Eine Plattform für die Wissenschaft: Bauingenieurwesen, Architektur und Urbanistik
Analisis Metoda AASHTO’93 dalam Disain Tebal Lapisan Tambahan pada Struktur Perkerasan Lentur yang Dimodelkan Hanya Berdasarkan Lapisan Campuran Beraspal
Abstrak. Penerapan metoda analitis dalam disain struktur perkerasan lentur di Indonesia masih belum dibakukan. Sementara itu, metoda AASHTO’93, yang edisi sebelumnya menjadi referensi utama dari SNI’98 mengenai Metoda Analisis Komponen, telah membakukan alternatif prosedur disain tebal lapisan tambahan secara analitis berdasarkan modulus perkerasan yang dihasilkan dari proses back calculation terhadap data cekung lendutan. Salah satu ketentuan yang penting dalam prosedur disain ini adalah ketentuan tentang pemodelan struktur sistem 2-lapisan yang digunakan. Lapisan pertama adalah lapisan perkerasan yang merupakan gabungan dari semua lapisan campuran beraspal dan lapisan agregat; dan, lapisan perkerasan tersebut bertumpu pada tanah dasar sebagai lapisan kedua. Metoda AASHTO’93 menganggap nilai Poisson ratio yang sama untuk kedua lapisan, yaitu 0.50. Makalah ini menganalisis pengaruh dari variasi Poisson ratio pada modulus perkerasan dan pada disain tebal lapisan tambahan yang dihasilkan, dan juga menganalisis alternatif model sistem 2-lapisan yang memodelkan hanya lapisan campuran beraspal sebagai lapisan perkerasan yang bertumpu pada gabungan antara lapisan agregat dan tanah dasar sebagai lapisan kedua. Abstract. The application of an analytical overlay thickness design method for flexible pavement structures in Indonesia has not been issued as standard yet. Nonetheless, the AASHTO’93 method of which its previous edition was adopted as the main reference for the SNI’98 on Metoda Analisis Komponen has included an alternative overlay design procedure based on analytical principles by using pavement moduli resulting from back calculation process on deflection data. One important element of this design procedure is to modelling a 2-layered system structure. The first layer is to represent all pavement layers above the subgrade; and, the second layer is to represent the subgrade itself. The AASHTO’93 method assumes Poisson ratio of 0.50 for both layers. This paper analyses the effect of varying Poisson ratio on the resulting back calculated pavement moduli and on the overlay thickness design, and it also analyses an alternative 2-layered system model based only on asphalt layers as the first layer on top of granular layers and the subgrade as the second layer.
Analisis Metoda AASHTO’93 dalam Disain Tebal Lapisan Tambahan pada Struktur Perkerasan Lentur yang Dimodelkan Hanya Berdasarkan Lapisan Campuran Beraspal
Abstrak. Penerapan metoda analitis dalam disain struktur perkerasan lentur di Indonesia masih belum dibakukan. Sementara itu, metoda AASHTO’93, yang edisi sebelumnya menjadi referensi utama dari SNI’98 mengenai Metoda Analisis Komponen, telah membakukan alternatif prosedur disain tebal lapisan tambahan secara analitis berdasarkan modulus perkerasan yang dihasilkan dari proses back calculation terhadap data cekung lendutan. Salah satu ketentuan yang penting dalam prosedur disain ini adalah ketentuan tentang pemodelan struktur sistem 2-lapisan yang digunakan. Lapisan pertama adalah lapisan perkerasan yang merupakan gabungan dari semua lapisan campuran beraspal dan lapisan agregat; dan, lapisan perkerasan tersebut bertumpu pada tanah dasar sebagai lapisan kedua. Metoda AASHTO’93 menganggap nilai Poisson ratio yang sama untuk kedua lapisan, yaitu 0.50. Makalah ini menganalisis pengaruh dari variasi Poisson ratio pada modulus perkerasan dan pada disain tebal lapisan tambahan yang dihasilkan, dan juga menganalisis alternatif model sistem 2-lapisan yang memodelkan hanya lapisan campuran beraspal sebagai lapisan perkerasan yang bertumpu pada gabungan antara lapisan agregat dan tanah dasar sebagai lapisan kedua. Abstract. The application of an analytical overlay thickness design method for flexible pavement structures in Indonesia has not been issued as standard yet. Nonetheless, the AASHTO’93 method of which its previous edition was adopted as the main reference for the SNI’98 on Metoda Analisis Komponen has included an alternative overlay design procedure based on analytical principles by using pavement moduli resulting from back calculation process on deflection data. One important element of this design procedure is to modelling a 2-layered system structure. The first layer is to represent all pavement layers above the subgrade; and, the second layer is to represent the subgrade itself. The AASHTO’93 method assumes Poisson ratio of 0.50 for both layers. This paper analyses the effect of varying Poisson ratio on the resulting back calculated pavement moduli and on the overlay thickness design, and it also analyses an alternative 2-layered system model based only on asphalt layers as the first layer on top of granular layers and the subgrade as the second layer.
Analisis Metoda AASHTO’93 dalam Disain Tebal Lapisan Tambahan pada Struktur Perkerasan Lentur yang Dimodelkan Hanya Berdasarkan Lapisan Campuran Beraspal
Djunaedi Kosasih (Autor:in)
2010
Aufsatz (Zeitschrift)
Elektronische Ressource
Unbekannt
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
KOMPARASI TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE BINA MARGA
DOAJ | 2017
|Perbandingan Metode Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur pada Jalan Batas Provinsi
DOAJ | 2022
|Analisis Data Lendutan Perkerasan dengan Program Backcalc untuk Sistem Struktur 2-Lapisan
DOAJ | 2003
|Penghitungan Tebal Setara Metode Boussinesq-Exel dan FWD-ELMOD pada Perkerasan Lentur
DOAJ | 2015
|