A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Status Resistensi Walang Sangit (Leptocorisa acuta F.) Terhadap Insektisida Sintetik dan Kepekaannya Terhadap Beauveria bassiana Pada Tanaman Padi
Walang sangit merupakan hama utama tanaman padi. Penanggulangan hama ini sering dilakukan dengan Penggunaan insektisida sintetik secara intensif yang berpotensi memacu resistensi, sehingga deteksi resistensi secara dini perlu dilakukan agar status resistensi hama dapat diketahui lebih awal yang bermanfaat dalam menyusun strategi pengendalian hama resisten. Penelitian ini dilakukan di Desa Antirogo, Jember yang menggunakan insektisida sintetik berbahan aktif Fipronil dan di Desa Lombok Kulon, Bondowoso yang menggunakan musuh alami Beauveria bassiana. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari status resistensi walang sangit terhadap Fipronil, kepekaannya terhadap B. bassiana, perkembangan populasi dan intensitas serangan. Data populasi dan intensitas serangan ditampilkan dalam bentuk box-plot. Nisbah resistensi dianalisis dengan Regresi probit. Perbedaan populasi dan intensitas serangan kedua lokasi menggunakan uji Mann-Whitney. Hubungan antara populasi dan intensitas serangan menggunakan korelasi Spearman. Hasil penelitian adalah walang sangit Antirogo telah resisten terhadap insektisida berbahan aktif Fipronil. dengan Nisbah Resistensi 9,33. Walang sangit Antirogo peka terhadap B. bassiana dengan Nisbah Resistensi 0,28. Intensitas serangan walang sangit Antirogo pada 9 MST dan 10 MST adalah 9,38 ± 15,53 % dan 5,83 ± 11,06%. Intensitas serangan walang sangit Lombok Kulon pada 9 MST dan 10 MST adalah 2,36 ± 5,85% dan 1,50 ± 5,37%. Populasi walang sangit Antirogo pada 9 dan 10 MST adalah 0,57 ± 0,94 dan 0,37 ± 0,66. Populasi walang sangit Lombok Kulon pada 9 dan 10 MST adalah 0,39 ± 0,53 dan 0,20 ± 0,40
Status Resistensi Walang Sangit (Leptocorisa acuta F.) Terhadap Insektisida Sintetik dan Kepekaannya Terhadap Beauveria bassiana Pada Tanaman Padi
Walang sangit merupakan hama utama tanaman padi. Penanggulangan hama ini sering dilakukan dengan Penggunaan insektisida sintetik secara intensif yang berpotensi memacu resistensi, sehingga deteksi resistensi secara dini perlu dilakukan agar status resistensi hama dapat diketahui lebih awal yang bermanfaat dalam menyusun strategi pengendalian hama resisten. Penelitian ini dilakukan di Desa Antirogo, Jember yang menggunakan insektisida sintetik berbahan aktif Fipronil dan di Desa Lombok Kulon, Bondowoso yang menggunakan musuh alami Beauveria bassiana. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari status resistensi walang sangit terhadap Fipronil, kepekaannya terhadap B. bassiana, perkembangan populasi dan intensitas serangan. Data populasi dan intensitas serangan ditampilkan dalam bentuk box-plot. Nisbah resistensi dianalisis dengan Regresi probit. Perbedaan populasi dan intensitas serangan kedua lokasi menggunakan uji Mann-Whitney. Hubungan antara populasi dan intensitas serangan menggunakan korelasi Spearman. Hasil penelitian adalah walang sangit Antirogo telah resisten terhadap insektisida berbahan aktif Fipronil. dengan Nisbah Resistensi 9,33. Walang sangit Antirogo peka terhadap B. bassiana dengan Nisbah Resistensi 0,28. Intensitas serangan walang sangit Antirogo pada 9 MST dan 10 MST adalah 9,38 ± 15,53 % dan 5,83 ± 11,06%. Intensitas serangan walang sangit Lombok Kulon pada 9 MST dan 10 MST adalah 2,36 ± 5,85% dan 1,50 ± 5,37%. Populasi walang sangit Antirogo pada 9 dan 10 MST adalah 0,57 ± 0,94 dan 0,37 ± 0,66. Populasi walang sangit Lombok Kulon pada 9 dan 10 MST adalah 0,39 ± 0,53 dan 0,20 ± 0,40
Status Resistensi Walang Sangit (Leptocorisa acuta F.) Terhadap Insektisida Sintetik dan Kepekaannya Terhadap Beauveria bassiana Pada Tanaman Padi
Miftah Farid As’ad (author) / FNU Kaidi (author) / Mochamad Syarief (author)
2018
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
DOAJ | 2018
|British Library Conference Proceedings | 1995
|