Eine Plattform für die Wissenschaft: Bauingenieurwesen, Architektur und Urbanistik
Pemanfaatan Kolam Retensi dan Sumur Resapan pada Sistem Drainase Kawasan Padat Penduduk
Perubahan tata guna lahan pada kawasan padat penduduk berupa peningkatan luas area kedap air akan memberikan dampak langsung pada peningkatan volume limpasan. Kondisi peningkatan volume limpasan ini berjalan seiring dengan peningkatan resiko terjadinya banjir pada kawasan tersebut. Salah satu upaya mengurangi resiko terjadinya banjir pada kawasan tersebut adalah dengan menerapkan konsep sistem drainase berkelanjutan. Sebuah lahan seluas 1,5 hektar yang terletak di kawasan padat penduduk di sisi barat Kota Bandung direncanakan akan dikembangkan seluruhnya menjadi area pergudangan lengkap dengan prasarananya. Saat ini limpasan air hujan yang terjadi dilayani oleh saluran drainase berdimensi 0,2 m x 0,2 m dengan titik keluaran pada saluran drainase kawasan permukiman sekitar. Dengan dikembangkannya seluruh lahan menjadi lapisan kedap air, hasil analisis menunjukkan bahwa saluran yang ada tidak mampu untuk menampung volume limpasan yang terjadi. Dimensi saluran drainase perlu diperbesar menjadi 0,5m x 0,4m pada bagian hulu dan 0,5m x 0,7m pada bagian hilir sistem drainase. Upaya penerapan konsep sistem drainase berkelanjutan dilakukan dengan merencanakan pemanfaatan kolam retensi dikombinasikan dengan aplikasi sumur resapan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kombinasi pemanfaatan kolam retensi dengan dimensi 7,0m x 20,0m x 1,5m dan sumur resapan dengan dimensi jari-jari 1,25m dan kedalaman 10,0m dapat menampung volume limpasan dengan periode ulang debit banjir 10 tahun. Sistem ini sekaligus meresapkan kembali air ke dalam lapisan akuifer pada kedalaman 10 m dengan debit sebesar 0,007 m3/dt.
Pemanfaatan Kolam Retensi dan Sumur Resapan pada Sistem Drainase Kawasan Padat Penduduk
Perubahan tata guna lahan pada kawasan padat penduduk berupa peningkatan luas area kedap air akan memberikan dampak langsung pada peningkatan volume limpasan. Kondisi peningkatan volume limpasan ini berjalan seiring dengan peningkatan resiko terjadinya banjir pada kawasan tersebut. Salah satu upaya mengurangi resiko terjadinya banjir pada kawasan tersebut adalah dengan menerapkan konsep sistem drainase berkelanjutan. Sebuah lahan seluas 1,5 hektar yang terletak di kawasan padat penduduk di sisi barat Kota Bandung direncanakan akan dikembangkan seluruhnya menjadi area pergudangan lengkap dengan prasarananya. Saat ini limpasan air hujan yang terjadi dilayani oleh saluran drainase berdimensi 0,2 m x 0,2 m dengan titik keluaran pada saluran drainase kawasan permukiman sekitar. Dengan dikembangkannya seluruh lahan menjadi lapisan kedap air, hasil analisis menunjukkan bahwa saluran yang ada tidak mampu untuk menampung volume limpasan yang terjadi. Dimensi saluran drainase perlu diperbesar menjadi 0,5m x 0,4m pada bagian hulu dan 0,5m x 0,7m pada bagian hilir sistem drainase. Upaya penerapan konsep sistem drainase berkelanjutan dilakukan dengan merencanakan pemanfaatan kolam retensi dikombinasikan dengan aplikasi sumur resapan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kombinasi pemanfaatan kolam retensi dengan dimensi 7,0m x 20,0m x 1,5m dan sumur resapan dengan dimensi jari-jari 1,25m dan kedalaman 10,0m dapat menampung volume limpasan dengan periode ulang debit banjir 10 tahun. Sistem ini sekaligus meresapkan kembali air ke dalam lapisan akuifer pada kedalaman 10 m dengan debit sebesar 0,007 m3/dt.
Pemanfaatan Kolam Retensi dan Sumur Resapan pada Sistem Drainase Kawasan Padat Penduduk
Doddy Yudianto (Autor:in) / Andreas F.V Roy (Autor:in)
2019
Aufsatz (Zeitschrift)
Elektronische Ressource
Unbekannt
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
KAJIAN SUMUR RESAPAN DALAM MEREDUKSI DEBIT LIMPASAN PADA KAWASAN LANCANG GARAM LHOKSEUMAWE
DOAJ | 2017
|