaitu "becampak". Sementara itu, kearifan lokal yang paling prioritas berdasarkan semua aspek diperoleh "kuliner khas".
Rencana Pengembangan Kawasan Wisata Berbasis Kearifan Lokal Pada Area Pasca Tambang Timah di Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka
Rifqi Adi Nugraha (author) / Afra Donatha Nimia Makalew (author) / Syartinilia (author)
2020
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
PERAN GENERASI MILENIAL DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS KEARIFAN LOKAL
DOAJ | 2021
|PENGEMBANGAN KAWASAN PASCA PERTAMBANGAN TIMAH: PENDEKATAN KONSEP ECO-DEVELOPMENT
BASE | 2012
|Pengembangan Model Komunikasi Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal di Kawasan Geopark Pangandaran
DOAJ | 2018
|