A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
MODEL KESESUAIAN APLIKASI UNTUK GOVERNMENT BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI
Pengembangan E-Government pada sebuah Pemda ditopang oleh empat pilar yaitu kebijakan, kerangka peraturan, manajemen perubahan dan kebutuhan masyarakat. Proses bisnis pada dinas di pemda dan kebutuhan masyarakat terhadap dinas, memunculkan aplikasi yang dapat membantu proses bisnis dalam memberikan layanan pada masyarakat dan manajemen dalam internal dinas. Dalam banyak kasus pengembangan aplikasi pada Pemda tidak berdasarkan pada hal-hal seperti proses bisnis yang dijalankan di dinas, budaya organisasi dan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen namun hanya berdasarkan pada kebutuhan personal dan pemberian dari pusat. Hal ini mengakibatkan aplikasi yang dibangun tidak dapat bertahan lama, tidak dapat membantu seluruh kegiatan bisnis utama dinas dan dijalankan tidak sesuai dengan budaya organisasi yang sedang berjalan saat ini di dinas tersebut. Aplikasi yang harus dibangun dan dijalankan adalah 70% untuk kegiatan pelayanan pada masyarakat dan 30% manajemen organisasi. Pembuatan model kesesuai aplikasi pada sebuah dinas berdasarkan pada budaya yang sedang berjalan di dinas. Budaya organisasi yang berjalan saat ini di pemerintah provinsi DIY adalah budaya clan. Dasar dari kesesuaian aplikasi yang berjalan di sebuah dinas adalah rencana strategis jangka menengah (tahun 2009 s.d 2014). Model akan diukur dengan key performance indicator menggunakan acuan pada COBIT 4.1. Harapannya model dapat digunakan pada dinas di Provinsi DIY
MODEL KESESUAIAN APLIKASI UNTUK GOVERNMENT BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI
Pengembangan E-Government pada sebuah Pemda ditopang oleh empat pilar yaitu kebijakan, kerangka peraturan, manajemen perubahan dan kebutuhan masyarakat. Proses bisnis pada dinas di pemda dan kebutuhan masyarakat terhadap dinas, memunculkan aplikasi yang dapat membantu proses bisnis dalam memberikan layanan pada masyarakat dan manajemen dalam internal dinas. Dalam banyak kasus pengembangan aplikasi pada Pemda tidak berdasarkan pada hal-hal seperti proses bisnis yang dijalankan di dinas, budaya organisasi dan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen namun hanya berdasarkan pada kebutuhan personal dan pemberian dari pusat. Hal ini mengakibatkan aplikasi yang dibangun tidak dapat bertahan lama, tidak dapat membantu seluruh kegiatan bisnis utama dinas dan dijalankan tidak sesuai dengan budaya organisasi yang sedang berjalan saat ini di dinas tersebut. Aplikasi yang harus dibangun dan dijalankan adalah 70% untuk kegiatan pelayanan pada masyarakat dan 30% manajemen organisasi. Pembuatan model kesesuai aplikasi pada sebuah dinas berdasarkan pada budaya yang sedang berjalan di dinas. Budaya organisasi yang berjalan saat ini di pemerintah provinsi DIY adalah budaya clan. Dasar dari kesesuaian aplikasi yang berjalan di sebuah dinas adalah rencana strategis jangka menengah (tahun 2009 s.d 2014). Model akan diukur dengan key performance indicator menggunakan acuan pada COBIT 4.1. Harapannya model dapat digunakan pada dinas di Provinsi DIY
MODEL KESESUAIAN APLIKASI UNTUK GOVERNMENT BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI
Sri Handayaningsih (author)
2013
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
MEMBANGUN AGILITAS ORGANISASI MELALUI BUDAYA ORGANISASI DAN BERBAGI PENGETAHUAN
DOAJ | 2018
|ANALISIS KINERJA ORGANISASI MELALUI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI
DOAJ | 2014
|Dampak Budaya Kerja dalam Penerapan Aplikasi E-Planning untuk Mewujudkan Good Governance
BASE | 2021
|