A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
PERBANDINGAN KURVA KAPASITAS (PUSHOVER CURVE) BANGUNAN GEDUNG DENGAN VARIASI MUTU BANGUNAN
Indonesia merupakan salah satu wilayah yang tergolong rawan akan bencana geologi, khususnya gempa bumi. Berdasarkan catatan dari Badan Geologi sejak tahun 2000 hingga 2021, telah terjadi 5 hingga 26 kejadian gempa bumi yang mengakibatkan terjadinya korban jiwa, kerusakan bangunan, dimana salah satu bangunan yang terkena dampak adalah gedung perkantoran. Kapasitas struktur merupakan salah satu aspek terpenting untuk mengetahui bagaimana kapasitas maksimum yang mampu ditahan struktur bangunan. Konsep dasar dalam perencanaan struktur adalah membuat struktur yang efektif dan efisien. Hal ini di pengaruhi oleh seberapa besar (efisien) dari pemodelan struktur dengan perbedaan mutu dan dimensi yang direncanakan. Perbedaan mutu dan dimensi ini akan menyebabkan perbedaan kapasitas struktur bangunan. Tipologi gedung perkantoran yang diperoleh dari hasil survei pada 3 wilayah, yaitu Aceh, Kepulauan Riau, dan Kota Palembang dan juga berdasarkan pertimbangan engineering judgement untuk mengkategorikan tipe bangunan struktur dari Tipe 1 (Poor), Tipe 2 (Good) dan Tipe 3 (Best). Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan perbandingan perbedaan nilai kapasitas struktur dari Tipe 1 (Poor), Tipe 2 (Good) dan Tipe 3 (Best). bangunan dengan variasi 2 dan 3 lantai dengan menggunakan SAP2000. Sehingga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah dan swasta dalam perencanaan struktur yang direncanakan. Perbandingan kurva kapasitas arah x dan arah y pada model lantai 2 menunjukkan persentase perbedaan sebesar 3% sedangkan model 3 lantai sebesar 8,85%. Berdasarkan persentase perbedaann tersebut menunjukkan tidak ada signifikansi perbedaan yang terjadi. Berdasarkan perbandingan kurva kapasitas, arah x dan arah y untuk model 2 dan 3 lantai menunjukkan nilai disipasi energi terbesar yaitu pada struktur 2 lantai tipe 3 (Best) dan nilai disipasi energi terkecil yaitu pada struktur 3 lantai tipe 1 (Poor). Persentase perbedaan selisi nilai disipasi energi dari kedua struktur mencapai 79%. Hal ini menunjukkan signifikansi perbedaan nilai disipasi energi terhadap perubahan dimensi dan peningkatan lantai.
PERBANDINGAN KURVA KAPASITAS (PUSHOVER CURVE) BANGUNAN GEDUNG DENGAN VARIASI MUTU BANGUNAN
Indonesia merupakan salah satu wilayah yang tergolong rawan akan bencana geologi, khususnya gempa bumi. Berdasarkan catatan dari Badan Geologi sejak tahun 2000 hingga 2021, telah terjadi 5 hingga 26 kejadian gempa bumi yang mengakibatkan terjadinya korban jiwa, kerusakan bangunan, dimana salah satu bangunan yang terkena dampak adalah gedung perkantoran. Kapasitas struktur merupakan salah satu aspek terpenting untuk mengetahui bagaimana kapasitas maksimum yang mampu ditahan struktur bangunan. Konsep dasar dalam perencanaan struktur adalah membuat struktur yang efektif dan efisien. Hal ini di pengaruhi oleh seberapa besar (efisien) dari pemodelan struktur dengan perbedaan mutu dan dimensi yang direncanakan. Perbedaan mutu dan dimensi ini akan menyebabkan perbedaan kapasitas struktur bangunan. Tipologi gedung perkantoran yang diperoleh dari hasil survei pada 3 wilayah, yaitu Aceh, Kepulauan Riau, dan Kota Palembang dan juga berdasarkan pertimbangan engineering judgement untuk mengkategorikan tipe bangunan struktur dari Tipe 1 (Poor), Tipe 2 (Good) dan Tipe 3 (Best). Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan perbandingan perbedaan nilai kapasitas struktur dari Tipe 1 (Poor), Tipe 2 (Good) dan Tipe 3 (Best). bangunan dengan variasi 2 dan 3 lantai dengan menggunakan SAP2000. Sehingga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah dan swasta dalam perencanaan struktur yang direncanakan. Perbandingan kurva kapasitas arah x dan arah y pada model lantai 2 menunjukkan persentase perbedaan sebesar 3% sedangkan model 3 lantai sebesar 8,85%. Berdasarkan persentase perbedaann tersebut menunjukkan tidak ada signifikansi perbedaan yang terjadi. Berdasarkan perbandingan kurva kapasitas, arah x dan arah y untuk model 2 dan 3 lantai menunjukkan nilai disipasi energi terbesar yaitu pada struktur 2 lantai tipe 3 (Best) dan nilai disipasi energi terkecil yaitu pada struktur 3 lantai tipe 1 (Poor). Persentase perbedaan selisi nilai disipasi energi dari kedua struktur mencapai 79%. Hal ini menunjukkan signifikansi perbedaan nilai disipasi energi terhadap perubahan dimensi dan peningkatan lantai.
PERBANDINGAN KURVA KAPASITAS (PUSHOVER CURVE) BANGUNAN GEDUNG DENGAN VARIASI MUTU BANGUNAN
Cut Nella Asyifa (author) / Adrian Ulza (author) / Luthfi Chaliqi Taufiq (author)
2023
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Evaluasi Struktur Bangunan Pasar Inpress Blok IV Gedung B dengan Metode Pushover
BASE | 2021
|DOAJ | 2021
|