Eine Plattform für die Wissenschaft: Bauingenieurwesen, Architektur und Urbanistik
Arsitektur sebagai realitas kemanusiaan (Dari keseharian sampai kesadaran transendental)
Edisi ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur [Volume 5, issue 2, August 2020] kali ini menyajikan suatu anyaman pemikiran hasil riset, yang memotret arsitektur sebagai sosok realitas kehidupan manusia, mulai dari arsitektur sebagai ruang keseharian sampai pada arsitektur sebagai suatu kesadaran transendental. Secara ontologis, hasil riset yang tersaji dalam edisi ini dibangun di atas satuan-satuan ruang pedagang kaki lima (Setiyawan, et. al) hunian (Purnomo dan Fauzy; Prakoso dan Wilianto; Santoni, et. al; Yuliani, et. al; Darmayanti dan Bahauddin; Hidayat, et. al), wisata (Anisa dan Wati), koridor kota (Ardhiansyah), kawasan transit (Setiawan dan Ikaputra), dan Masjid (Paramitha dan Salura; Huldiansyah dan Subroto). Sedangkan secara epistemologis, payung berpikir yang digunakan dalam penelitian yang tersaji mencakup pendekatan-pendekatan: (1) perilaku ruang (Santoni, et. al; Setiyawan, et. al), (2), arsitektur organik (Anisa dan Wati), (3) transit-oriented development (Setiawan dan Ikaputra), (4) arsitektur hijau (Yuliani, et. al), (5) arsitektur vernakular (Prakoso dan Wilianto; Hidayat, et. al), (6) arsitektur vandalism (Ardhiansyah), (7) akulturasi arsitektur (Purnomo dan Fauzy), (8) geometri dan konfigurasi ruang (Huldiansyah dan Subroto; Darmayanti dan Bahauddin), dan (9) ruang sakral (sacred space) (Paramitha dan Salura). © 2020 Sudaryono Sastrosasmito, ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur
Arsitektur sebagai realitas kemanusiaan (Dari keseharian sampai kesadaran transendental)
Edisi ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur [Volume 5, issue 2, August 2020] kali ini menyajikan suatu anyaman pemikiran hasil riset, yang memotret arsitektur sebagai sosok realitas kehidupan manusia, mulai dari arsitektur sebagai ruang keseharian sampai pada arsitektur sebagai suatu kesadaran transendental. Secara ontologis, hasil riset yang tersaji dalam edisi ini dibangun di atas satuan-satuan ruang pedagang kaki lima (Setiyawan, et. al) hunian (Purnomo dan Fauzy; Prakoso dan Wilianto; Santoni, et. al; Yuliani, et. al; Darmayanti dan Bahauddin; Hidayat, et. al), wisata (Anisa dan Wati), koridor kota (Ardhiansyah), kawasan transit (Setiawan dan Ikaputra), dan Masjid (Paramitha dan Salura; Huldiansyah dan Subroto). Sedangkan secara epistemologis, payung berpikir yang digunakan dalam penelitian yang tersaji mencakup pendekatan-pendekatan: (1) perilaku ruang (Santoni, et. al; Setiyawan, et. al), (2), arsitektur organik (Anisa dan Wati), (3) transit-oriented development (Setiawan dan Ikaputra), (4) arsitektur hijau (Yuliani, et. al), (5) arsitektur vernakular (Prakoso dan Wilianto; Hidayat, et. al), (6) arsitektur vandalism (Ardhiansyah), (7) akulturasi arsitektur (Purnomo dan Fauzy), (8) geometri dan konfigurasi ruang (Huldiansyah dan Subroto; Darmayanti dan Bahauddin), dan (9) ruang sakral (sacred space) (Paramitha dan Salura). © 2020 Sudaryono Sastrosasmito, ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur
Arsitektur sebagai realitas kemanusiaan (Dari keseharian sampai kesadaran transendental)
Sudaryono Sastrosasmito (Autor:in)
2020
Aufsatz (Zeitschrift)
Elektronische Ressource
Unbekannt
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
KAMPUNG NAGA: Sebuah Representasi Arsitektur sebagai Bagian dari Budaya
DOAJ | 2011
|VIRTUALITAS DAN REALITAS REFLEKSI SINGKAT ATAS ARSITEKTUR DIAGRAMATIK PADA DEKADE 1990-AN
DOAJ | 2006
|