A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Pengembangan Model Banjir Jakarta
Untuk mempelajari karakteristik banjir dan mengevaluasi efektivitas alternatif pengendali banjir Jakarta, dikembangkan model yang terintegrasi antara model hidrologi dan model hidraulik. Pengembangan model banjir ini menggunakan perangkat lunak SOBEK yang didasarkan pada model hidrologi hujan-limpasan dengan menggunakan konsep Sacramento dan model hidraulik satu dimensi (1D) untuk perhitungan perambatan aliran di sungai dan model hidraulik dua dimensi (2D) untuk perhitungan perambatan aliran banjir di daerah genangan. Model hidrologi bertujuan melakukan perubahan hujan menjadi limpasan pada masing-masing sub DAS, dimana Jakarta beserta DAS nya dengan luas total 1.500 km2 telah dibagi menjadi 449 sub DAS. Model Hidraulik 1D digunakan untuk rambatan aliran di sistem drainase makro Jakarta yang terdiri dari 13 sungai dan 4 kanal serta infrastrukturnya. Model Hidraulik 2D digunakan untuk perhitungan apabila aliran sungai melewati kapasitas yang ada sehingga mengalami rambatan air di daerah genangan. Model banjir yang telah dibangun selanjutnya dikalibrasi dengan menggunakan data kejadian banjir pada tahun 2007 dan divalidasi dengan data kejadian banjir tahun 2008. Hasil kalibrasi dan validasi menunjukkan bahwa model banjir yang dikembangkan cukup baik untuk merespon perilaku banjir Jakarta. Pada akhirnya, model ini dapat digunakan sebagai framework model banjir Jakarta untuk mencari efektivitas berbagai alternatif pengendalian banjir dan sarana utama sistem peringatan dini banjir Jakarta.
Pengembangan Model Banjir Jakarta
Untuk mempelajari karakteristik banjir dan mengevaluasi efektivitas alternatif pengendali banjir Jakarta, dikembangkan model yang terintegrasi antara model hidrologi dan model hidraulik. Pengembangan model banjir ini menggunakan perangkat lunak SOBEK yang didasarkan pada model hidrologi hujan-limpasan dengan menggunakan konsep Sacramento dan model hidraulik satu dimensi (1D) untuk perhitungan perambatan aliran di sungai dan model hidraulik dua dimensi (2D) untuk perhitungan perambatan aliran banjir di daerah genangan. Model hidrologi bertujuan melakukan perubahan hujan menjadi limpasan pada masing-masing sub DAS, dimana Jakarta beserta DAS nya dengan luas total 1.500 km2 telah dibagi menjadi 449 sub DAS. Model Hidraulik 1D digunakan untuk rambatan aliran di sistem drainase makro Jakarta yang terdiri dari 13 sungai dan 4 kanal serta infrastrukturnya. Model Hidraulik 2D digunakan untuk perhitungan apabila aliran sungai melewati kapasitas yang ada sehingga mengalami rambatan air di daerah genangan. Model banjir yang telah dibangun selanjutnya dikalibrasi dengan menggunakan data kejadian banjir pada tahun 2007 dan divalidasi dengan data kejadian banjir tahun 2008. Hasil kalibrasi dan validasi menunjukkan bahwa model banjir yang dikembangkan cukup baik untuk merespon perilaku banjir Jakarta. Pada akhirnya, model ini dapat digunakan sebagai framework model banjir Jakarta untuk mencari efektivitas berbagai alternatif pengendalian banjir dan sarana utama sistem peringatan dini banjir Jakarta.
Pengembangan Model Banjir Jakarta
William M Putuhena (author) / Segel Ginting (author)
2017
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Pengembangan Kawasan Permukiman di Wilayah Rawan Banjir Kampung Melayu, Jakarta Timur
DOAJ | 2023
|Studi Pengembangan Peta Indeks Resiko Banjir pada Kelurahan Bukit Duri Jakarta
DOAJ | 2010
|Studi Pengembangan Peta Indeks Resiko Banjir pada Kelurahan Bukit Duri Jakarta
DOAJ | 2010
|