A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Kajian Koefisien Limpasan Hujan Cekungan Kecil Berdasarkan Model Infiltasi Empirik untuk DAS Bagian Hulu (Kasus pada Cekungan Kecil Cikumutuk DAS Cimanuk Hulu)
Infiltrasi kumulatif dihitung oleh F(f) = f(t).t. Laju infiltrasi (f(t)) merupakan fungsi kelembaban tanah awal (2); kandungan pori drainase cepat dan drainase lambat (0c dan 0l); serta durasi dan probabilitas hujan (t dan p). Nilai F(t) (mm) semakin besar dengan bertambahnya waktu hujan dan semakin kecilnya probabilitas hujan. Nilai ini berkisar antara 1,59 – 20,50 untuk lahan palawija; 1,88 – 21,23 untuk lahan agroforestri; 1,36 – 17,84 untuk lahan tidak digarap; 1,11 – 23,88 untuk lahan kayu campuran; dan 1,28 – 22,59 untuk lahan permukiman. Koefisien limpasan riil cekungan (C); merupakan perbandingan antara limpasan hujan empirik (ROempirik) dengan limpasan hujan model (ROC). Koefisien C model cekungan kecil (CM) diformulasi sebagai fungsi dari t dan p. dengan H = (9,16 + 6,61.t). Pada hujan rendah (< 4 mm), nilai CM adalah kecil (< 0.30). Pada hujan lebih besar (> 6 - 24 mm), nilai CM lebih tinggi (≥ 0.30 – 0.60). Pada hujan > 24 mm, nilai CM cenderung menuju konstan. Nilai (1–CM) menunjukkan proporsi air dari ROC yang tersimpan pada cekungan kecil dalam bentuk intersepsi oleh tumbuhan; tertahan oleh ledok, tampungan kecil, atau reservoir-reservoir buatan, baik di permukaan maupun di dalam tanah. Simpanan ini, sekitar 40 % dari ROC.
Kajian Koefisien Limpasan Hujan Cekungan Kecil Berdasarkan Model Infiltasi Empirik untuk DAS Bagian Hulu (Kasus pada Cekungan Kecil Cikumutuk DAS Cimanuk Hulu)
Infiltrasi kumulatif dihitung oleh F(f) = f(t).t. Laju infiltrasi (f(t)) merupakan fungsi kelembaban tanah awal (2); kandungan pori drainase cepat dan drainase lambat (0c dan 0l); serta durasi dan probabilitas hujan (t dan p). Nilai F(t) (mm) semakin besar dengan bertambahnya waktu hujan dan semakin kecilnya probabilitas hujan. Nilai ini berkisar antara 1,59 – 20,50 untuk lahan palawija; 1,88 – 21,23 untuk lahan agroforestri; 1,36 – 17,84 untuk lahan tidak digarap; 1,11 – 23,88 untuk lahan kayu campuran; dan 1,28 – 22,59 untuk lahan permukiman. Koefisien limpasan riil cekungan (C); merupakan perbandingan antara limpasan hujan empirik (ROempirik) dengan limpasan hujan model (ROC). Koefisien C model cekungan kecil (CM) diformulasi sebagai fungsi dari t dan p. dengan H = (9,16 + 6,61.t). Pada hujan rendah (< 4 mm), nilai CM adalah kecil (< 0.30). Pada hujan lebih besar (> 6 - 24 mm), nilai CM lebih tinggi (≥ 0.30 – 0.60). Pada hujan > 24 mm, nilai CM cenderung menuju konstan. Nilai (1–CM) menunjukkan proporsi air dari ROC yang tersimpan pada cekungan kecil dalam bentuk intersepsi oleh tumbuhan; tertahan oleh ledok, tampungan kecil, atau reservoir-reservoir buatan, baik di permukaan maupun di dalam tanah. Simpanan ini, sekitar 40 % dari ROC.
Kajian Koefisien Limpasan Hujan Cekungan Kecil Berdasarkan Model Infiltasi Empirik untuk DAS Bagian Hulu (Kasus pada Cekungan Kecil Cikumutuk DAS Cimanuk Hulu)
Indratmo Soekarno (author) / Dede Rohmat (author)
2006
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PADA INDUSTRI KECIL DODOL DI HULU SUNGAI SELATAN
DOAJ | 2020
|Permasalahan dan Strategi Pembangunan Lingkungan Berkelanjutan Studi Kasus: Cekungan Bandung
BASE | 2014
|Analisa Cekungan Air Tanah Dalam di Bagian Barat Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah
DOAJ | 2018
|PENGELOLAAN KOTA-KOTA KECIL DI JAWA TENGAH: STUDI KASUS PADA EMPAT KOTA KECIL DI WILAYAH JOGLOSEMAR
DOAJ | 2017
|