A platform for research: civil engineering, architecture and urbanism
Pengontrolan Retak pada Beton dengan Optimalisasi Interaksi Komposit Beton pada Interface Zone
Abstrak Studi ini melakukan kajian yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya retak awal dan perambatannya yang rentan terjadi pada struktur-struktur di daerah marine. Retak beton yang terjadi merambat terutama di sepanjang interface zone yang secara signifikan dikondisikan oleh karakteristik agregat. Karakteristik agregat sebagai pengisi beton memiliki peran signifikan sebagai media pelepasan energi regangan dan dikenal sebagai energi fraktur. Hubungan energi fraktur dengan sifat material belum diidentifikasi secara jelas, dan sebagian besar studi menunjukkan ketidakpekaan relatif terhadap faktor air-semen, di mana retakan beton merambat terutama di sepanjang antarmuka agregat-semen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental tentang karakteristik fraktur beton dengan variasi gradasi agregat kasar diameter maksimum 25 mm dan 20 mm, serta variasi faktor air-semen (w/c rasio) 0,30, 0,40 dan 0,6 dengan diameter maksimum agregat kasar 19 mm. Eksperimen meliputi uji kuat tekan dan uji parameter fraktur yang terdiri dari energi fraktur dan faktor intensitas tegangan. Tes lentur tiga titik dipilih berdasarkan rekomendasi RILEM untuk menghitung parameter fraktur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa gradasi agregat yang digunakan dalam campuran beton mempengaruhi energi fraktur beton. Energi puncak tertinggi didapat dengan menggunakan gradasi agregat menerus. Ukuran maksimum agregat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap energi fraktur. Semakin besar ukuran maksimum agregat dalam campuran beton, semakin tinggi energi puncak yang dicapai. Gradasi seragam dengan ukuran maksimum yang lebih kecil memiliki nilai kuat tekan yang tinggi namun energi fraktur yang rendah. Kuat tekan meningkat dengan menurunnya w/c rasio air-semen, sedangkan energi fraktur tidak memberikan pola yang sama dengan kuat tekan dengan perubahan w/c rasio. Abstract This study conducts a significant study of the possibility of initial cracking and its propagation, which is susceptible to concrete structures. Concrete cracks that occur propagate mainly along the interface (interface zone) which is significantly influenced by the cement water factor and aggregate characteristics, as a concrete filler have a significant role as a strain energy release media known as fracture energy (GF). The relationship of fracture energy to material properties has not been clearly identified, besides that most studies show a relative insensitivity to the water-cement factor, where concrete cracks propagate mainly along the aggregate-cement interface. This study is an experimental study of the characteristics of concrete fractures with variations in coarse aggregate gradations, namely uniform coarse gradations with the maximum diameter of 25 mm (25 S) and 20 mm (20 S); continuous coarse aggregate with the maximum diameter of 25 mm (25 M), as well as variations in the water-cement factor (w / c ratio): 0.30 (HSC); 0.40 (MSC) and 0.6 (NSC) with a coarse aggregate maximum diameter of 19 mm. Experiments include compressive strength tests and concrete fracture property tests consisting of fracture energy
Pengontrolan Retak pada Beton dengan Optimalisasi Interaksi Komposit Beton pada Interface Zone
Abstrak Studi ini melakukan kajian yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya retak awal dan perambatannya yang rentan terjadi pada struktur-struktur di daerah marine. Retak beton yang terjadi merambat terutama di sepanjang interface zone yang secara signifikan dikondisikan oleh karakteristik agregat. Karakteristik agregat sebagai pengisi beton memiliki peran signifikan sebagai media pelepasan energi regangan dan dikenal sebagai energi fraktur. Hubungan energi fraktur dengan sifat material belum diidentifikasi secara jelas, dan sebagian besar studi menunjukkan ketidakpekaan relatif terhadap faktor air-semen, di mana retakan beton merambat terutama di sepanjang antarmuka agregat-semen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental tentang karakteristik fraktur beton dengan variasi gradasi agregat kasar diameter maksimum 25 mm dan 20 mm, serta variasi faktor air-semen (w/c rasio) 0,30, 0,40 dan 0,6 dengan diameter maksimum agregat kasar 19 mm. Eksperimen meliputi uji kuat tekan dan uji parameter fraktur yang terdiri dari energi fraktur dan faktor intensitas tegangan. Tes lentur tiga titik dipilih berdasarkan rekomendasi RILEM untuk menghitung parameter fraktur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa gradasi agregat yang digunakan dalam campuran beton mempengaruhi energi fraktur beton. Energi puncak tertinggi didapat dengan menggunakan gradasi agregat menerus. Ukuran maksimum agregat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap energi fraktur. Semakin besar ukuran maksimum agregat dalam campuran beton, semakin tinggi energi puncak yang dicapai. Gradasi seragam dengan ukuran maksimum yang lebih kecil memiliki nilai kuat tekan yang tinggi namun energi fraktur yang rendah. Kuat tekan meningkat dengan menurunnya w/c rasio air-semen, sedangkan energi fraktur tidak memberikan pola yang sama dengan kuat tekan dengan perubahan w/c rasio. Abstract This study conducts a significant study of the possibility of initial cracking and its propagation, which is susceptible to concrete structures. Concrete cracks that occur propagate mainly along the interface (interface zone) which is significantly influenced by the cement water factor and aggregate characteristics, as a concrete filler have a significant role as a strain energy release media known as fracture energy (GF). The relationship of fracture energy to material properties has not been clearly identified, besides that most studies show a relative insensitivity to the water-cement factor, where concrete cracks propagate mainly along the aggregate-cement interface. This study is an experimental study of the characteristics of concrete fractures with variations in coarse aggregate gradations, namely uniform coarse gradations with the maximum diameter of 25 mm (25 S) and 20 mm (20 S); continuous coarse aggregate with the maximum diameter of 25 mm (25 M), as well as variations in the water-cement factor (w / c ratio): 0.30 (HSC); 0.40 (MSC) and 0.6 (NSC) with a coarse aggregate maximum diameter of 19 mm. Experiments include compressive strength tests and concrete fracture property tests consisting of fracture energy
Pengontrolan Retak pada Beton dengan Optimalisasi Interaksi Komposit Beton pada Interface Zone
Resmi Bestari Muin (author) / Sagir Alva (author) / Agnes Hanna Patty (author) / Fidi Fidi (author) / Adelfy Dara Arianti (author)
2020
Article (Journal)
Electronic Resource
Unknown
Metadata by DOAJ is licensed under CC BY-SA 1.0
Pengontrolan Retak pada Beton dengan Optimalisasi Interaksi Komposit Beton pada Interface Zone
DOAJ | 2020
|PERHITUNGAN LEBAR RETAK PADA BETON PRATEKAN PARSIAL DENGAN UNIFIED APPROACH
DOAJ | 2000
|INTERAKSI ANTARA GAYA AKSIAL DAN MOMEN PADA KOLOM BETON DENGAN TULANGAN BAMBU
BASE | 2012
|Permodelan Retak Pada Balok Beton Bertulang Menggunakan Program Bantu Elemen Hingga
DOAJ | 2021
|