Eine Plattform für die Wissenschaft: Bauingenieurwesen, Architektur und Urbanistik
MITOS DANAU SEBAGAI PELESTARI LINGKUNGAN
Penelitian ini didasarkan atas temuan cerita rakyat tentang danau di Tasikmalaya yang menjadi media konservasi pelestarian alam dan penyadaran lingkungan. Cerita rakyat tentang danau yang dijadikan objek kajian ialah Situ Cibeureum dan Situ Gede. Kedua danau dipilih sebagai objek kajian karena keduanya memiliki keterkaitan dari segi penceritaan. Kajian tentang danau menggunakan teori motifeme menurut Propp. Metode yang digunakan ialah deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi digunakan karena sekait dengan kecenderungan upaya konservasi lingkungan yang dilakukan banyak pihak, tidak hanya di lokasi penelitian tetapi juga di dunia. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa cerita rakyat memiliki caranya tersendiri dalam menjaga keseimbangan alam yaitu dengan memunculkan hal-hal yang ditabukan dalam bentuk mitos dan pemali. Dalam cerita Situ Gede dan Situ Cibeureum terdapat korelasi dalam hal media penjaga keberlangsungan sumber daya alam (air) berupa mitos Si Layung dan Si Kohkol. Selain itu, kehadiran makam keramat di dua danau tersebut membuat masyarakat menjaga area danau karena menghormati adanya makam yang dikeramatkan dan dijadikan sebagai tempat ziarah. Iutlah sebabnya, terdapat pemali di kedua danau tersebut yaitu larangan berkata serampangan dan bersikap sombong. Dengan begitu, lingkungan alam tetap terjaga dan kelangsungan sumber daya alam tetap terpelihara. Mitos dan pemali hanyalah media yang dilakukan oleh masyarakat (pencipta teks) dalam upaya melakukan edukasi dan regenerasi tradisi melalui sistem kepercayaan masyarakat. Kata kunci: pelestarian lingkungan, Situ Gede, Situ Cibeureum
MITOS DANAU SEBAGAI PELESTARI LINGKUNGAN
Penelitian ini didasarkan atas temuan cerita rakyat tentang danau di Tasikmalaya yang menjadi media konservasi pelestarian alam dan penyadaran lingkungan. Cerita rakyat tentang danau yang dijadikan objek kajian ialah Situ Cibeureum dan Situ Gede. Kedua danau dipilih sebagai objek kajian karena keduanya memiliki keterkaitan dari segi penceritaan. Kajian tentang danau menggunakan teori motifeme menurut Propp. Metode yang digunakan ialah deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi digunakan karena sekait dengan kecenderungan upaya konservasi lingkungan yang dilakukan banyak pihak, tidak hanya di lokasi penelitian tetapi juga di dunia. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa cerita rakyat memiliki caranya tersendiri dalam menjaga keseimbangan alam yaitu dengan memunculkan hal-hal yang ditabukan dalam bentuk mitos dan pemali. Dalam cerita Situ Gede dan Situ Cibeureum terdapat korelasi dalam hal media penjaga keberlangsungan sumber daya alam (air) berupa mitos Si Layung dan Si Kohkol. Selain itu, kehadiran makam keramat di dua danau tersebut membuat masyarakat menjaga area danau karena menghormati adanya makam yang dikeramatkan dan dijadikan sebagai tempat ziarah. Iutlah sebabnya, terdapat pemali di kedua danau tersebut yaitu larangan berkata serampangan dan bersikap sombong. Dengan begitu, lingkungan alam tetap terjaga dan kelangsungan sumber daya alam tetap terpelihara. Mitos dan pemali hanyalah media yang dilakukan oleh masyarakat (pencipta teks) dalam upaya melakukan edukasi dan regenerasi tradisi melalui sistem kepercayaan masyarakat. Kata kunci: pelestarian lingkungan, Situ Gede, Situ Cibeureum
MITOS DANAU SEBAGAI PELESTARI LINGKUNGAN
Ridzky Firmansyah Fahmi (Autor:in)
2017
Aufsatz (Zeitschrift)
Elektronische Ressource
Unbekannt
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Penerapan Teknologi Sabo sebagai Penahan Laju Sedimentasi Pada Muara Danau Limboto
DOAJ | 2020
|PEMANFAATAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA BUKIT INDAH SIMARJARUNJUNG DANAU TOBA
DOAJ | 2023
|