A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Sistem Penghawaan Pada Bangunan Tinggi (High Rise Building) Studi Kasus : Kuningan Tower
Pembangunan di perkotaan semakin pesat seiring dengan tingkat pertumbuhan penduduk serta kebutuhan akan wadahberaktivitas. Keterbatasan sumber daya alam yang terkait dengan kelangkaan lahan di perkotaan dan sumber daya energimerupakan masalah yang mengikutinya. Menjawab tantangan itu maka di perkotaan berlomba-lomba didirikan bangunanberlapis banyak (High Rise Building). Pembangunan dapat memunculkan permasalahan-permasalahan yang memerlukanpemecahan secara sistematis, holistik, interdisipliner dan partisifatif. Sistem Penghawaan pada bangunan tinggi umumnyadilakukan dengan pengkondisiaan/tata udara buatan untuk mendapatkan ventilasi udara yang memadai sesuai dengankebutuhan manusia dan peralatannya. Pemilihan sistem penghawaan udara yang tepat tidak hanya memberikan kenyamanan,tetepi juga mampu memberikan efisiensi energi, sumber daya dan produktivitas.Penelitian pada sistem penghawaan bangunan tinggi menjadi tuntutan dan kebutuhan untuk dapat lebih memahamidan mengidentifikasi permasalahan dan upaya-upaya pemecahannya. Bangunan Menara Kuningan salah satu bangunanberlapis banyak di perkotaan yang dicoba diangkat untuk dapat dipahami permasalahan dan pemecahan yang telah diupayakan.Integrasi dan kolaborasi antara pemilik proyek, kontraktor, konsultan, dan cost konsultan telah mencoba merumuskan danmemutuskan sistem tata udara yang dapat diterapkan. Bangunan Menara Kuningan terlaetak di Jakarta dibangun diatas lahan5000 M2, berlantai 31 lapis diatas tanah dan 3 lantai basement sedalam 10 M dari permukaan tanah, luas lantai total 58.915M2.Tenaga listrik yang dipergunakan suplai dari PLN sebesar 3500 KVA, dilengkapi 2 unit genzet, masing-masing genzetberkapasitas 1920 KVA dan 1420 KVA. Sistem penghawaan yang digunakan pada Bangunan Kuningan Tower berupapengkondisian/tata udara buatan terdiri dari : Air Conditioning (AC) langsung Fan Coil Unit (FCU) dengan sistem PresureRadius Valve (PRV) sebanyak 476 buah dengan kapasitas masing-masing 10 pk., Intake Fan dan Execourse Fan pada basement,serta Kitchen Hood pada area dapur.Penelitian ini sebagai suatu gambaran dan informasi awal tentang sistem penghawaan yang diterapkan pada salahsatu bangunan tinggi di Jakarta. Informasi awal ini masih memerlukan pendalaman-pendalaman dan penambahan kasus-kasusproyek agar dapat merumuskan secara kualitatif dan kuantitif tentang permasalahan dan solusinya.
Sistem Penghawaan Pada Bangunan Tinggi (High Rise Building) Studi Kasus : Kuningan Tower
Pembangunan di perkotaan semakin pesat seiring dengan tingkat pertumbuhan penduduk serta kebutuhan akan wadahberaktivitas. Keterbatasan sumber daya alam yang terkait dengan kelangkaan lahan di perkotaan dan sumber daya energimerupakan masalah yang mengikutinya. Menjawab tantangan itu maka di perkotaan berlomba-lomba didirikan bangunanberlapis banyak (High Rise Building). Pembangunan dapat memunculkan permasalahan-permasalahan yang memerlukanpemecahan secara sistematis, holistik, interdisipliner dan partisifatif. Sistem Penghawaan pada bangunan tinggi umumnyadilakukan dengan pengkondisiaan/tata udara buatan untuk mendapatkan ventilasi udara yang memadai sesuai dengankebutuhan manusia dan peralatannya. Pemilihan sistem penghawaan udara yang tepat tidak hanya memberikan kenyamanan,tetepi juga mampu memberikan efisiensi energi, sumber daya dan produktivitas.Penelitian pada sistem penghawaan bangunan tinggi menjadi tuntutan dan kebutuhan untuk dapat lebih memahamidan mengidentifikasi permasalahan dan upaya-upaya pemecahannya. Bangunan Menara Kuningan salah satu bangunanberlapis banyak di perkotaan yang dicoba diangkat untuk dapat dipahami permasalahan dan pemecahan yang telah diupayakan.Integrasi dan kolaborasi antara pemilik proyek, kontraktor, konsultan, dan cost konsultan telah mencoba merumuskan danmemutuskan sistem tata udara yang dapat diterapkan. Bangunan Menara Kuningan terlaetak di Jakarta dibangun diatas lahan5000 M2, berlantai 31 lapis diatas tanah dan 3 lantai basement sedalam 10 M dari permukaan tanah, luas lantai total 58.915M2.Tenaga listrik yang dipergunakan suplai dari PLN sebesar 3500 KVA, dilengkapi 2 unit genzet, masing-masing genzetberkapasitas 1920 KVA dan 1420 KVA. Sistem penghawaan yang digunakan pada Bangunan Kuningan Tower berupapengkondisian/tata udara buatan terdiri dari : Air Conditioning (AC) langsung Fan Coil Unit (FCU) dengan sistem PresureRadius Valve (PRV) sebanyak 476 buah dengan kapasitas masing-masing 10 pk., Intake Fan dan Execourse Fan pada basement,serta Kitchen Hood pada area dapur.Penelitian ini sebagai suatu gambaran dan informasi awal tentang sistem penghawaan yang diterapkan pada salahsatu bangunan tinggi di Jakarta. Informasi awal ini masih memerlukan pendalaman-pendalaman dan penambahan kasus-kasusproyek agar dapat merumuskan secara kualitatif dan kuantitif tentang permasalahan dan solusinya.
Sistem Penghawaan Pada Bangunan Tinggi (High Rise Building) Studi Kasus : Kuningan Tower
I Nyoman Susanta (author)
2012
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
KAJIAN STUDI ALTERNATIF DESAIN BANGUNAN TERHADAP BEBAN LATERAL PADA BANGUNAN TINGGI
DOAJ | 2023
|DOAJ | 2021
|Perancangan Struktur Sistem Rangka Bresing Tahan Tekuk - Studi Kasus Pada Bangunan Esensial
DOAJ | 2023
|ANALISIS PENERAPAN GREEN BUILDING PADA BANGUNAN PENDIDIKAN (STUDI KASUS : GREEN SCHOOL BALI)
BASE | 2018
|